Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Pagi pun tiba.
Andini bekerja seperti biasa, tetapi dia belum mendapat kabar dari Indra semenjak kejadian semalam. Andini juga takut indra marah dan benar-benar meninggalkannya.
Andini menelpon Indra berkali-kali tetapi Indra tak mengangkatnya.
"Indra ke mana ya, apa dia marah kepadaku?"
Gumam Andini dalam hatinya.
Andini menjadi sangat cemas pagi itu.
Saat jam makan siang pun Indra tak berkunjung ke warung makan, Andini makin cemas dan takut karena sampai saat ini tak ada kabar dari indra.
Sampai waktu pulang dan sudah di rumah pun indra masih tak ada kabar, Andini kini menjadi bingung.
Malamnya, sebelum Andini tidur, disaat Andini sedang cemas tiba-tiba indra menelfon Andini. Dan Andini pun langsung mengangkatnya.
"Indra. Kamu ke mana saja?"
"Din, aku mau tanya serius sama kamu."
"Apa Indra, kamu mau tanya apa?"
"Em. Apakah kamu benar-benar mencintaiku?"
"Aku benar-benar Dra, aku serius, kali ini aku benar-benar jatuh hati sama kamu."
"Kalau memang kamu benar-benar mencintaiku, beberapa hari ini kita jangan bertemu dulu ya."
"Kenapa Dra? Apa hubungannya?"
"Kita jangan terlalu dekat dulu, aku nggak mau kejadian seperti semalam terjadi lagi, aku akan menemui mu lagi disaat kamu sudah siap menikah denganku."
"Tapi kan nggak bisa secepat itu Dra, aku juga butuh kamu di sini, aku janji ko nggak bakal ngelakuin hal seperti itu lagi, maafin aku!"
Andini menjadi menangis mendengar indra bilang seperti itu.
"Nggak bisa Din maaf, selama apa pun kamu kasih jawaban kepadaku, aku bakalan selalu setia menunggu jawaban itu."
"Tapi Dra, bukannya kamu pernah bilang mau ngertiin aku?"
"Aku ngertiin kamu Andini, tetapi kita gak bisa dekat dulu, aku gak mau mencintai kamu karena hawa nafsu, aku sungguh-sungguh ingin hidup sama kamu, kamu juga harus ngertiin aku Andini."
"Hmmm. Baiklah, kasih aku waktu ya Dra, aku bakal kasih jawaban suatu hari nanti disaat aku sudah siap dengan semuanya."
"Iya aku akan terus setia menunggumu Andini. Maafkan aku ya, bila aku harus tegas seperti ini. Semua aku lakukan karena aku sungguh-sungguh mencintaimu."
"Iya aku paham ko, tetapi kalau sekadar untuk menelpon apa aku masih boleh?"
"Hmmmm. Boleh ko, aku pasti angkat bila kamu menelpon. Dan bila kamu benar-benar butuh bantuanku, aku pasti akan datang membantumu, tetapi tidak seperti bantuan semalam ya."
"Hmmm baiklah Dra, aku mengerti"
Setelah mematikan telepon, Andini terbaring di tempat tidur, kemudian dia menangisi dan menyesali perbuatannya semalam kepada Indra.
Andini bukannya tidak mau menerima cintanya indra, tetapi dia tetap pada pendiriannya bahwa dia bertahan di sini karena bertujuan ingin membalaskan dendam kepada mantan suaminya.
"Aku harus segera membalaskan dendam ku kepada Sandy, agar hidupku tenang melihat dia menderita, aku akan bahagia bila melihatnya menderita bahkan kalau bisa dia harus mati di tanganku."
Amarah Andini bergejolak ketika mengingat mantan suaminya itu. Dia berkata sambil memegang pisau ditangannya.
"Aku harus segera merencanakan dan memulai misiku ini. Agar setelah ini aku hidup bahagia bersama Indra tanpa bayang-bayang Sandy lagi di hidupku"
****
Pagi pun tiba, Andini terbangun dengan pisau yang masih ada di tangannya.
Andini pagi ini tidak akan masuk kerja, karena dia ingin menghampiri rumah mantan suaminya.
Dia ingin mencari informasi di sana. Semalaman dia berpikir dan merencanakan sesuatu untuk segera menghancurkan mantan suaminya itu.
Andini sudah tahu apa saja yang harus dia lakukan untuk melancarkan misinya.
Tetapi Andini izin dahulu sama Bude Rini melalui telepon, kalau hari ini dia tidak bisa masuk karena ada keperluan pribadi.
Andini pun berangkat menggunakan mobil sewaan, dia bisa mengemudi karena dahulu sebenernya hidup senang bersama suaminya di awal pernikahan.
Andini sangat tenang sekali seperti orang biasa. Dia juga memakai uang tabungannya dari penjualan kalung emas waktu itu.
Singkat cerita dia pun sampai di kompleks rumah mantan suaminya. Dia juga tahu blok rumahnya karena sempat bertanya dari orang sekitar.
Andini pun hanya memantau dari jauh, hingga akhirnya terlihat dari jauh Sandy dan istrinya sedang masuk mobil dan sepertinya mereka akan berangkat menuju kantor.
"Hmmmm enak ya Mas hidupmu, tetapi kamu nggak tau, bahwa di sini ada orang yang tersakiti dibalik kebahagiaanmu itu. Nggak akan lama lagi Mas, nggak akan lama kamu menikmati ini semua. Kamu harus lebih sakit dari aku"
Andini berbicara dengan penuh dendam sambil meremas kedua tangannya dan memukuli stir mobil.
Andini pun mengikuti mobil mereka. Dia sangat hati-hati agar tidak dicurigai. Jalanan dikota juga agak sedikit macet jadi mudah sekali Andini mengikuti mereka.
Akhirnya Andini sampai di kantornya mereka. Andini juga parkir tepat di sebelah mobil mereka, tetapi dia hanya memantau dari dalam.
"Hmmm begini ya Mas kehidupanmu sehari-hari, enak sekali cuma numpang kaya tahu-tahu jadi bos. Aku sudah tidak sabar mas ingin menghancurkan mu."
Selang sekitar satu jam, Sandy tiba-tiba keluar dari kantor dan masuk ke mobil, tetapi dia hanya sendiri tidak dengan istrinya. Andini pun langsung bergegas mengikutinya dari belakang.
Dan ternyata Sandy menuju sebuah restoran yang lumayan jauh dari kantornya. Andini mengira sih Sandy bertemu klien atau rekan kerjanya.
Andini pun masuk ke restoran tersebut dengan pura-pura membeli minum, Andini juga susah dikenali karena dia memakai masker dan kacamata hitam. Dia juga sangat berani duduk yang gak jauh dari mejanya Sandy sambil belaga sibuk memainkan handphone.
Tanpa di duga ternyata Sandy bukan bertemu rekan kerjanya, tetapi ternyata dia memiliki simpanan lagi dari istrinya.
Semuanya ketahuan saat panggilan mereka mesra sekali, Sandy juga memanggil sayang kepada wanita tersebut, bahkan dia mencium pipi dan tangannya.
Disini Andini makin geram melihat tingkahnya Sandy. Dia pun diam-diam memotret Sandy dengan kamera handphonenya bahkan membuat video yang terdapat percakapan mereka di sana.
"Memang Anjing kamu ini ya mas, beruntung sekali aku berpisah denganmu, ternyata kelakuanmu lebih busuk dari yang aku kira. Lihat saja mas semuanya akan hancur, kamu nikmati saja kesenanganmu sekarang ini, tetapi besok ataupun lusa semuanya akan berbalik."
Rasanya Andini ingin sekali melemparkan gelas yang sedang dia pegang.
Setelah selesai dari restoran itu, Sandy kembali ke kantornya dan Andini pun kembali mengikutinya. Setelah sampai di sana Andini rasa cukup hari ini mengikuti Sandy, dia juga sudah punya bukti tentang perselingkuhan Sandy tadi. Mungkin hari minggu nanti Disaat sedang libur, Andini akan kembali mengikuti kegiatan Sandy.
Setelah sampai tempat rental mobil Andini pun ingin bergegas pulang.
Ketika mengembalikan kunci mobil tiba-tiba saja bos rental tersebut ingin berkenalan dengan Andini. Lumayan tua sekitar 50 tahun tetapi kelihatan sedikit genit kepada Andini.
"Cepat sekali mbak pakai mobilnya?"
"Em, Iya pak urusan saya selesai lebih cepat ternyata."
"Jangan panggil pak dong, panggil saja Mas."
Jawab pria tersebut sambil mengedipkan mata.
"Iya deh mas."
"Apa saya boleh kenal?"
"Em. buat apa ya?"
"Ingin kenal saja sih. Kalo sudah kenal kan mbak bisa bebas meminjam mobil di sini."
"Hmmm."
"Mbaknya udah nikah apa masih gadis nih?"
"Saya single, udah ah saya mau pulang ya."
"Eh eh bentar, kan saya belum tahu namanya."
"Nama saya Andini, Udah ya saya mau pulang udah sore ini."
"Sebentar lah manis, nanti kalau kamu mau rental lagi saya kasih gratis deh"
Tetapi disini Andini jadi berpikir dan berbicara dalam hatinya.
"Lumayan juga nih bisa dapat rentalan mobil gratis"
Sambil melihat muka orang tersebut dengan tatapan jijik.
"Lain kali saja ya mas, saya harus pulang. Saya pasti ke sini lagi ko, tetapi janji ya bakal kasih saya gratis?"
"Oh yaudah, tenang saja nanti saya kasih gratis, asal saya bisa deket sama kamu."
"Iya mas nanti saya pertimbangkan ya. Saya pulang dulu yaa dah."
"Iya sayang dah."
Andini pun pergi sambil mengedipkan matanya. Sementara lelaki itu sangat kegirangan.
"Hmmm dasar memang laki-laki, udah tua bukannya insaf malah makin gila."
Ucap Andini sambil berjalan untuk pulang.
Setelah sampai rumah, Andini membereskan rumah dan tak lupa dia mengecek kuburan Badrun dan Dena. Sekarang sih kuburan mereka sudah mulai tak terlihat dan sudah rata dengan tanah, sehingga bakalan sulit untuk di curigai.
Andini pun makin tenang sekarang.
Tetapi dia sangat merindukan Indra, ingin sekali Andini menelpon nya, tetapi Andini takut, bila sering menghubungi Indra pasti dia akan minta jawaban terus menerus. Andini pun memilih untuk diam beberapa hari.
bisa saja. semangat./CoolGuy/
padahal di simpan disitu terus.
selama saya di perantauan, sakit di paksain sehat, lapar di paksain kenyang, ngantuk di paksain semangat,ada masalah di pendam, uang yang gak cukup di cukupin, dan berbagai hal lain./Frown/
tapi walaupun begitu saya mendukung Andini bijak, dan jujur tapi tidak terkejut juga karena alasan nya sama dengan saya.