Istri Ku Bos Gangster

Ainari, Rachel dan ketiga orang Yakuza berangkat menuju hotel MY STATS di jalan Uneo East dengan menggunakan mobil minibus. Yukimura bertindak sebagai Supir dan Ainari sebagai Navigator. Sedangkan Rachel dan Hatori duduk di bangku tengah, Khusus untuk Tokiciro dia duduk dikursi belakang sendirian.

{sial sekali nasib ku, di perjalanan menuju liburan tahun baru ini. Disebelah ku hanya ada tas dan koper. Bos Hatori duduk bersama wanita cantik yang berasal dari indonesia sedangkan si Yakuza Mesum Yukimura disampingnya ada Ainari yang juga cantik. Ibu...apa yang salah dengan anak mu yang imut-imut dan menggemaskan ini? Sampai usia 30 tahun aku belum pernah menggenggam tangan seorang wanita!} Batin Tokiciro didalam hatinya sambil menahan kesedihannya.

Mobil mini bus yang dikendarai oleh Yukimura melaju ditengah jalanan bersalju di kota Haneda. Tanpa di sadari oleh semua yang ada di mobil tersebut, ada beberapa mobil yang mengikuti mobil mereka menuju hotel MY STATS di jalan Uneo East.

Di tengah perjalanan Hatori mendapatkan telp dari seorang Yakuza.

Call on

Hatori: Halo, Ryuji. Ada kabar terbaru?

Ryuji: Halo, Hatori-Sama. Saya ingin memberitahu bahwa hotel MY STATS di Jalan Uneo East sudah penuh dengan bookingan dan tidak akan mengadakan pesta Tahun Baru tahun ini.

Hatori: (Dengan nada kecewa) Apa? Bagaimana bisa kamu tidak memastikan ini sebelumnya, Ryuji? Aku sangat mengandalkan kamu untuk ini.

Ryuji: (Dengan nada penuh penyesalan) Maaf, Tuan Hatori. Saya benar-benar menyesal. Saya seharusnya memeriksa lebih awal dan memastikan semuanya sesuai rencana.

Hatori: (Dengan nada kesal) Ini adalah masalah besar, Ryuji. Rencana kita sekarang berantakan karena kelalaianmu.

Ryuji: Saya sangat menyesal, Tuan. Saya tidak ada alasan untuk kelalaian ini. Saya hanya bisa memohon maaf dan menawarkan solusi.

Hatori: (Masih dengan nada tegas) Baik, apa solusi yang kamu tawarkan?

Ryuji: Saya merekomendasikan menginap di Hotel Four Seasons Tokyo. Hotel tersebut masih tersedia dan memiliki layanan yang sangat baik. Untuk perayaan Tahun Baru, saya sarankan Rombongan Anda merayakannya di Shibuya. Tempat itu terkenal dengan perayaan yang meriah dan suasana yang ramai.

Hatori: (Dengan nada yang mulai mereda) Baiklah, aku berharap solusi ini bisa menebus kesalahanmu. Pastikan semuanya berjalan lancar kali ini. Jangan buat aku kecewa lagi, Ryuji.

Ryuji: Saya akan segera mengatur semuanya, Tuan Hatori. Saya janji tidak akan mengecewakan Anda lagi.

Hatori: Pastikan kamu menepati janji itu. Aku tidak ingin kejadian ini terulang.

Ryuji: Tentu, Tuan Hatori. Saya akan menyuruh anak buah kure....

Hatori: (Langsung memotong perkataan Ryuji) tidak! Aku ingin kau mengurusnya secara personal tanpa melibatkan Yakuza yang lainnya. Kau mengerti Ryuji?

Ryuji: baik Hatori-Sama! Saya akan meminta seorang Shatei kepercayaan saya untuk mengurus segala keperluan Hatori Sama saat ini juga dan segala kebutuhan Hatori-Sama selama berada di Tokyo.

Hatori: Aku tidak ingin menarik perhatian Ryuji ingat itu! Kabari aku mengenai pemesanan 3 kamar VIP dari hotel yang kau Rekomendasikan dalam satu jam kedepan.

Ryuji: baik saya mengerti Hatori-Sama!

Call Off

Hatori menarik nafasnya dan menatap kearah Rachel, “Gadis penterjemah segera terjemahkan perkataan ku untuk Rachel.” Hatori membuang Nafasnya dengan kasar.

Ainari segera menganggukan kepalanya.

Sedangkang Yukimura segera menatap Hatori dari kaca spion tengah, “apakah ada masalah besar bos?”

“bisa dibilang begitu...tadi aku mendapatkan telpon dari Ryuji. Dia mengatakan....”

Hatori menjelaskan inti percakapannya dengan Ryuji dan saran dari Ryuji. Yukimura segera merubah arah rute perjalanannya. Dia segera mengarahkan mobil yang dikendarainya menuju Tokyo.

“Tanyakan kepada Rachel apakah dia keberatan kita mengubah lokasi perayaan tahun barunya?”

Setelah mendapatkan penjelasan dari Ainari, Rachel memberitahukan kepada Ainari bahwa dia tidak keberatan.

“Baiklah karena tidak ada yang keberatan maka kita segera menuju Tokyo!” Hatori berkata sambil tersenyum lega.

“Bos...kau tidak menanyakan pedapat ku?” celetuk Tokiciro.

“diam kau Tokici, pendapat mu dan Yukimura itu terserah pada ku.” Dengus Hatori kesal

Tokiciro hanya mampu tersenyum canggung setelah mendengarkan hal tersebut.

Setelah mobil yang dikendarai Yukimura memutar arah dan melaju selama 1 jam, Yukimura memperhatikan Spion tengah mobilnya dengan teliti.

“Bos, sepertinya mobil sedan berwarna merah dibelakang dan sebuah mobil minibus berwarna Hitam sedang mengikuti kita?” Yukimura berkata sambil tetap berkonstrasi menyetir dan sesekali dia menatap ke spion tengah.

Hatori dan Tokiciro segera menengok kebelakang dan memperhatikan mobil yang dimaksud oleh Yukimura.

Dua mobil yang dimaksud jelas terlihat. Sedan merah itu berada beberapa mobil di belakang mereka, mengikuti dengan jarak yang tetap. Sedangkan minibus hitam, lebih jauh ke belakang, tampak menyesuaikan kecepatan dengan mobil mereka.

“Ini buruk,” gumam Hatori, matanya menyipit seakan berusaha untuk lebih memastikan siapa yang ada di dalam mobil-mobil tersebut. Jantungnya berdegup kencang, adrenalinnya mulai memompa. Dia tahu betul, situasi seperti ini bukanlah kebetulan.

“Bawa kita ke jalan utama, kita harus memastikan mereka benar-benar mengikuti,” perintah Hatori dengan suara tegas namun tenang. Dia mencoba untuk tidak menunjukkan rasa panik, meski dalam hati dia merasakan ada ancaman yang mengintai.

Yukimura mengangguk dan perlahan mengganti jalur ke jalan utama. Jalanan lebih ramai dengan kendaraan lain, namun kedua mobil yang dicurigai tetap berada di belakang mereka, menandakan bahwa mereka memang sedang diikuti. Yukimura mempercepat laju mobil, mencoba mengecoh, namun sedan merah dan minibus hitam itu tetap tak beranjak dari bayangan mereka.

“Tokiciro, siapkan sesuatu jika mereka mencoba melakukan hal yang lebih dari sekedar mengikuti,” kata Hatori dengan nada yang mulai terdengar lebih tegang.

Tokiciro merogoh tas di sampingnya, mencari alat atau senjata yang bisa digunakan jika situasi memburuk.

“Tokiciro, apa kau menemukan sesuatu yang kita dapat gunakan?” Hotori bertanya kepada Tokiciro sambil sesekali matanya menatap dan memperhatikan kedua mobil tersebut.

“aku tidak menemukan apapun bos!” jawab Tokiciro sambil ikut menoleh kebelakang dan mulai memperhatikan kedua mobil tersebut.

“Ada apa? Kenapa ketiga Yakuza bodoh ini terlihat sangat tegang?” Rachel bertanya kepada Ainari dalam bahasa indonesia.

“menurut Yukimura ada dua mobil yang sedang mengikuti kita...” Ainari menjelaskan situasinya kepada Rachel dalam bahasa indonesia.

Rachel menaikan kedua alisnya setelah dia mengetahui situasinya dan penyebab Ketiga Yakuza yang bersamanya terlihat tegang dan sering menoleh kebelakang.

Hati Hatori semakin gelisah, pikirannya berputar mencari jalan keluar. Dia menatap kembali ke belakang, untuk memastikan dua mobil tersebut. Situasi semakin menegangkan, setiap detik terasa seperti sebuah kesempatan atau ancaman yang siap meledak.

Di tengah hiruk pikuk kendaraan lain, perasaan bahwa mereka sedang diburu semakin jelas. Jalanan beraspal yang mereka lalui terasa semakin panjang, sementara Hatori mencoba mencari tahu siapa dan apa yang sebenarnya diinginkan oleh dua mobil misterius itu.

Ditengah-tengah ketegangan tersebut, Rachel membuka suaranya, “Ainari....katakan kepada Yukimura untuk berhenti di sebuah tempat makan atau minimarket yang ada di sekitar sini!” Rachel meminta kepada Ainari untuk menterjemahkan perkataannya kedalam bahasa jepang.

Hanya Rachel yang masih terlihat santai dan tidak menunjukan ekspresi tegang seperti empat orang lainnya yang berada di mobil yang sama dengannya.

Setelah Yukimura mendapatkan terjemahan bahasa dari Ainari, Yukimura terkejut dan menaikan kedua alisnya sambil tetap menyetir.

“Bagaimana ini bos?” Tanya Yukimura meminta persetujuan kepada Hatori.