"Menikah lah dengan saya Jeslyn! Ini perintah bukan penawaran!"
"A-pa!?"
Menikah dengan boss sendiri!? Jeslyn tak pernah berpikir bahwa Louis akan melamar nya secara tiba-tiba, padahal lelaki itu jelas tidak mecintai nya! Apa yang sebenar nya lelaki itu inginkan hingga memaksa Jeslyn untuk tidak menolak titahan tersebut? Apakah sebuah keterpaksaan dari seseorang? Balas dendam? Atau alasan lain nya? Cukup Tuhan dan Louis yang tau!
Jeslyn yang memang tidak memiliki power apapun pun terpaksa mengiyakan keinginan dari Louis tanpa tau alasan pria itu ingin menikahi nya.
Lalu, bagaimana kehidupan Jeslyn kelak? Akan kah ia mampu untuk meluluhkan hati Louis? Sedangkan lelaki itu memiliki sifat kaku, dingin tak tersentuh, dan temperamental!? Belum lagi, Louis yang masih terbayang-bayang oleh masa lalu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bertepuk12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Tepukan pada bahu dapat Jeslyn rasakan, spotan membuat kepala nya tertoleh, menatap si pelaku penuh tanda tanya, saat gadis itu menampilan ekspresi konyol tanpa suara.
"Kenapa wajah mu suram begitu?" Tanya Jeslyn heran.
"Liat Celia! Dia menatap ku seolah-olah ingin mencincang, memelintir, serta menguliti ku secara hidup-hidup, itu menakutkan Jes!"
Afnan mengadu bagai anak itik pada sang induk sembari mendudukan tubuh nya disamping Jeslyn secara kasar hingga membuat deritan kursi terdengar.
"Heyy kerdil! Kau yang memulai hingga aku tanpa sadar mengeluarkan umpatan didepan Kenan." Suara Celia menimpali begitu saja, masih terlihat raut wajah tak senang yang wanita itu tampilkan.
Disya memutar bola mata nya jengah, "Kau takut tak mendapat jatah dari Kendirck ya?" Tanya nya tiba-tiba.
Melototkan mata, namun pada akhirnya Celia tersenyum tanpa dosa, "Benar sih, Kendirck pasti akan menghukum ku dengan tidak memberi jatah, goddamn! Aku tidak mau! Afnan, ini salah mu, kau tau!?"
Menjulurkan lidah nya, lalu Afnan menurunkan bibir seolah-olah tengah mengejek, "Tidak tau."
"Fuck, padahal aku sudah memikirkan gaya untuk malam ini, namun kau mengacaukan nya!" Tuding Celia dengan tak ramah, lantas ia menyilangkan tangan seolah-olah tengah menahan kekesalan.
Namun yang tengah disalah kan mati-matian itupun terdiam, menulikan indra pendengaran.
"Disya, Catherine menggemaskan sekali, gaya apa yang kau pakai hingga si curut ini lahir?" Tanya Afnan antusias.
Sejenak Disya mengatupkan bibir nya, tak expect akan pertanyaan dari Afnan yang terkesan diluar nalar, dan itu merupakan pertanyaan tak bermutu.
"Kau gila? Pertanyaan macam apa itu!" Sewot Disya dengan bibir mencabik.
"Biarkan saja Sya! Dia selalu menanyakan tentang gaya pembuatan anak, padahal memiliki pacar saja belum apalagi suami, dasar pelawak!" Cetus Celia sembari mengeluarkan seringai nya di ujung bibir.
Afnan pun menoleh, menatap Celia penuh permusuhan, "Heh jangan mengejek ku ya bu, ak-"
"Heh-----, Kau memanggil ku bu!?"
"Memang nya aku harus memanggil mu apa? Kau sudah menjadi ibu-ibu, pftttt-"
"ENAK SAJA, AKU BELUM MENJADI IBU-IBU YA!"
"Jangan mengelak dong!"
"Afnan, jika aku marah aku benar-benar akan menyumpal mulut mu itu menggunakan kaki kudanil!"
Perdebatan itu membuat Jeslyn terusik hingga ia menghela nafas kecil, "Sudah! Kalian ini, diam lah sejenak tidak liat Catherine tengah tidur?"
Afnan menoleh, memasang raut wajah tak ingin mengalah, "Huh, salahkan Celia!"
"Loh mengapa aku? Memang nya pernyataan ku salah? Kau belum memiliki suami namun selalu bertanya mengenai gaya sex! Itu tidak masuk akal kau tau?"
"Jika tidak masuk akal, ya masukan saja agar masuk akal!" Ketus Afnan mengacungkan jari tengah nya sebal tak peduli apalagi ucapan nya itu terdengar berbelit bagai rel kereta api.
"Sudah sudah! Kepala ku akan pecah jika kalian terus berdebat."
Disya menjadi penengah, sejenak memijat pelipis nya yang terasa cenat cenut karena mendengar suara lantang Celia dan suara nyaring Afnan, untung saja Catherine tak terganggu dan masih tertidur lelap.
Mengangguk, Afnan memilih untuk mengambil kaleng soda dan meneguk nya hingga tandas tak tersisa.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku Sya."
"Gaya batu." Disya menjawab tanpa berpikir dua kali, lalu tanpa sadar ia mengendikan bahu acuh.
Kening Celia terangkat, "Gaya batu? gaya macam apa itu? Kalian tidak bergerak atau posisi nya seperti batu?"
"Benar, gaya macam apa itu? Aku tidak pernah dengar." Afnan, wanita itu sependapat dengan Celia.
"Tanya saja pada Bryan, aku malu menjelaskan." Lagi-lagi Disya menjawab asal, mana tau ia mengenai gaya batu?
Decakan terdengar, Afnan menggaruk pipi nya pelan tanda kebingungan, "Jadi aku harus bertanya pada Kak Bryan?"
"Benar, memang nya untuk apa kau bertanya mengenai masalah itu? Jangan-jangan kau ingin menggunakan gaya ku untuk bermain bersama gigolo mu?" Tanya Disya sedikit histeris, membayangkan Afnan bersama gigolo nya saja sudah membuat nya merinding bukan main.
Tatapan datar Afnan layangkan, "Enak saja! Aku ini masih terjamin ting ting tau, ciuman saja tidak pernah apalagi melakukan hubungan aye-aye!"
"Lalu?"
"Untuk Jeslyn dan Kak Louis."
P**LAK**.....
Jitakan kasar langsung membunus kasar tepat didahi Afnan hingga sang empu meringis diatas keterkejutan nya.
Tentu saja sang pelaku adalah Jeslyn, nama gadis itu yang tiba-tiba dibawa ke dalam ranah pertanyaan tak bertunang dan jawaban tak masuk akal.