Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -13- Lamaran?
"Saya kira kamu sudah kabur, Arzian," celetuknya. Membuat semua mata menatap Yumna.
"Saya tidak kabur, saya hanya pergi sebentar untuk menjemput keluarga saya. Tentu saya ingin melamar Nyonya Yumna secara resmi, walau saya tahu tidak bisa memberikan kemewahan tetapi saya akan memberikan yang terbaik untuk Nyonya Yumna. Wanita yang saya cintai dan ingin saya nikahi." Arzian menghela nafas sebentar, ia menatap Herfiza yang duduk di sebelah Faisal. Arzian tahu, mendengar ucapannya. Sang kekasih tidak baik-baik saja. Namun, demi sebuah misi penting ia harus melakukannya.
"Oma, Nyonya Yumna, Nona Serra, Nona Arveeta, Tuan Darren. Perkenalkan ini adalah Om Faisal, Om saya. Dan ini adalah Herfiza sepupu saya," lanjutnya.
"Keluarga? Bukankah kamu anak yatim piatu? Bahkan kamu itu besar di sebuah panti asuhan? Lalu keluarga dari mana yang kamu maksud?" Pertanyaan yang Yumna lontarkan cukup menusuk hati Arzian, ia tahu dirinya memang yatim piatu yang besar di panti asuhan. Namun, diingatkan kembali dengan hal itu tentu tidak membuatnya baik-baik saja. Jujur saja tentu ia tidak ingin bernasib seperti ini, tidak memiliki keluarga. Padahal keluarga adalah segalanya harusnya.
Yumna jelas tahu segalanya tentang Arzian, karena siapapun orang yang berkerja dengannya. Yumna akan mencari tahu semuanya.
"Mereka memang bukan keluarga kandung saya, tetapi mereka adalah orang yang baik. Orang yang selama ini selalu membantu saya, saking dekatnya kita. Saya sudah menganggap mereka keluarga saya sendiri." Yumna mengangguk paham.
Yang Arzian katakan jelas adalah sebuah kebohongan, karena nyatanya Faisal dan Herfiza tidak pernah membantunya. Malah Arzianlah yang sering membantu mereka, bahkan sekarang Arzian juga sedang membantu Faisal menyelesaikan misi ini.
Acara lamaran resmi berjalan cukup baik, Sarita sebagai perwakilan keluarga menerima Faisal dan Herfiza dengan baik. Serra, Arveeta dan Darren tidak berbicara apapun tadi. Karena nanti malam pesta pertunangan yang akan diadakkan secara mewah dan meriah, Sarita meminta Faisal dan Herfiza menginap beberapa hari. Minimal mereka pulang setelah pesta pernikahan digelar.
Sarita, Faisal dan Herfiza sudah masuk kamar mereka. Pelayanlah yang mengantarkan kedua tamu keluarga Kavendra itu ke kamar tamu yang telah dipersiapkan. Sedangkan Arzian dan yang lainnya masih ada di ruang tamu.
Setelah sejak tadi menahan tangisnya, kini Serra menumpahkan tangisannya. "Kenapa Kak Yumna jahat banget? Kakak menikahi pria yang aku cinta, padahal selama ini Kakak adalah Kakak yang aku sangat sayangi. Kita begitu dekat, tetapi dengan teganya Kakak menusukku dari belakang."
"Aku tidak merasa jahat? Apalagi menusukmu dari belakang? Itu bukan aku banget, kamu pun tahu itu Serra. Jangan memancing amarahku. Arzian dan aku saling cinta, kami akan menikah. Dan kamu harusnya bisa menerimanya, Serra!" Terlihat kemarahan di wajah Yumna yang tidak dapat ia sembunyikan lagi.
"Kak Yumna pembohong! Kalian tidak saling cinta, aku tau itu. Kenapa Kakak lakuin ini, sama aku? Apa Kakak sengaja mau nyakitin aku? Padahal selama ini aku selalu baik dan sayang sama aku, tapi kenapa Kakak setega ini?" Sedangkan Serra masing menangis meraung-raung sambil mempertanyakan sikap Yumna.
Yumna tersenyum kecut, wanita itu sedang berjalan perlahan ke arah Serra. Secara tiba-tiba ia memegang dagu Serra. "Tidak ada yang berbohong! Aku dan Arzian saling cinta. Terima kenyataan sajalah. Kamu juga bukan dukun yang tau segalanya. Memang menurut kamu saling cinta itu seperti apa?"
"Cukup! Kak Serra! Kak Yumna! Sejak tadi kalian bertengkar merebutkan seorang pelayan, enggak etis tau. Kalau Kak Yumna mau nikah sama pelayan terserah, Kakak aja. Aku nggak akan mau ikut campur," kata Arveeta. Perempuan itu memang takut pada Yumna, seluruh harta ada di tangan Yumna. Jika ia macam-macam bisa saja diusir, mau tinggal di mana nanti. Toh Yumna menikah dengan siapa saja juga tidak terlalu penting baginya.
Dari pada Serra yang Kakak kandungnya yang menikah dengan pelayan, Arveeta tidak akan rela. Bahkan akan menentangnya dengan keras.
Arveeta menarik tangan Serra untuk ikut dengannya, sedangkan Serra menolaknya. Sampai akhirnya Serra malah mendorong Arveeta hingga jatuh. Darren yang sejak tadi diam, langsung buru-buru menghampiri Arveeta dan membangunkan kakak perempuannya itu.
"Kamu mau bukti?Oke akan aku berikan bukti cinta kami." Diluar dugaan Yumna mendekati Arzian dan menciumnya secara tiba-tiba, bodohnya Arzian malah membalas ciuman yang Yumna mulai. Hingga mereka saling menikmati ciuman itu. Adegan dewasa yang Yumna dan Arzian perlihat jelas cukup membuat ketiga adik ipar Yumna melotot tak percaya. Yumna akan seberani itu mempertontonkan ciuman mereka di depan umum.
Yumna melepaskan ciuman dengan kasar. "Apa kamu cukup puas setelah melihat buktinya? Atau mau lagi? Yang lebih hot mungkin?" tanyanya dengan tersenyum sinis.
Arzian memegang bibir bekas ciuman dengan Yumna, sungguh seperti tengah bermimpi dicium duluan oleh seorang wanita. Apalagi wanita itu adalah Yumna. Namun, Arzian segera terdasar. Ia sudah salah telah menikmati ciuman tadi, untungnya tadi tidak ada Herfiza. Arzian tidak tahu lagi, jika kekasihnya itu melihat apa yang ia dan Yumna lakukan tadi.
Dengan wajah merah padam memendam amarahnya, Serra berlari meninggalkan Yumna dan yang lainnya. Arveeta dan Darren pun pergi mengejar Serra, takut jika Kakak mereka melakukan sesuatu yang buruk. Karena Serra memang orang yang nekad.
Saat Arzian ingin pergi ke kamarnya, Yumna malah menarik tangan Arzian untuk ikut dengannya. Ternyata Yumna membawa Arzian ke ruang kerjanya.
"Saya minta maaf karena tindakan saya tadi," ujar Yumna tidak enak. Tentu Yumna tidak menormalkan tindakkannya. Bahkan apa yang Yumna lakukan bisa dikategorikan sebagai pelecehan. Jika Arzian sebagai korban tidak terima.
"Iya, tidak masalah Nyonya. Walau saya cukup terkejut dengan apa yang Nyonya Yumna lakukan."
Wajah Yumna kini merah pias, bukan karena marah. Lebih karena ia merasa sangat malu sekarang. Bagaimana tidak, dirinya adalah wanita terhormat. Namun, demi membuat Serra percaya ia malah melakukan seberani itu.
Yumna berusaha mengatur nafasnya, serta detak jantung sejak tadi tidak beraturan. Setelah semua lebih tenang. Yumna menatap penampilan Arzian dari atas sampai bawah. "Tadi kamu menolak tawaran saya, terus kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran? Sampai bawa keluarga segala untuk melakukan lamaran," sindirnya.
"Bukankah Nyonya mengancam akan membuat hidup saya tidak tenang? Tentu karena itu, setelah saya pikir-pikir lumayan lama. Akhirnya saya memutuskan setuju menikahi Nyonya Yumna."
"Menikah kontrak!" tekannya.
"Ya, saya tahu itu."
"Bagus." Yumna tersenyum sebentar. "Lebih baik kamu sekarang istirahat, nanti malam adalah pesta pertunangan kita. Akan banyak sekali tamu yang saya undang, saya harap kamu tidak akan mempermalukan saya di pesta kita baik pertunangan maupun pernikahan," lanjutnya.