NovelToon NovelToon
Cinta Rasa Kopi Susu

Cinta Rasa Kopi Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Rania, seorang barista pecicilan dengan ambisi membuka kafe sendiri, bertemu dengan Bintang, seorang penulis sinis yang selalu nongkrong di kafenya untuk “mencari inspirasi.” Awalnya, mereka sering cekcok karena selera kopi yang beda tipis dengan perang dingin. Tapi, di balik candaan dan sarkasme, perlahan muncul benih-benih perasaan yang tak terduga. Dengan bumbu humor sehari-hari dan obrolan absurd, kisah mereka berkembang menjadi petualangan cinta yang manis dan kocak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Baru

Bab 24: Awal Baru

Pusat Pengembangan Diri yang Rania dan Tara bangun perlahan mulai mengambil bentuk. Setiap hari, mereka merancang program-program yang akan ditawarkan, mulai dari sesi meditasi, workshop mindfulness, kelas pengembangan keterampilan, hingga ruang diskusi untuk berbagi cerita dan pengalaman hidup. Meskipun masih dalam tahap awal, semangat untuk memberikan sesuatu yang lebih berarti begitu terasa.

Di tengah kesibukan persiapan tersebut, Rania masih merasa cemas. "Apakah aku benar-benar siap untuk langkah besar ini? Akan banyak orang yang datang, dan mereka pasti berharap banyak dari kita." pikirnya.

Namun, Tara selalu ada untuk memberi semangat. "Lo sudah menjalani hidup dengan penuh makna, Rania. Ini hanya tahap baru dari perjalanan itu. Pusat ini bukan hanya tentang kita, tapi tentang memberi orang-orang kesempatan untuk menemukan kedamaian dan arah dalam hidup mereka. Kita hanya membuka pintu."

Meski demikian, ketidakpastian masih menghinggapi Rania. Ia sering meluangkan waktu untuk berjalan sendirian di taman kota, tempat yang sering ia datangi untuk merenung. Tempat itu memberinya ketenangan yang ia butuhkan untuk berpikir jernih. Namun, semakin lama ia semakin merasa bahwa keputusannya untuk melangkah lebih jauh bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di luar sana yang membutuhkan panduan dalam hidup mereka.

---

Pusat Pengembangan Diri akhirnya resmi dibuka. Rania dan Tara berdiri di depan pintu masuk, melihat beberapa orang mulai berdatangan. Mereka mulai dengan acara pembukaan yang sederhana, mengenalkan visi dan misi pusat tersebut kepada para pengunjung pertama. Ada yang datang karena penasaran, ada juga yang datang dengan harapan besar—mencari jawaban atas masalah hidup mereka.

Rania berdiri di atas panggung kecil, berbicara dengan hati-hati namun penuh keyakinan. "Selamat datang di tempat yang kami harap bisa menjadi ruang bagi setiap orang untuk menemukan kedamaian dan tujuan hidup mereka. Kami ingin membantu Anda belajar untuk lebih hadir dalam hidup, untuk menemukan keseimbangan, dan untuk melihat dunia dengan cara yang baru."

Beberapa orang mengangguk, ada yang tersenyum. Rania merasa sedikit cemas, tetapi juga merasa ada sesuatu yang lebih besar yang mendorongnya untuk melangkah maju. Tara berdiri di sampingnya, memberikan dukungan yang tak terucapkan.

Setelah acara pembukaan selesai, mereka mulai dengan beberapa sesi pertama. Rania dan Tara memimpin workshop pertama tentang mindfulness dan bagaimana cara menenangkan pikiran dalam dunia yang penuh dengan gangguan. Meskipun awalnya mereka merasa agak kaku, semakin lama, mereka merasa bahwa program yang mereka buat mulai memberi dampak yang positif bagi banyak orang.

Seorang wanita yang mengikuti sesi itu mendekati mereka setelah acara selesai. "Terima kasih, Rania, Tara. Saya merasa sangat lega setelah sesi ini. Rasanya seperti bisa bernapas lagi setelah sekian lama merasa terperangkap dalam hidup saya."

Rania merasa hangat di dalam hati mendengar kata-kata itu. "Kami senang bisa membantu. Ingat, perjalanan ini baru dimulai. Jangan ragu untuk datang lagi jika Anda merasa butuh dukungan."

Hari demi hari, pusat ini mulai menarik perhatian lebih banyak orang. Rania dan Tara bekerja keras untuk menyusun program-program baru yang bisa memberi manfaat lebih besar. Tak hanya orang dewasa, banyak remaja yang datang untuk mencari cara mengatasi stres dan tekanan hidup. Mereka juga mulai mengadakan acara khusus untuk keluarga, mengajarkan orangtua cara untuk mendidik dengan penuh kasih sayang dan kedamaian.

Meskipun tidak bisa langsung mengubah dunia, setiap perubahan kecil yang mereka lihat—baik dari senyum orang-orang yang datang, atau kata-kata terima kasih yang datang dari hati—memberikan mereka rasa puas yang tak bisa diukur dengan materi.

---

Suatu sore, saat Rania sedang duduk di ruang diskusi dengan beberapa peserta, Bintang datang berkunjung. Ia membawa segelas kopi yang baru saja diseduh, menyerahkannya kepada Rania.

"Gimana rasanya jadi pemilik pusat pengembangan diri?" tanya Bintang sambil duduk di sampingnya, tersenyum lebar.

Rania tertawa ringan. "Masih sedikit nggak percaya, sih. Tapi rasanya, ini lebih dari sekadar pekerjaan. Gue merasa ini adalah panggilan hidup gue."

Bintang mengangguk, terlihat bangga dengan sahabatnya. "Gue tahu lo bakal sukses, Rania. Lo punya kemampuan untuk memberi orang lain rasa tenang dan pengertian. Lo udah nunjukin itu sejak lama."

Rania merasa terharu mendengar dukungan Bintang. "Makasih, Bintang. Gue nggak tahu kalau bisa sampai sejauh ini tanpa dukungan dari teman-teman kayak lo."

"Gue cuma ikut senang lihat lo bahagia, Rania. Lo pantas dapat kebahagiaan itu." Bintang tersenyum.

Pada malam hari, setelah pusat tutup dan suasana sepi, Rania berdiri di depan gedung besar itu, memandangi papan nama pusat yang kini terpasang di pintu masuk. "Pusat Pengembangan Diri"—kata-kata itu kini terasa penuh makna. Ia merasa bangga, tapi juga tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.

Ia berbalik dan melangkah masuk. "Kita akan terus berjalan. Banyak yang masih perlu dilakukan, banyak yang masih bisa kita bantu. Tapi ini adalah langkah pertama yang luar biasa." Ia berbicara pada dirinya sendiri, tetapi juga pada seluruh tim yang telah berjuang bersama.

Tara kemudian muncul dari dalam dengan senyum lebar. "Rania, kita dapat feedback yang luar biasa dari para peserta. Ini benar-benar mulai menunjukkan hasil. Tapi aku tahu kita masih punya banyak pekerjaan rumah."

Rania mengangguk, rasa tanggung jawab semakin besar, namun begitu pula rasa puas dalam hatinya. "Kita akan terus berkembang. Ini bukan hanya tentang kita. Ini tentang mereka—orang-orang yang mencari kedamaian, yang butuh bantuan untuk menemukan arah. Kita harus terus berinovasi, dan kita nggak akan berhenti di sini."

---

Beberapa bulan berlalu, dan pusat ini mulai menjadi tempat yang ramai, penuh dengan orang-orang yang datang mencari kedamaian dan arah dalam hidup mereka. Program-program baru mulai berkembang, dan tim pengelola pusat semakin solid. Rania merasa bahwa keputusan untuk mengambil langkah besar ini adalah keputusan terbaik dalam hidupnya.

Tantangan terus datang, namun dengan keyakinan yang lebih kuat dan tim yang mendukung, Rania percaya bahwa pusat ini akan terus menjadi tempat yang memberi perubahan positif bagi banyak orang.

Dan meskipun perjalanannya masih panjang, Rania tahu satu hal pasti—ia tidak akan pernah berhenti berusaha untuk menciptakan dunia yang lebih baik, satu langkah kecil pada satu waktu.

---

To be continued...

1
໓աiɛ🌸
ciee cieee mulai berlanjut hubungannyaa
໓աiɛ🌸
uhuyy🤭🤭
໓աiɛ🌸
novelnya ringan....aku suka cara penulisan dan tata bahasanya..
Zycee
Makasih
anggita
oke lah👌👍
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat buat up nya🙏✌
total 1 replies
anggita
oke👌thor.. terus berkarya tulis. semoga novelnya sukses. salam buat mbak Rania barista kopi😊.
anggita
jadi ingat, klo ga salah dulu ada film judulnya Filosofi Kopi🤔
anggita
like+iklan 👍☝
anggita
Bintang⭐💻📝... Rania☕🍵
Fitria Mila astuti
bagus bahasa nya dan alur ceritanya...ringan tapi menarik. 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!