Ellina damara, gadis berusia 18 tahun yang di adopsi keluarga damarta.
Awalnya kehidupannya baik baik saja sebelum kedatangan sahabat sekaligus calon istri kakak sulungnya. Yang mengakibatkan dirinya di benci oleh sang kakak karena di tuduh berbuat jahat pada calon istrinya.
Hingga sebuah tragedi terjadi. Mereka tidur bersama hingga mengakibatkan ellina hamil. Namun sayangnya Arion sang kakak tak ingin bertanggung jawab. Dan memaksa menyuruh ellina menggugurkan kandungannya.
Dengan sakit hati ellina memilih pergi dari kehidupan Arion seta keluarganya. Melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.
Hingga beberapa tahun mereka bertemu kembali. Dengan ellina yang telah berubah bersama sang putra tampan.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 21
Keluarga damarta di buat panik saat merasa kehilangan kontak dengan ellina. Sudah satu Minggu dan sekolah sudah mulai kembali masuk. Mereka semakin khawatir dan cemas kala tahu teman teman ellina tidak mengadakan liburan bersama.
Arion yang geram menyuruh orang untuk mencari keberadaan sang adik. Dia tak mau jika ellina tak menggugurkan kandungannya dan suatu saat datang menuntut pertanggung jawaban nya.
"tidak ada keberangkatan atas nama nona ellina tuan. sepertinya dia pergi menggunakan transportasi umum bukan pesawat"
"Kau cari sampai dapat!"
Lapor orang yang di suruh. Semakin membuat Arion murka dan geram. Pria itu memijat pangkal hidungnya.
"Awas kau ellina. Jika aku menemukanmu bukan hanya kandungan mu yang akan ku habisi tapi dirimu juga!" Geram Arion.
Pria itu mengepalkan tangannya kuat. Matanya tertutup erat dengan kepala yang hampir pecah.
Brak!
Arion memukul pinggiran meja dengan keras. Sampai menimbulkan suara keras hingga meja berantakan. Sontak Antonio sang asisten masuk ke dalam ruangan sang boss. Mengecek apa yang terjadi hingga terdengar suara begitu keras.
"Sir anda tidak papa?" Tanyanya. Melihat meja yang berantakan dia sedikit mengkhawatirkan sesuatu.
Arion mengangkat tangannya. Berdiri dari duduknya lantas berbalik memunggungi Anton. "Aku tidak papa pergilah. Dan jangan biarkan satu orang pun masuk sebelum aku mengizinkannya". Ujarnya.
Antonia lantas membungkukkan badan dan mengangguk. Lalu berbalik keluar dari ruangan itu.
Kini tinggal lah Arion yang berada di ruangan itu sendiri. Pria itu menatap luasnya kota Jakarta dari balik kaca dinding perusahaan nya. Tangannya memijat pelipisnya mengusir rasa pecah kepalanya. Dirinya memejam lantas menarik napas panjang dan berat.
" AH! Sial!". Teriaknya menendang kosong pada udara.
Dirinya kembali teringat dengan ucapan Nadia Minggu lalu. Yang memintanya untuk bertahan dan menjalani pernikahan itu seperti biasa.
" aku mohon Ar kita jalani dulu yah. kamu gak mau kan keluarga kita malu karena kita yang baru menikah sudah bercerai? aku gak papa kamu memperlakukan ku seperti apa tapi aku mohon Ar kita jalani dulu pernikahan ini. Hingga kamu benar benar yakin dengan keputusan kamu"
Ucapan Nadia terngiang ngiang di telinganya. Yang meminta untuk tetap bertahan dan menjalani pernikahan ini. Dan dia menyetujuinya. Bukan karena cintanya tetapi karena keluarga nya. Dia tak mau keluarganya menanggung malu akibat pernikahan nya yang seumur jagung itu.
Satu Minggu ini mereka bersikap layaknya suami istri pada umumnya. Saling memenuhi satu sama lain. Tetapi sikap Arion yang berbeda pada Nadia. Lebih dingin bahkan di atas ranjang pun pria itu cukup memberi keduanya keuntungan setelah nya bersikap dingin lagi.
Dan kini masalah pria itu di tambah dengan kehilangan ellina. Dia menyesal tidak menugaskan orang untuk mengawal gadis itu.
"ARG SIALAN!" Umpat Arion keras.
Tangannya mengepal erat lalu memukul pada udara kosong di depannya. matanya menatap nyalang pada dinding kaca perusahaan nya.
"Tidak bisakah kau membantu sedikit saja? Kau memang anak sialan! Awas saja jika aku menemukanmu akan ku habisi kalian".
.........
Sore hari ellina sudah selesai bekerja dan memutuskan untuk berbelanja kebutuhan kostnya yang sudah menipis. Bersama tetangga kostnya yang merupakan senior di tempatnya bekerja yang juga sudah selesai bekerja.
Keduanya swalayan yang tak terlalu jauh dari kost mereka. Sembari mendorong troli nya, mata ellina sesekali menatap kertas di tangannya yang berisi list belanjanya.
" Susu hamil kamu rasa apa?" Tanya Fitri sembari melihat beberapa rasa susu.
"Coklat." Jawab ellina.
Tangan Fitri mengambil susu hamil yang varian coklat. " Ingin membeli berapa rat?"
"Dua saja Kak. Untuk stok satu bulan". Ujar ellina sembari melihat barang lain yang akan di belinya.
Fitri mengangguk lalu memasukan dua kotak susu pada troli milik ellina. Dia sudah selesai dengan belanjaan nya, dan memilih membantu ellina yang masih tersisa beberapa barang untuk di beli.
Setelah selesai keduanya lantas mendorong troli mereka ke bagian administrasi untuk di hitung jumlah belanjaan nya.
"432,000 mbak!" Ujar sang kasir menghitung jumlah belanjaan milik ellina.
Ellina mengeluarkan kartunya lalu memberikannya pada sang kasir. Setelahnya gadis itu membawa dua keresek belanjaan nya. Namun Fitri merebut satu keresek hingga dia hanya membawa satu keresek dan Fitri menjadi dua kantong keresek.
"Ya ampun kak, aku jadi ngerepotin kakak". Ujar ellina tak enak hati.
Fitri menggelengkan kepalanya. Pertanda dia tak keberatan dengan hal itu. " Kau ini rat. Justru aku akan merasa bersalah jika tidak membantu kamu. Kamu lagi hamil muda jadi tidak boleh bawa yang berat berat". Ujar Fitri.
Keduanya sampai pada motor milik Fitri yang terparkir di samping gedung belanja itu. Fitri meletakan belanjaan di bagian depan motor karena motor yang dia bawa adalah motor matic. Setelahnya kedua perempuan itu naik dan mulai melakukan motornya meninggalkan tempat pembelanjaan itu.