Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 07 : Hari yang melelahkan
2 jam kemudian ....
"Para gangster ini hanya menambah pekerjaan kita saja! lagipula mau sampai kapan kita terus-terusan menunggu mereka di sini? ini sudah hampir yang ke tiga jam, sungguh sangat membosankan!" ucap personel tuan Julian mulai kelelahan.
"Huahhh ... , tunggu saja sebentar, lagipula apa yang harus kita takutkan? ketika mereka sadar nanti, mereka pasti akan pergi dengan sendirinya," ucap Justin berbicara dengan mata tertutupnya itu.
"Apa yang Justin ucapankan itu benar, lebih baik kita tidur sebentar saja, lagian Same juga belum kembali lagi," ucap rekannya dengan mata tertutup juga.
Sementara itu di perjalanan menuju kembali ke hotel, Samuel terlihat sedang tertidur pulas di dalam mobil mewah milik tuan Julian.
Suara dengkurnya itu mengalahkan suara panggilan di handphonenya. Sudah banyak yang menelepon Samuel, tapi dia tetap saja tertidur pulas.
Sementara di dalam hotel, semua rekannya sudah sangat lama menunggu kehadirannya di sana sampai-sampai sebagian rekannya sudah ada yang tertidur pulas, dan sebagiannya lagi masih dalam keadaan setengah sadar dari tidurnya.
"Jangan, jangan pergi! tolong jangan pergi! aku masih saaa ... , huahhh ... , hmm," salah satu rekan dari mereka terlihat mengigau, hingga mana tangannya pun ikut memberikan reaksi dalam mimpinya.
"Diam! kalau mau tidur tinggal tidur saja, tidak usah mengigau," ucap rekannya sembari menampar pipi rekannya itu.
Rekannya yang mengigau itu sempat terkejut, tapi tak lama kemudian dia tertidur kembali seraya menggaruk pipinya yang tertampar tadi.
Sudah hampir 5 jam mereka berada di dalam sana, dan Samuel belum juga tiba. Semua rekannya lelah menunggu, sampai pada akhirnya mereka pun tertidur semua.
Hingga menuju matahari terbit, mereka masih saja tertidur pulas di dalam sana. Sementara itu mereka tidak menyadari kepergian para gangster-gangster jalanan itu di malam hari kemarin.
Para pekerja hotel pun mulai berdatangan, mereka semua terkejut pada saat melihat anak buah tuan Julian yang tertidur di bawah lantai hotel itu.
Ditambah dengan wajah-wajah lebam mereka dan juga posisi pada saat mereka tertidur, bahkan para pekerja hotel itu melihat ada beberapa anak buah tuan Julian yang tubuhnya tertimpa oleh barang-barang hotel, seperti lemari, vas bunga, dan bahkan para pekerja hotel ada yang melihat kepala anak buah tuan Julian itu masuk ke dalam guci.
"Mereka ini ya! sebenarnya apa yang sudah terjadi di malam hari itu? bukan kah semuanya sudah selesai, dan tuan Julian pun telah di selamatkan," ucap Clara yang merupakan kekasih Justin.
Clara melihat ke segala arah, dan tentunya dia hanya ingin memastikan apakah kekasihnya itu berada di dalam sana.
Clara tak dapat menemukan keberadaan Justin, dia mengira kekasihnya itu tidak terlibat dalam pertarungan yang terjadi di malam hari itu.
Akhirnya Clara pun menghembuskan napas leganya, ternyata kekasihnya itu menepati janji yang dia berikan kepada Justin.
Sementara itu, Samuel masih tertidur pulas di dalam mobil mewah milik tuan Julian. Dia tak sadar bahwa di luar sana ada banyak orang dan juga polisi yang sedang memperhatikannya.
"Hallo, tuan, apakah anda baik-baik saja di dalam sana? saya dari pihak kepolisian ingin membantu anda", ucap petugas polisi sambil mengetuk pintu kaca mobil yang dikendarai oleh Samuel itu.
"Ahhh ... , mengganggu saja, siapa di sana?", ucap Samuel setengah sadar.
Huahhh ....
Samuel menguap seraya menggaruk-garuk lehernya. Kesadarannya belum semuanya pulih, dan kali ini dia membalikan badannya. Pada saat itu dia mulai terkejut, mengapa ada banyak orang di luar sana.
....
Glikkk ....
Suara pintu kaca mobil yang di buka.
Petugas polisi kembali bertanya, "Tuan, apakah anda baik-baik saja? sebenarnya apa yang sudah terjadi kepada anda?", tanya petugas polisi itu sambil memperhatikan wajah Samuel.
Samuel melihat ke segala arah, dan sekarang dia merasa malu karena menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di sana.
Dia mendengar bisikan-bisikan serta tuduhan-tuduhan dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Ada yang menuduhnya kecelakaan, ada yang menuduhnya mabuk-mabukan, serta ada juga yang menuduhnya ketiduran.
"Anu, saya ketiduran pak, soalnya hari ini pekerjaan saya benar-benar melelahkan, jadi saya memarkirkan mobil saya di sini untuk melampiaskan rasa lelah saya," ucap Samuel menahan rasa malunya.
Setelah orang-orang di sekelilingnya itu mengetahui penyebab Samuel tertidur di dalam mobil karena apa, mereka pun kini pergi dari lokasi tersebut.
"Bila tidak ada sesuatu hal yang terjadi kepada anda, maka segeralah pergi ketika anda sudah benar-benar sadar sepenuhnya dari tidur anda. Kalau begitu saya izin pamit, selamat pagi," ucap petugas polisi seraya pergi meninggalkan Samuel.
Samuel pun terdiam sejenak sembari menyandarkan tubuhnya dengan damai di kursi mobil itu. Pada saat dia menyandarkan tubuhnya, dia teringat sosok pemuda yang pernah membantunya malam itu.
"Apakah orang itu benar-benar kuat, jika ucapan dokter Ripka itu benar, maka saya harus segera menemukannya," ucap Samuel dalam hati. Tak lama setelah memikirkan sosok pemuda misterius itu, Samuel pun mulai menjalankan mobilnya.
Setengah jam kemudian. Akhirnya Samuel pun tiba di hotel Elite Green House. Samuel terkejut pada saat melihat para rekannya yang masih tertidur pulas itu, padahal sekarang mereka semua sudah harus bersiap untuk mengawal tuan Julian.
Rencananya hari ini tuan Julian akan pergi ke wilayah Republik 2 untuk menjalani rapat besar sekaligus menjalani kontrak bisnis dengan keluarga bangsawan.
Di sana Samuel melihat Clara yang sepertinya dia sedang menelepon seseorang. Dengan raut wajah kesalnya itu, Samuel sudah dapat memastikan kalau Clara pasti sedang menelepon Justin.
Samuel menghampiri Clara seraya mengambil hanphone milik Clara.
"Dalam situasi seperti ini, Jes pasti tidak akan menjawab panggilan telepon dari kamu itu. Lebih baik sekarang kamu pergi menghampirinya langsung, memangnya kamu tidak melihatnya Ra?", tanya Samuel menahan rasa ingin tertawanya itu.
"Same! kok, kamu bisa ada di sini?", tanya Clara heran.
"Semalam kan kamu ada di sini Ra, dan kamu juga melihatnya sendiri bukan? aku bersama dengan rekan-rekan ku yang lainnya ada di sini, masa kamu sudah lupa," ucap Samuel sambil memberikan handphone milik Clara itu.
"Engga, maksud aku bukan gitu. Memangnya semalam ada kejadian apa lagi sih Same? bukan kah tuan Julian sudah berhasil diselamatkan, dan pertanyaan aku, kenapa sekarang kamu tidak ada bersama dengan mereka saat ini?", tanya Clara kembali.
"Semalam, ketika kamu dan para tamu undangan tuan Julian pergi, ada beberapa anggota gangster yang datang ke hotel ini Ra."
"Kalian kan banyakan Same, mengapa mereka bisa mengacak-acak semua barang-barang yang ada di dalam hotel ini," ucap Clara terlihat meremehkan.
"Beberapa yang aku maksud itu ada tiga ratus orang dari berbagai aliansi Ra, dan kelima aliansi gangster itu merupakan sekumpulan berandalan yang selalu mencari masalah dengan orang lain."
Clara terdiam, dia terkejut setelah mendengarkan cerita yang sebenarnya sudah terjadi kepada mereka tadi malam.
"Tapi, kamu tenang saja, mereka bukan lah sekumpulan gangster yang begitu berbahaya, mereka terkenal hanya karena barang ilegal yang mereka ciptakan dan yang mereka jual hingga ke negara lain, selebihnya mereka hanya sekumpulan gangster kecil saja, bukan merupakan gangster terkuat yang ada di wilayah ini," penjelasan Samuel itu tidak memberikan reaksi apa pun terhadap Clara, sehingga Samuel pun memberikan reaksi kecewanya itu seraya menundukan kepalnya.