Dario Maverick dan Alice sudah menikah selama lima tahun lamanya. Namun, keduanya tak kunjung memiliki keturunan. Sampai dimana ibu mertua Alice meminta Dario untuk menikah lagi. Di saat itu, Alice memilih pergi agar suaminya bisa menikah lagi.
Namun, siapa sangka. Jika dirinya pergi ternyata sedang dalam keadaan sedang mengandung. Alice tidak membatalkan kepergian nya, justru dia melanjutkan kepergian dan meninggalkan cintanya.
Apakah nantinya Dario dan Alice akan bertemu? Bagaimana status pernikahan mereka setelah Alice memutuskan untuk pergi? Apakah Dario memilih menikah lagi ketika istri nya pergi, ataukah justru mencarinya?
BACA SEGERA!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cali gala-gala aja bicana
Alice tengah menikmati pijatan di kepala dan punggungnya oleh pegawai salon wanita. Dia baru saja melalukan perawatan rambut, dan menikmati rangkaian perawatan tubuh lainnya. Di sebelahnya terdapat Helma yang melalukan sama halnya dengan apa yang menantunya lakukan saat ini.
"Kamu tuh harus banyak merawat diri, biar enak di pandang suami." Celetuk Helma yang mana membuat Alice mengalihkan pandangannya.
Helma belum melihat Alice, dia masih menatap majalah yang sedang dirinya baca. "Wanita butuh banyak perawatan, biar suami senang. Bukan cuman wajah, tubuh kamu juga harus. Duit suamimu banyak, jadi pergunakan sebaik mungkin." Seru Helma.
Alice tersenyum, "Baik mah." Sahut Alice dengan sopan.
"Setelah ini, kita beli baju untuk kamu. Mama liat, kamu memakai baju lamamu. Sekarang, banyak model baju terbaru. Jangan buat nalu suamimu, dia seorang CEO. Pastinya, akan banyak pertemuan penting." Seru Helma sembari menatap menantunya.
Alice mengangguk kaku, dia seakan keberatan jika ingin membeli baju baru. Karena Alice, bukan wanita yang senang berbelanja. Dia lebih suka menghabiskan waktunya di rumah dan di kamar dari pada menghabiskan uang.
"Oh ya, perhiasan. Kamu juga harus membelinya." Seru Helma.
"Enggak usah ma!" Pekik Alice dengan panik.
"Kamu mau polosan begitu? Enggak, enggak ada yah. Kalau polosan begitu tanpa perhiasan, nanti suamimu yang malu. Takutnya, orang-orang mengira jika suamimu itu pelit. Sidah, beli saja!" Titah Helma yang tidak bisa di ganggu gugat.
Alice menghela nafas pelan, dia sudah pasrah dengan apa yang mertuanya itu inginkan.
"Menikah dengan seorang pewaris, itu jauh lebih melelahkan." Batin Alice.
.
.
.
Dario berlari mengejar Alexa yang sudah memasuki lift, pria itu berusaha untuk membujuk putrinya. Namun, Alexa melengos kan wajahnya. Dia benar-benar marah dengan sang daddy karena membela Eliza. Sedangkan Eliza, dia hanya memutar bola matanya nalas menatap kembarannya dari gendongan Dario.
"Lencana apa lagi yang dia pikilkan demi mendapat ci melah." Batin Eliza.
"Oke, sekarang Lexa mau apa?" Tanya Dario dengan tatapan pasrah.
Mendengar itu, raut wajah Alexa berubah. Kemarahannya sedikit melunak, dia melirik ke arah Dario yang menatapnya dengan lekat. Otak kecilnya mencari permintaan yang aps, dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan apa yang dirinya pikirkan saat ini.
"Lekca mau ec klim, pokokna halus." Seru Alexa dengan tersenyum lebar.
Dario menghela nafas pelan, hanya es krim yang membuat putrinya luluh. Namun, dirinya teringat dengan perkataan Alice tentang kondisi putrinya setelah makan es krim. Pria itu pun melihat jam tangannya, ternyata saat ini masih pukul sepuluh pagi.
"Kan kata Alice kalau siang, sekarang masih pagi. Gak papa deh, belikan saja. Dari pada ng3re0g di jalan." Batin Dario.
"JADI NDAAAA?! GANTI DADDY BALU NIIHHH LEKCAAA!!" Rengek Alexa sembari menghentakkan kakinya.
"Iya jadi, ayo! ayo!" Seru Dario sembari menggandeng tangan putrinya.
"Gitu kek dali tadi, daddy Lojali banak kali dlamana." Dengus Alexa.
Dario menghela nafas sabar, dia harus meredam segala kekesalannya demi kedua putrinya tercinta. Bukankah dulu ini yang dia mau? Memiliki anak yabg akan mewarnai kehidupannya. Benar, kehidupannya sangat-sangat berwarna. Sangking berwarnanya, Dario sampai tidak bisa berkata-kata lagi.
Tring!
Pintu lift terbuka, Dario bergegas membawa kedua putrinya keluar dari kantor menuju parkiran. Sesampainya di parkiran, dirinya di kejutkan oleh seorang wanita yang berdiri di depan mobilnya sembari memakai kaca mata hitam. Wanita itu tak lain adalah Agatha, dia menunggu Dario sudah sejak tadi. Melihat kedatangan Dario, Agatha pun menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekati pria itu.
Raut wajah Dario pun berubah dingin sejak melihat Agatha. Si kembar pun hanya menatap bingung ke arah wanita yang mendekat ke arah mereka. Namun, fokus ALexa beralih pada mobil yang Agatha kenakan. Keningnya pun mengerut dalam.
"Ngapain kamu kesini?" Tanya Dario dengan tatapan tajam.
"Aku kesini ingin berbincang berdua denganmu," ujar Agatha dengan santai.
"Kita tidak lagi memiliki urusan, sebaiknya kamu kembali. Karena aku memiliki urusan dengan putriku." Pinta Dario dan berniat ingin membawa kedua putrinya menuju mobilnya.
namun, Agatha justru memegang lengan Dario yang mana membuat Alexa membulatkan matanya. Mata bulatnya mengerjap pelan, tatapannya beralih menatap tajam pada Agatha yang menatap Dario. Dirinya di tambah di buat terkejut ketika melihat sang daddy justru menatap balik Agatha tanpa adanya pemutusan kontak mata.
"HEEEE!! LOJALIII!! NDA INGAT ICTLIMU DI LUMAAAAH?! MAU KU CALIKAN DADDY BALU LUPANAAAA!!" Teriak Alexa yang mana membuat Dario tersentak kaget.
bergegas, Dario menarik lengannya dari cekalan Agatha. Pria itu menghindar dan menatap Agatha dengan tatapan menusuk. Sedangkan Agatha, dia tak takut. Justru, wanita itu melepas kaca matanya menampilkan matanya yang sembab.
"Dario, aku tidak bisa. Aku sudah sangat mencintaimu, aku mohon ... jangan batalkan pernikahan kita." Lirih Agatha.
"Kamu enggak liat aku sudah memiliki dua orang putri?" Pekik Dario dengan kesal.
Agatha menatap Alexa dan Ekiza secara bergantian, lalu tatapannya beralih menatap ke arah Dario sembari menggelengkan kepalanya. "Seperti lima tahun lalu, aku akan menunggumu sampai kamu berpisah dari istrimu," ujar Agatha yang mana membuat Dario membulatkan matanya.
Pria itu pun berniat menurunkan Eliza, tetapi Eliza justru memeluk erat leher sang daddy. Melihat Dario ingin menurunkan kembarannya, Alexa pun berseru keras hingga membuat Dario menghela nafas pelan.
"Kenapa halus di tulunkan hah? Daddy ngomongna pake mulut, kenapa halus di tulunkan?!" Helan, cali gala-gala aja bicana! Pekik Alexa tidak terima.
"Huftt .... oke, Agatha begini. .. cinta itu tidak bisa di paksa. Aku mencintai istriku, sekarang dia sudah kembali. Lebih baik, kamu mencari pria lain yang bisa mencintai kamu. Maaf, aku sangat mencintai istriku." Tegas Dario.
Air mata Agatha luruh, dadanya terasa sesak. Beberapa hari ini, dia terus saja memikirkan Dario. Dia sudah terlalu dalam mencintai Dario dan tak ingin pria itu pergi darinya. Bahkan, dia rela menunggu Dario dan Alice bercerai di saat rumah tangga Dario renggang. Namun, apa yang dirinya dapat? Waktunya terbuang sia-sia.
"Maaf Agatha, aku harus kembali membawa putriku pulang." Pamit Dario dan bergegas berbalik memasuki mobilnya.
"Dario!" Panggil Agatha ketika melihat Dario yang sedang membantu Alexa untuk menaiki mobilnya.
Dario mengalihkan pandangannya, dia menatap Agatha dengan alisnya yang terangkat satu. Melihat itu, Eliza bergegas menarik wajah sang daddy agar menatapnya.
"Ingat ictliii janan pandang telus cewek balu. Nanti mommy cali cuami balu, balu tau laca." Bisik Eliza dengan penuh penekanan.
Dario menghela nafas pelan, tanpa berbalik dia segera berbicara pada Agatha yang masih menunggunya itu.
"Maaf Agatha, kita tak lagi memiliki urusan. Permisi." Pamit Dario dan bergegas memasukkan ELiza ke mobil.
Saat Dario memutari mobilnya, Agatha sempat menangkap tangan pria itu. Namun, Darip langsung menepisnya dan masuk ke dalam mobilnya. Tangan Agatha mengambang di udara, air matanya luruh saat melihat mobil Dario yang mulai melaju pergi meninggalkan parkiran. Tubuh wanita itu pun luruh, dia jatuh terduduk dengan air mata yang membasahi pipinya.
"Bangunlah, tidak usah menjadi pengemis cinta. Itu sangat memu4kkan." Seru seorang pria yang mana membuat Agatha mendongak.
"Kau?!"
.
.
.