NovelToon NovelToon
Jadi Selir Didunia Kolosal

Jadi Selir Didunia Kolosal

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Time Travel
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilatin

Ji An Yi adalah seorang gadis biasa yang mendapati dirinya terjebak di dalam dunia kolosal sebagai seorang selir Raja Xiang Rong. Dunia yang penuh dengan intrik, kekuasaan, dan cinta ini memaksanya untuk menjalani misi tak terduga: mendapatkan Jantung Teratai, sebuah benda mistis yang dapat menyembuhkan penyakit mematikan sekaligus membuka jalan baginya kembali ke dunia nyata.

Namun, segalanya menjadi lebih rumit ketika Raja Xiang Rong-pria dingin yang membencinya-dan Xiang Wei, sang Putra Mahkota yang hangat dan penuh perhatian, mulai terlibat dalam perjalanan hidupnya. Di tengah strategi politik, pemberontakan di perbatasan, dan misteri kerajaan, Ji An terjebak di antara dua hati yang berseteru.

Akankah Ji An mampu mendapatkan Jantung Teratai tanpa terjebak lebih dalam dalam dunia penuh drama ini? Ataukah ia justru akan menemukan sesuatu yang lebih besar dari misi awalnya-cinta sejati yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30 Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?

Setelah seharian berjalan-jalan di luar istana, Xiang Wei mengantarkan Ji An kembali ke paviliunnya. Langit mulai gelap, dan angin malam yang sejuk berhembus lembut, membawa keheningan yang terasa mendalam di antara mereka.

Ji An membungkuk hormat dengan senyuman lembut di wajahnya. "Terima kasih, Yang Mulia, atas waktu dan perhatiannya hari ini. Hamba sangat menikmati perjalanan ini."

Xiang Wei, yang berdiri dengan postur tegas, hanya membalas dengan senyuman tipis. Namun, di dalam hatinya, ada badai perasaan yang tak mampu ia kendalikan.

Saat Ji An berbalik untuk masuk ke paviliunnya, langkah Xiang Wei maju dengan cepat. Suaranya memanggil, lembut namun penuh beban.

"Ji An Yi..."

Ji An berhenti di ambang pintu, menoleh perlahan. Tatapan matanya yang penuh tanda tanya bertemu dengan mata Xiang Wei, yang terlihat rapuh namun penuh tekad.

Jantung Xiang Wei berdebar kencang. Kata-kata yang selama ini ia pendam tiba-tiba keluar begitu saja, tanpa bisa ia tahan.

"Apa kau bersedia menjadi Permaisuriku?"

Dunia Ji An terasa berhenti seketika. Matanya membesar, tubuhnya membeku, dan kata-kata itu menggema di telinganya. Atmosfer di sekeliling mereka berubah menjadi tegang dan penuh ketidakpastian. Ji An tidak tahu harus merespons apa.

Namun, di sudut bayangan, Raja Xiang Rong berdiri tak jauh dari mereka. Ia baru saja tiba di paviliun Ji An, ia berniat untuk mengunjungi Ji An malam itu.

Namun siapa sangka ia mendengar kakaknya sendiri menyatakan cinta pada istrinya secara terang terangan.

Mata Xiang Rong menyipit tajam, rahangnya mengeras mendengar pengakuan Xiang Wei. Amarah bercampur rasa sakit mengalir deras di hatinya, meski ia sendiri tidak mengerti mengapa perasaan itu muncul begitu kuat.

Bukankah selama ini ia selalu membenci Ji An Yi? Bukankah ia menganggap wanita itu hanya beban dan sumber masalah, mengingat perbuatannya yang mencoreng harga dirinya waktu itu? Namun kini, mendengar kakaknya—Xiang Wei—mengutarakan sesuatu yang begitu intim kepada Ji An, ada sesuatu dalam dirinya yang bergejolak.

Tidak rela.

Xiang Rong tidak bisa memungkiri perasaan itu. Meski ia menolak mengakuinya, ada rasa kepemilikan yang muncul begitu saja. Ji An Yi adalah miliknya. Tidak peduli apa yang terjadi di antara mereka, wanita itu adalah istrinya, dan kenyataan bahwa Xiang Wei, kakaknya sendiri, seolah berusaha merebutnya, membuat darahnya mendidih.

Ia ingin melangkah ke hadapan mereka, ingin meluapkan amarahnya, ingin menyatakan keberatannya. Tapi pada akhirnya, ia menahan dirinya. Ia berbalik dan kembali ke kediamannya, menekan perasaan cemburu yang tidak jelas dan membingungkan ini.

Di dalam ruangannya, Xiang Rong berdiri di depan jendela, memandangi malam yang kelam. Napasnya berat, pikirannya kusut. "Apa yang salah denganku?" gumamnya, tangan mengepal di sisi tubuhnya. "Kenapa aku harus peduli pada wanita itu?"

Namun, meski ia mencoba menyangkal, hatinya tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Ia tahu, rasa itu lebih dari sekadar amarah atau ego terluka. Ada sesuatu yang mulai tumbuh di dalam dirinya, sesuatu yang belum pernah ia izinkan berkembang sebelumnya.

****

Sementara itu, di paviliunnya, Ji An duduk di tepi ranjangnya, matanya menerawang. Malam ini terlalu penuh dengan kejadian yang tidak terduga. Ucapan Xiang Wei, kehadiran Xiang Rong yang diam-diam ia sadari sebelum pria itu pergi, semua itu membuat pikirannya berkecamuk.

"Apa sebenarnya yang terjadi kali ini ? Kenapa semua begitu merumitkan ku " bisiknya, memegang dada yang terasa sesak.

Ji An menekan pelipisnya kepalanya sungguh pening,ia hanya ingin menjalankan misi untuk mendapatkan setengah hati Xiang Rong kenapa semua menjadi terbelit belit.

Lin Li masuk perlahan, membawa secangkir teh hangat. "Nona, mungkin Anda harus beristirahat. Wajah Anda terlihat sangat lelah," katanya lembut, meletakkan cangkir itu di meja dekat ranjang.

Ji An memaksakan senyuman. "Terima kasih, Lin Li. Aku hanya perlu waktu untuk berpikir."

***

Sementara itu, Xiang Wei hanya mampu memandangi sinar bulan yang menerobos melalui jendela kamarnya. Cahaya lembut itu menyoroti wajahnya yang dipenuhi tekad, meski dalam hatinya ada rasa cemas dan keraguan yang bergejolak.

Jawaban Ji An malam itu, atau lebih tepatnya, diamnya Ji An, telah memberikan arti yang mendalam bagi Xiang Wei. Ia mengerti bahwa Ji An tidak bisa memberikan jawaban langsung, tetapi itu tidak mematahkan semangatnya. Sebaliknya, hal itu justru menguatkan tekadnya.

"Ji An Yi," gumam Xiang Wei, tatapannya terfokus pada bulan di langit. "Aku akan kembali padamu. Aku akan melamarmu dengan cara yang layak—sebagai seorang pria yang benar-benar mencintaimu, bukan sebagai seorang pangeran yang hanya bisa menawarkan status."

Xiang Wei menggenggam erat cangkir teh di hadapannya, pikirannya dipenuhi rencana untuk masa depan. Namun, ia sadar bahwa jalan menuju tujuannya tidak akan mudah. Ji An bukan hanya seorang wanita biasa; ia adalah istri adiknya sendiri, Raja Xiang Rong, seorang pria yang meski dingin, tidak mungkin sepenuhnya tidak peduli pada Ji An.

"Aku harus bergerak dengan hati-hati," Xiang Wei berkata pada dirinya sendiri. "Jika aku ingin menjadikannya milikku, aku harus melindunginya dari apa pun yang dapat melukainya—termasuk dari adikku sendiri."

Di dalam paviliunnya, Ji An merenungi situasinya. Sebagai wanita cerdas yang memiliki tujuan jelas, ia tahu bahwa keterlibatan emosional seperti ini dapat menghancurkan misinya. Namun, perasaan adalah sesuatu yang sulit dikendalikan. Ucapan Xiang Wei tadi bukan hanya membuatnya terkejut, tetapi juga menyadarkannya akan hal yang selama ini ia abaikan—bahwa ia menjadi pusat perhatian dua pria yang sama-sama berbahaya.

"Apakah aku sudah melangkah terlalu jauh?" pikir Ji An, menggenggam cangkir teh yang telah dingin. Xiang Wei, dengan sikap lembut dan perhatian yang ia tunjukkan, memberikan Ji An rasa aman yang tak pernah ia dapatkan dari Xiang Rong. Namun, di sisi lain, Xiang Rong, meski dingin dan sering kali menyakitinya dengan kata-kata, tetap adalah pria yang menjadi bagian dari misinya. Ji An tahu bahwa hatinya tidak boleh terlibat.

Tetapi apakah benar begitu?

Lin Li, pelayannya yang setia, menatap Ji An dengan prihatin. "Nona, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan... Anda terlihat lebih bimbang dari biasanya. Apakah ini ada hubungannya dengan... Yang Mulia Raja?" tanya Lin Li hati-hati.

Ji An terdiam sesaat, kemudian tersenyum samar. "Lin Li, kadang aku berpikir... apakah aku pantas untuk menjalani semua ini? Apakah misi ini benar-benar layak mengorbankan perasaan dan kebahagiaan orang lain?"

Lin Li tertegun, namun akhirnya menjawab dengan lembut. "Nona, apapun yang Anda pilih nanti, saya yakin itu adalah keputusan yang benar. Namun, ingatlah, Anda juga manusia, dan manusia tidak bisa hidup hanya dengan logika. Anda berhak untuk bahagia."

---

1
Hana Agustina
jejak kaki ku disini thor.. pake mawar juga..
Haraa Boo
semangat kaka,
jangan lupa mmpir balik ya🥰
Hana Agustina
nyebelin banget sih thor.. permaisuri sllu dikasih kesempatan.. si ji an yi seolah g dpt ruang gerak utk dia bs membela diri... males dahh lama lama.. geregetan
Vanilatin
suka siapa ni visual nya?/Drool/
yanah~
Mampir kak 🤗 visualnya kesayangan aku 😍
Armyati
tentu saja trs bertahan n takkan pernah menyerah sampai kau sang raja yg akhirnya akn sangat sangat sangat menyesal nantinya 😏 semangat selir ji an yi n semangat jg buat author 💪💪💪💪
Hana Agustina
ku tinggalin jejak yaaa Thor
_arruaa
mant
Shion Fujino
Terus berinovasi ya author, semoga sukses dengan ceritanya!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Gak bisa berhenti baca
khun :3
Dari awal sampai akhir, cerita ini membuatku terkesima. Bagus banget thor 👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!