Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 35 - Sedang Tidak Baik-baik Saja
Dulu Adrian lahir prematur, perkembangannya mengalami banyak kesulitan. Dibandingkan anak seusianya Adrian lebih kecil. Namun keadaan ini Aruni manfaatkan untuk merubah usia sang anak.
Aruni terpaksa mengambil langkah itu juga untuk mengelabuhi keluarga Abraham, agar tak ada satupun yang mengira bahwa Adrian adalah darah daging Gionino.
Para tetangga juga mengetahui tentang keberadaan ini, tapi selama ini mereka tak pernah mempertanyakan lebih pada Aruni, kenapa sampai merubah usia Adrian.
Pikir semua orang itu adalah keputusan Aruni, tak sepatutnya mereka ikut campur terlalu dalam. Lagipula sejak dulu Aruni dikenal sebagai wanita yang sangat baik, hingga semua kebaikan itulah yang membuat semua orang tak terlalu mempersoalkan hal yang lainnya.
Namun hari ini kesabaran Yanti seperti telah habis, dia benci sekali tiap melihat Aruni yang begitu tunduk pada Hendra. Pria badjingan, pria paling kurang ajjar yang pernah dia tahu.
Karena itulah Yanti bertanya demikian, menerka apakah Aruni menyembunyikan sesuatu, tentang Adrian yang jadi kelemahan wanita itu.
"Ya ampun Mbak, kenapa bicara seperti itu? Mas Hendra adalah papanya Adrian," bohong Aruni, dia tak berani menatap kedua mata Yanti ketika menjawab. Takut sekali rahasia ini diketahui oleh banyak orang.
"Dulu, dulu aku merubah usia Adrian karena masih belum sanggup untuk biaya pendidikannya. Jadi ku undur satu tahun," kilah Aruni lagi.
Yanti menghela nafasnya kasar, alasan itu pun terdengar masuk akal baginya. "Lalu kenapa kamu seperti takut sekali dengan Hendra?! Aku tidak suka melihatnya," balas Yanti.
"Maafkan aku Mbak, tapi mau bagaimana lagi, seburuk-buruknya mas Hendra dia tetap papanya Adrian."
Yanti sudah tak mampu berkata-kata. Pada akhirnya mereka membicarakan hal yang lainnya.
Pertemuan itu benar-benar mereka manfaatkan untuk berbagi banyak cerita.
Sementara itu di rumah, Gionino baru saja menginjakkan kakinya di tempat ini lagi. Datang dengan hati yang sebenarnya masih tak karuan. Namun dia harus menepati janji pada Adrian untuk pulang.
"Tuan," sapa bibi Jema, beliau pun merasa ada sesuatu yang tak beres. Ketika menatap wajah tuan Gionino, dia seperti bisa merasakan kesedihan yang tak mampu diutarakan dengan kata-kata.
"Panggil Adrian ke sini," titah Gionino, dia duduk di ruang tengah.
"Baik Tuan, Aruni pergi untuk menemui temannya, Yanti namanya," jelas bibi Jema.
Gionino mengangguk saja, dia tak akan cemas tentang Aruni yang pergi kemanapun. Sebab jika keluar dari rumah ini Gionino sudah menyiapkan pengawal bayangan untuk Aruni dan Adrian.
Memastikan keduanya aman dari jangkauan Hendra.
Setelah anggukan kepala kecil itu, bibi Jema segera pergi dan tak lama kemudian Adrian datang menunjukkan diri.
"Pak Gio," panggil Adrian.
Gio sontak bangkit dari duduknya dan tersenyum, tapi Gio lupa bahwa kesedihan di sorot matanya tak bisa sepenuhnya hilang. Adrian sama seperti bibi Jema, Adrian pun bisa merasakan hawa kesedihan tersebut.
"Kemarilah, duduk di dekatku," titah Gio.
"Apa pak Gio baik-baik saja?" tanya Adrian dengan langkah mendekat, sampai akhirnya mereka duduk berdampingan di ruang tengah yang mewah tersebut.
Ruangan besar ini hanya dihuni oleh keduanya. Asisten Deni dan para pelayan yang lain tak ada yang menganggu.
"Tentu aku baik-baik saja, bahkan jadi sangat baik setelah bertemu denganmu," jawab Gionino, lagi-lagi senyumnya nampak lebar. "Bagaimana sekolahmu? Bukankah sebentar lagi ujian kelulusan?" tanya Gionino penuh perhatian. Dia bicara dengan menyembunyikan sesak di dada.
Andai masa lalu tak begitu buruk pasti Adrian mendapatkan pendidikan yang lebih baik, sekolah di sekolah elit.
Mungkin Adrian akan jadi anaknya jika malam itu Aruni mengandung. Sungguh, kini tenggorokan Gionino terasa begitu tercekat, namun sekuat tenaga dia tahan diri untuk memendam semua penyesalan dan rasa bersalah ini.
"Bapak kenapa? aku tahu bapak sedang tidak baik-baik saja," jawab Adrian.
Sebuah pertanyaan yang membuat Gionino kembali tersenyum, namun dengan kedua mata yang terlihat lebih merah. Sebab menahan diri agar tidak ada air mata yang jatuh.
"Baiklah, aku memang sedang tidak baik-baik saja. Jadi ... Apa boleh aku memelukmu?"
"Tentu saja," jawab Adrian dengan cepat.
Gio lantas memeluk Adrian dengan erat, ketika dia berkedip ada air mata yang tak mampu Gionino tahan. Di balik Adrian pria paruh baya itu menangis tanpa suara, juga diam-diam menghapusnya dan mempersiapkan diri untuk tersenyum lagi.
Bersumpah akan menebus semua kesalahannya di masa lalu.
sehat selalu dimudahkan rezkinya aminnnnnnnn.
Adrian stelah ini pasti berubah 99 derajat jdi ank yg dingin dan arogan😅 boss muda ini siapa yg beruntung mndaptkanya 😀 dan mampu meluluhkan hatinya 😅
sehat selalu dimudahkan rezkinya aminnnnnnnn.
Adrian stelah ini pasti berubah 99 derajat jdi ank yg dingin dan arogan😅 boss muda ini siapa yg beruntung mndaptkanya 😀
good job Adrian pukul dia biar kpok
sekarang Adrian adalah seorang Tuan Muda Abraham...
oia gmn tuh Adruan ketemu pak Hendra? nach belum kan he..he.... mknya lanjutlah thor
adrian mainnya meluapkan emosi😪,,legaa ya....