Mr. Arrogant

Dafa yang baru pulang dari club, melihat ada seseorang yang sedang terduduk dilantai. tepat di depan pintu aparteman nya dengan kepala yang di sembunyikan diantara kedua kakinya. dengan perlahan Dafa mendekati orang tersebut.

" Siapa kau?" tanya Dafa, namun tidak mendapatkan jawaban sama sekali. " hei, siapa kau..?" tanya Dafa kembali dengan menendang kaki orang itu.

" Aw..."ujar Luna yang baru terbangun dari tidur nya.

" Kau...." seru Dafa tak percaya dengan apa yang di lihatnya." sedang apa kau disini?" tanya Dafa dengan wajah datar nya.

" Aku sedang menunggu mu" ujar Luna dengan polos.

" Maksud ku, mau apa kau ke apartemen ku?" tanya Dafa kembali.

" Tuan, bolehkah aku menginap di apartemen mu sehari saja. besok aku akan pergi dan mencari tempat tinggal yang lain." pinta Luna dengan wajah memelas nya.

" Tidak boleh...!" ujar Dafa yang langsung masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu nya.

" Tuan...tuan..." Luna mengetuk pintu apartemen tuan nya dan menekan tombol di sebelah pintu tapi tetap saja tidak di buka oleh tuan Dafa.

" Ishh pelit sekali tuan Dafa ini, aku harus pergi kemana?" lirih Luna, kembali duduk di lantai bawah depan pintu apartemen. " aku tidak mungkin pulang kembali ke rumahku, aku sudah susah payah untuk kabur" gumam Luna pada dirinya sendiri dengan menghela nafas nya dengan berat Luna pun akhirnya tertidur kembali.

Sementar itu Dafa yang sudah di dalam menatap pada pintu apartemen nya itu dengan wajah datar nya." Membuat ku kaget saja" ujar Dafa dengan menggeleng gelengkan kepala nya." dia kan punya kartu apartemen ku, kenapa dia tidak langsung masuk ke dalam?" gumam Dafa. berjalan memasuki pintu kamar nya dan melempar jas nya ke atas tempat tidur.

" Tadi siang aku menunggu nya sampai sore, dan sekarang tiba tiba dia ada di depan apartemen ku dengan tertidur " gumam Dafa merebahkan tubuh nya di atas kasur dan langsung terlelap dalam tidur nya.

Dua jam sudah Dafa tertidur dan ia terbangun karena perut nya berbunyi dengan keras karena kelaparan. Dafa yang kini terduduk di atas tempat tidur nya langsung berjalan ke arah dapur mencari makanan yang bisa ia makan. saat sedang memakan buah apel Dafa teringat sesuatu dan langsung berjalan menuju pintu apartemen nya.

Dafa langsung menghela nafas nya dengan sangat berat begitu melihat Luna yang masih terduduk di atas lantai dengan kepala yang menyandar di tembok dengan mata yang terpejam.

" Kenapa dia masih di sini" gumam Dafa dalam hati menatap wajah Luna yang sedang tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka membuat wajah nya terlihat sangat lucu membuat Dafa tersenyum senyum sendiri.

" Dasar tuan sombong, ku kutuk kau jadi badut mampang " ujar Luna dengan menginggau.

Dafa yang semula tersenyum kini wajah nya kembali datar dengan hawa dingin yang menyelimuti nya.

" Bocah ingusan, bangun...!" bentak Dafa membuat Luna langsung terbangun dari tidur nya dan berdiri dengan sempoyongan karena belum sepenuhnya tersadar.

" Kenapa kau masih di sini?" tanya Dafa dengan suara berat nya.

" Aku mohon tuan ijinkan aku di sini, aku janji tidak akan masuk. dan besok pagi aku akan pergi" pinta Luna dengan wajah yang menunduk.

" Masuklah....!" perintah Dafa menghela nafas nya dengan berat.

" Aku di sini saja tuan, tidak apa apa" ujar Luna yang enggan untuk masuk kedalam apartemen tuan Dafa.

" Mau masuk atau aku akan menutup pintu nya? kau tahu pintu lift itu sering terbuka dan tertutup sendiri" seru Dafa menunjuk ke arah pintu lift dengan suara yang di buat menakut nakuti . Luna yang mendengar nya langsung ketakutan dan berlari masuk kedalam apartemen.

" Dasar bocah ingusan" gumam Dafa dalam hati menatap Luna yang berlari ke dalam apartemen nya.

" Katakan pada ku, kenapa tengah malam kau berada di apartemen ku?" tanya Dafa yang sudah duduk di atas sofa nya. menatap tajam pada Luna yang sedang berdiri di hadapan nya.

" Aku...aku kabur dari rumah " ujar Luna dengan senyum terpaksa di wajah nya.

" Kabur, maksud mu lari dari rumah?" tanya Dafa.

" Iya tuan" lirih Luna.

" Kenapa kau kabur...?"

" Aku kan sudah bilang pada mu, aku itu mau di nikahkan dengan om om yang sudah beristri" jawab Luna dengan wajah yang serius.

" Kau itu membuat hidup mu susah sendiri, kenapa kau tidak menerima saja dinikahi oleh om om itu" ujar Dafa dengan datar.

" Aku tidak mau, masa aku menjadi istri kedua dari pria yang sudah om om" gerutu Luna dengan mengerucutkan bibir nya. Dafa yang mendengar nya hanya menatap Luna dengan tatapan intens.

" kenapa kau tidak membalas pesan ku dan tadi siang kenapa kau tidak datang kemari?" tanya Dafa dengan suara yang tegas.