Menikah dengan lelaki yang dia cintai dan juga mencintainya adalah impian seorang Zea Shaqueena.
Namun impian tinggalah impian, lelaki yang dia impikan memutuskan untuk menikahi perempuan lain.
Pergi, menghilang, meninggalkan semua kenangan adalah jalan yang dia ambil
Waktu berlalu begitu cepat, ingatan dari masa lalu masih terus memenuhi pikirannya.
Akankah takdir membawanya pada kebahagiaan lain ataukah justru kembali dengan masa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar mengejutkan
Malam hari varro baru sampai di rumah
"Tumben gak lembur lagi kamu?" Sela tiba-tiba bertanya saat melihat varro masuk ke dalam rumah
"Hmm" varro tatap melanjutkan langkahnya menuju kamar
Setibanya di kamar dia membuka jas serta kemeja nya hendak membersihkan diri namun dering telpon terdengar membuat varro mengurungkan niatnya.
Terlihat panggilan masuk dari dokter danu. Varro melihat ke arah pintu, di rasa aman dia melangkah menuju balkon kamar langsung mengangkat panggilan
"Halo"
"Maaf mengganggu, apa besok siang bisa datang ke rumah sakit? " Tanya dokter danu di seberang sana
"Apa sudah ada kabar?" Tanya varro
"Ya tuan. Rekan saya sudah kembali bekerja" sahutnya
"Baiklah, besok saya ke sana" putusnya
"Baik tuan saya tunggu. Selamat malam"
Varro memutuskan panggilannya. Dadanya berdebar dua kali lipat tidak seperti biasanya. Dia sudah tidak sabar menunggu hari esok. Dia sungguh penasaran, sangat.
Varro kembali masuk dan meneruskan niatnya ke kamar mandi. Dia memilih berendam di bath up ingin merilekskan tubuhnya dengan berendam air hangat.
Cek lek
Varro keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya, bersamaan dengan pintu kamar terbuka dan sela masuk menghampirinya.
Varro tidak menghiraukannya, dia melangkahkan kakinya ke arah lemari mengambil pakaian santainya kemudian kembali masuk ke kamar mandi, memakai baju disana.
Saat keluar, sela langsung menghampirinya dan bergelayut ditangannya, dengan pakaian tidur yang cukup minim.
"Jangan begini sel" ucap varro melepas tangan sela darinya, dia merasa risih dengan hal itu.
"Kamu kenapa sih?" Tanya sela mengikuti langkah varro yang berjalan dan duduk di sofa kamar tersebut.
"Tidur saja duluan. aku masih ada pekerjaan" ucap varro kemudian membuka laptopnya
Melihat itu sela mengepalkan tangannya, dia marah. Dia membalikan tubuhnya melangkah dan menaiki tempat tidur.
Namun varro tidak memperdulikan itu. Dia memilih melanjutkan pekerjaannya. Sebenarnya bisa dikerjakan esok hari, namun dia menggunakan itu untuk menghindari sela.
.
.
.
London, inggris.
Zea baru tiba di apartemennya, sementara shanum sudah pulang ke rumahnya. Sebenarnya shanum kelahiran indonesia, mama nya asli indonesia sedangkan papanya orang inggris. Namun mereka memilih tinggal di inggris.
Shanum pernah mengajak zea untuk tinggal bersamanya, namun zea memilih tetap tinggal di apartemennya sendiri.
Saat ini di london sudah pukul 9 malam, mungkin di indonesia baru pukul 4 pagi.
Zea mengurungkan niatnya untuk menghubungi orang tuanya. Dia memilih membersihkan tubuhnya lebih dulu.
30 menit zea habiskan di kamar mandi. Selesai dengan kegiatannya zea merebahkan tubuhnya di tempat tidur kemudian mencoba menghubungi orang tuanya.
"Halo mam" sapa zea
"Sudah sampai sayang?" Tanya mama
"Iya udah tadi"
"Syukurlah"
"Yasudah, aku tutup telponnya mau tidur dulu, disini masih malam"
"Ya sayang, istirahatlah"
Zea mematikan sambungan telponnya, lalu mematikan lampu kamar dan menggantikan dengan lampu tidur temaram
.
.
.
Pagi ini varro baru terbangun dari tidurnya, dia membuka ponselnya melihat jam, sudah pukul 6 pagi. Kemudian dia bergegas untuk bersiap-siap pergi ke kantor.
Saat keluar dia melihat sudah ada satu setelan kerjanya di tempat tidur. Dia mengangkat sebelah alisnya pertanda heran.
Saat turun varro menuju ruang makan disana sudah ada sela dan mertuanya. Dia duduk di tempatnya,.
Melihat kedatangan suaminya, sela mengepalkan kedua tangannya kesal saat suaminya tidak memakai baju yang telah dia siapkan. Namun dia mencoba menahan kekesalannya.
Saat varro hendak mengambil sarapannya, tangannya terhenti ketika sela berinisiatif mengambilkan sarapan untuknya.
Dia semakin bingung, namun untuk hal ini dia tidak bisa menolaknya sebab disana ada mertuanya. Dia tidak ingin menimbulkan perdebatan. Melihat itu sela merasa senang.
Selesai sarapan varro pamit "Aku pergi dulu"
"Iya hati-hati" sela tersenyum padanya
Varro hanya menganggukan kepalanya kemudian beranjak pergi.
.
.
.
Sesampainya di kantor varro masuk menaiki lift menuju lantai dimana ruangannya berada.
Sebelum masuk ke ruangannya varro menuju ruangan asisten pribadinya, jimmy.
"Jim, ke ruangan ku" pinta nya kemudian melenggang keluar dan masuk ke dalam ruangannya diikuti jimmy.
"Ada apa?" Tanya jimmy setelah menutup pintu
"Aku ingin semuanya selesai minggu ini"
"Tentu saja, lebih cepat lebih baik" sahutnya
"Minggu depan saat ulang tahun perusahaan ini. Semua bukti sudah ditangan kita"
"Hmm. Persiapkan semuanya"
Anggukan yakin jimmy berikan.
"Lalu bagaimana, apa sudah dapat kabar dari pihak rumah sakit?" Tanya jimmy mengganti pembicaraan
"Sudah. Semalam dokter danu menghubungi ku, siang nanti aku ke sana." Jawabnya
"Lalu apa tindakanmu, apa kamu akan melaporkannya ke pihak berwajib?"
"Kita lihat saja nanti. Kalau memang itu sangat merugikan ku tentu aku akan membuat laporan"
"Baiklah. Aku keluar dulu
kemudian dia keluar kembali ke ruangannya dan melanjutkan pekerjaannya.
Begitupun dengan varro dia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya. Dia sudak tidak sabar untuk mendengar kebenaran mengenai sampel benihnya.
.
.
.
Siang ini seperti biasa varro akan mendatangi kafe nya untuk memeriksa keadaan disana dan sekaligus makan siang disana.
Kafe nya cukup ramai dipenuhi oleh anak-anak remaja.
Varro masuk ke dalam ruangannya, memeriksa laporan mingguan kafe.
Selang beberapa menit terdengar ketukan pintu dari luar.
"masuk"
"Permisi pak, ini pesanannya" ucap salah satu karyawannya memberikan pesanan makan siang yang sebelumnya dia minta
"Iya makasi do"
"Sama-sama pak. kalo begitu saya permisi" ucapnya memutar arah keluar.
Varro membereskan kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya. Setelah itu dia mulai menikmati makan siangnya sebelum pergi ke rumah sakit.
Jam sudah menunjukan pukul satu siang. Varro mulai melajukan mobilnya membelah jalan raya menuju rumah sakit.
Kedatangannya sudah ditunggu oleh dokter danu di ruangannya
"Selamat siang tuan varro, silahkan duduk. Saya panggilkan rekan saya dulu" ucapnya kemudian menelpon rekannya
tok tok
"Permisi" ucap seorang dokter perempuan masuk.
"Tuan, perkenalkan ini dokter Serly rekan saya yang membantu program inseminasi pasien saya waktu itu"
Varro mengangguk paham
"Jadi bagaimana, bisa tolong langsung jelaskan saja" pinta varro
"Jadi setelah tuan varro memberikan sampel sperma hari itu, Keesokan harinya ada seorang perempuan yang sebelumnya sudah membuat janji dengan saya untuk melakukan inseminasi. Kebetulan beliau ingin ditangani oleh dokter perempuan, dan saya menyarankan dokter serly yang melakukan program tersebut" Terang dokter danu
"Sebelumnya saya minta maaf, saya juga ikut bersalah disini. Saya tidak memberitahu pada dokter serly kala itu saya memegang dua sampel sperma. Untuk lebih jelasnya biar dokter serly yang menjelaskan." lanjutnya
Varro diam menyimak penjelasan dokter
"Baik. Sebelumnya saya juga minta maaf tuan atas kelancangan saya. Saya tidak bertanya terlebih dulu pada dokter danu mengenai sampel yang akan di gunakan. Saat program itu akan dilakukan, dokter danu menunggu diluar. Disana hanya saya bersama pasien. Saat itu saya melihat ada dua botol sampel, saya hendak keluar bertanya kepada dokter danu namun pasien memberitahu saya dan menunjukan botol yang terdapat nama Kenzo alvarro. Saya tidak banyak bertanya lagi, setelah itu saya langsung melakukan tugas saya hingga selesai" Dokter serly menjelaskan sesuai yang dia ketahui dan alami
Mendengar itu varro merasa marah atas kelancangan perempuan itu
"Lalu apa programnya berhasil?" tanya varro
"99% berhasil tuan" sahut dokter danu merunduk
"Siapa nama pasien nya?" tanya varro kembali dengan mengepalkan tangannya kencang menahan amarah
"Ini berkas data pasien nya" memberikan berkas data diri perempuan itu. Sebelumnya dia sudah berdiskusi dan meminta izin kepada kepala rumah sakit itu untuk memberikan data pasien apabila diminta.
Varro menerima berkas tersebut, lalu membukanya.
Dia sangat terkejut membaca nama pasien yang telah mencuri sampel sperma nya.
"zea Shaqueena" lirih varro. Tubuhnya tegang, dadanya bergemuruh lebih cepat.
"Zea shaqueena, apa tidak salah dok?" tanya varro meyakinkan
"Benar tuan, nona zea melakukan program inseminasi pada hari itu" jawab dokter danu membenarkan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya dear🤗