Dilarang Boom Like!!!
Tolong baca bab nya satu-persatu tanpa dilompat ya, mohon kerja sama nya 🙏
Cerita ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan rahasia yang memilukan, merasa beruntung memiliki suami seperti Rafael seorang pengusaha sukses dan seorang anak perempuan, kini Stella harus menelan pil pahit atas perselingkuhan Rafael dengan sahabatnya.
Tapi bagaimanapun juga sepintar apapun kau menyimpan bangkai pasti akan tercium juga kebusukannya 'kan?
Akankah cinta segitiga itu berjalan dengan baik ataukah akan ada cinta lain setelahnya?
Temukan jawaban nya hanya di Noveltoon.
(Please yang gak suka cerita ini langsung Skipp aja! Jangan ninggalin komen yang menyakitkan. Jangan buka bab kalau nggak mau baca Krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertian nya.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDUA 7
Masih berada di dalam Kafe
Setelah puas dengan apa yang mereka lakukan, kini kedua nya saling duduk berdampingan dengan menahan perasaan yang bergejolak di antara keduanya.
Mereka berdua terpaksa melepas kan pagutan hangat itu yang baru saja dia rasakan beberapa menit yang lalu, mengingat dirinya masih berada di sebuah Kafe dan benar saja banyak mata yang memperhatikan kegiatan panas mereka.
Rafael yang saat itu menyadari akan hal itu sontak dia mengakhiri kegiatan panas nya dengan berbincang hal lain untuk mengalihkan perasaan nya yang tak bisa dia bendung lagi.
"Sayang ... apa setelah ini kita bisa bertemu lagi?"
Angel menatap lekat manik cokelat itu. Entah kenapa mendadak hatinya begitu risau setelah pertemuan nya kali ini dengan pria yang sangat di cintainya. Dirinya takut kalau Rafael tidak mau bertemu dengan nya lagi mengingat Rafael adalah seorang pria yang sudah beristri.
Ya, awal Angel pertama kali mengenal Rafael dimana pada saat itu dirinya yang pertama kali juga mengirim sebuah pesan chat pada Rafael. Di saat itu lah Angel mulai memuji kehebatan sosok Rafael, memberi sedikit perhatian, dan tak jarang untuk dirinya selalu bertanya kabar pada pria yang ada di samping nya saat ini.
Meskipun dia tahu bahwa status Rafael adalah seorang laki-laki yang sudah beristri, tetapi dirinya tetap ingin berada di dekat Rafael, bahkan dengan gamblang nya Angel mengatakan kalau dia rela menjadi wanita kedua untuk Rafael.
Terlihat sangat ironis bukan? Semua wanita berlomba-lomba ingin menjadi satu-satunya wanita di hati pria yang mereka cintai, sedangkan Angel lebih memilih untuk rela jadi yang kedua di hati Rafael.
"Tentu saja, Sayang. Kenapa kamu bicara seperti itu, hem?" Tanya Rafael mengerutkan kening nya.
"Kamu tenang saja, nanti aku akan cari cara untuk kita bisa bertemu lagi, ok!" Sambung Rafael menenangkan hati Angel sembari membelai wajah cantik pacar virtualnya.
Angel tersenyum seraya menghamburkan tubuhnya memeluk tubuh kekar Rafael. "Aku mencintaimu, Rafael ...."
"Aku juga mencintaimu, Sayang. Tapi ... kamu tahu sendiri bukan, disisi lain aku seorang pria yang sudah beristri juga memiliki seorang anak. Satu hal yang harus kamu ingat ...."
"Apa itu Sayang? Katakanlah, aku akan menuruti semua apapun yang kamu mau, tapi tolong ijin kan aku untuk berada disamping mu." Angel berucap dengan sungguh-sungguh sambil memasang wajah melasnya.
Namun, sebelum Rafael melanjutkan perkataan nya tiba-tiba terdengar bunyi dering dari gawainya yang berhasil mengalihkan perhatian Rafael pada asal bunyi tersebut.
Tring ... tring ... tring ...
Tak perlu waktu lama untuk Rafael mengambil gawai nya yang dia simpan di dalam saku kemejanya. Alangkah terkejut nya saat dia mendapati sebuah nama yang tertera di layar pintar nya.
"Stella ...."
Gumam Rafael yang masih bisa di dengar oleh Angel.
Sontak dia beranjak dari tempatnya, bergegas meninggalkan Angel yang masih duduk manis disana.
"Sayang ... kamu mau kemana?"
Panggil Angel menatap bingung dengan sikap Rafael. Pria itu berlalu begitu saja meninggalkan Angel tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir tipis nya. Angel terus menatap punggung Rafael hingga menghilang dari pandangan nya.
'Stella ... kenapa juga dia harus hubungi Rafael sih? Ck, ganggu orang saja.'
Rafael melangkahkan kakinya menuju ruangan yang berukir kan Men Toilet. Mendengar gawai nya yang terus berdering sontak Rafael langsung mengangkat panggilan telpon tersebut setelah dirinya berada di dalam toilet.
Rafael meraup oksigen sebanyak mungkin kemudian menghembuskan nya secara perlahan. Dia berusaha untuk menguasai diri agar tidak gugup saat berbicara dengan istrinya.
"Hallo, Sayang ...."
"Mas! Kamu dimana? Ini sudah waktunya kamu pulang kan, tapi kenapa kamu belum sampai juga di rumah ...."
Stella memberondong Rafael dengan berbagai macam pertanyaan tanpa sedikit pun memberi jeda untuk Rafael menjawab nya. Dan hal itu membuat Rafael tampak bingung ingin menjawab yang mana dulu. Hingga 5 detik berlalu akhirnya dia menjawab semua pertanyaan istrinya agar sang istri tidak lagi melontarkan berbagai macam pertanyaan yang akan berakhir dengan sebuah kebohongan lagi.
"Aku lagi di jalan, sayang. 1 jam lagi aku akan sampai di rumah, tunggu aku ya!" Rafael berbohong untuk menutupi segala perbuatan nya yang saat ini diam-diam menemui wanita lain.
"Baiklah Mas, aku tunggu. Ingat kamu sudah berjanji sama Rafella, dan aku tidak mau kalau kamu mengecewakan nya!" Stella memperingati Rafael dengan penuh penekanan di akhir kalimat.
"Iya Sayang ... sebentar lagi Mas tiba di rumah."
"Ok, aku tunggu Mas. Hati-hati di jalan ya!"
"Siap Sayangku, I love you ...."
"I love you too ...."
Sambungan telpon pun terputus, kini Rafael bisa bernafas lega seperti sedia kala sebelum ada panggilan masuk dari sang istri.
Rafael keluar menuju wastafel yang ada di dalam toilet. Dirinya tampak membersihkan muka dan juga merapikan kembali penampilan nya yang terlihat sedikit berantakan akibat ulahnya dengan Angel. Setelah selesai dengan langkah lebar dia keluar dan berjalan meninggalkan toilet.
"Angel, maaf aku harus pergi sekarang!" Ucapan Rafael sontak saja membuat wanita di hadapan nya itu merasa tak suka dengan apa yang barusan di lontarkan nya.
"Kamu mau kemana, Sayang?"
"Emmm ... aku harus segera pulang. Putriku pasti sudah menungguku di rumah."
"Tapi ... bukan nya kita baru saja bertemu?"
Rafael menghela nafas berat lalu mengeluarkan nya secara perlahan. "Angel ... tolong mengertilah sedikit posisiku ini. Bukan nya aku sudah bilang kalau aku seorang pria yang sudah beristri dan memiliki seorang anak, terlebih selama ini aku tidak pernah mengecewakan anak dan istriku."
"Aku tidak ingin membuat mereka berdua kecewa dan berakhir Stella yang akan mencurigai ku. Aku harap kamu mengerti itu." Sambungnya menatap lekat wajah perempuan yang ada di hadapan nya.
"Iya, aku mengerti. Tapi ... aku ingin lebih banyak waktu bersamamu."
Angel menatap sendu wajah Rafael, mengeluarkan semua unek-uneknya yang terasa berat menerima kepergian Rafael.
"Begitu juga aku, rasanya berat sekali meninggalkan mu sendiri disini."
Timpal Rafael menampilkan wajah sedih nya menatap sang kekasih.
"Sayang ... percayalah aku akan mengatur kembali pertemuan kita. Dan aku pastikan pertemuan kita nanti tidak ada satu orang pun yang mengganggu kebersamaan kita."
Rafael coba meyakinkan Angel sambil menggenggam kedua jemari tangan lembut milik perempuan itu dan tangan besar satu nya membelai wajah perempuan yang ada di hadapan nya.
Angel mengangguk, sedikit tersenyum meski sorot matanya menunjukkan rasa rindu yang begitu membuncah.
"Tapi ... kapan kita bisa bertemu lagi?"
Angel berusaha menguasai dirinya agar tidak terlihat marah di depan Rafael karena dia tidak ingin image nya buruk di depan pacar virtualnya itu.
"Lusa, aku janji kita akan bertemu lagi. Dan aku akan membawamu ke suatu tempat yang akan membuatmu merasa happy dengan kebersamaan kita nanti."
"Kamu tidak bohong kan, Sayang?" Tanya Angel yang masih ragu dengan janji Rafael, seperti sebelumnya yang dia tahu bahwa Rafael telah berbohong pada Stella hanya untuk bisa bertemu dengan nya. Oleh karena itu dirinya tidak ingin seperti Stella yang cukup mudah di bodohi oleh Rafael.
"Tidak, sayang. Mana mungkin aku membohongi wanita secantik dirimu."
"Baiklah, sekarang lebih baik kamu pulang sebelum Stella menelponmu."
Rafael mengangguk dan membayar tagihan mereka. Sebelum meninggalkan meja, dia berdiri dan memberi Angel pelukan hangat.
"Jangan lupa, aku selalu ada untukmu. Kita akan terus berkomunikasi" Rafael membelai surai panjang Angel yang terlihat begitu indah di mata Rafael.
"Aku mencintaimu, Sayang ...." Bisik Angel mencium pipi Rafael.
Dengan langkah mantap, Rafael meninggalkan Kafe, melihat ke belakang untuk memberi Angel senyuman terakhir sebelum keluar. Di luar, suasana malam terasa segar, dan meski pertemuan itu telah berakhir, hatinya tetap hangat.
🍁Mansion Rafael🍁
Seorang pria masuk kedalam rumah, kaki jenjangnya terus melangkah menyusuri ruangan tersebut hingga kedua netranya menangkap seorang wanita yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Sayang, aku pulang ...."
Rafael menghambur memeluk istrinya yang kini telah berdiri di hadapan nya, tak lupa dirinya mendaratkan kecupan di kening dan bibir Stella yang telah membuat nya candu.
Namun, beberapa detik kemudian Rafael merasakan perbedaan antara bibir Stella dengan bibir seksi milik Angel yang jauh lebih sensual, dan juga hangat hingga membuatnya hanyut dalam ciuman panas bersama Angel.
"Ini untukmu, Sayang .... bagaimana, apa kamu suka?" Rafael menyodorkan sebuah buket bunga mawar merah kesukaan Stella.
"Iya Mas, aku menyukainya. Terima kasih ya Mas, kamu selalu bersikap romantis. Aku bersyukur bisa memilikimu."
"Sama-sama Sayang, Mas rela melakukan hal apapun untuk istri cantik Mas ini. Dan kamu tahu selain bunga ini kesukaan kamu, bunga mawar merah ini juga melambangkan perasaan Mas padamu sayang ... yang artinya Mas akan tetap setia sampai jantung ini tidak berdetak lagi, tidak ada sosok waniat lain yang bisa menggantikan posisi kamu di hati Mas."
"Tapi ... tunggu dulu, kenapa tiba-tiba kamu datang membawakan ku bunga, atau jangan-jangan kamu ingin menyogok ku ya supaya aku tidak memarahi mu karena terlambat pulang."
Stella memicingkan kedua netranya menelisik wajah tampan suaminya dan coba mencari kebohongan di dalam sana. Akan tetapi, Rafael yang begitu cerdik sontak dia menarik tubuh Stella ke dalam pelukan nya. Dan tiba-tiba terdengar suara familiar di telinga nya.
"Dad, kenapa terlambat? Bukan nya Daddy sudah janji akan mengajak Rafella jalan ke mall." Pekik Rafella yang berlari ke arah Daddy nya.
"Maafkan Dad, Sayang. Tadi Daddy masih banyak kerjaan di kantor jadi terlambat pulang."
"Tapi, Daddy jadikan ajak Rafella pergi ke Mall?"
"Tentu dong sayang ... ya sudah Dad mau mandi dulu ya, setelah itu kita berangkat, Ok!"
"Yeah, thanks Dad. Rafella cinta Mommy dan Daddy."
*
"Ya Tuhan, noda apa ini ...."
.
.
.
🍁Bersambung🍁