Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Kejujuran Valen pada keluarganya}
Valen pun berangkat ke tempat kerjanya, Dia bergegas pergi dari kostnya.
Akhirnya dia sampai juga ditempat kerja, ditempat kerja sudah ada Pegawainya yang sibuk membersihkan meja kasir.
"Selamat pagi mbak." sapa wanita itu.
"Pagi juga." jawab Valen yang langsung masuk ke ruang kerjanya.
Valen langsung duduk menyelesaikan pekerjaan sebelum dia terlambat menyelesaikannya.
Ditempat lain
Aldo terlihat begitu senang, akhirnya apa yang dia rencanakan berhasil juga.
"Wah, lagi ada yang lagi bahagia nih."sindir Rio pada temannya.
" Pastinya. "Jawab Arif yang ikut menggoda Aldo.
Aldo melirik langsung kearah keduanya." Kalau kalian ingin, cepetan lamar pacar kalian. " ucap Aldo pada mereka berdua, sontak saja mereka kaget.
" Masih tahap pencarian. " jawab Arif yang merasa malu sendiri kalau dirinya belum memiliki pasangan.
" Tahap pencarian apanya, jawab aja kalau kamu jomblo. " jawab Rio yang langsung berkata itu pada Arif.
"Apa kamu tidak sadar juga kalau kamu jomblo juga." balas ucapan Arif pada Rio, yang mengatakan jika dirinya jomblo.
Rio membalas dengan ekpresi kesalnya, Aldo yang mendengarnya hanya bisa membalas dengan menggelengkan kepala melihat keduanya saling berdebat dengan argumen mereka masing-masing.
"Sudahlah, jangan ribut ditempat kerja. Kalau nanti pak manager tahu bisa gawat." kata Aldo pada mereka berdua yang selalu berdebat,Aldo pun melanjutkan pekerjaan.
Siang hari
Valen bolak-balik memeriksa jam tangannya, dia terlihat bingung.
"Apa sekarang saja ya." batin Valen yang langsung keluar dari tempat kerjanya.
"Mbak Valen mau kemana?" tanya salah satu pegawainya.
"Aku mau keluar dulu, aku tinggal dulu ya." pamit Valen pada pegawainya.
"Oke mbak." jawab pegawainya,Valen segera pergi menuju rumahnya.
Setengah jam kemudian
Akhirnya Valen sampai juga dirumahnya. "Nona." sapa pria itu yang saat itu berjaga didepan pintu gerbang.
Pria itu langsung membuka pintu gerbangnya, dengan santai Valen masuk kedalam. Suasana dirumah terlihat sepi hanya ada beberapa pelayan yang ada dirumahnya.
Suasana tetap saja tak berbeda, masih saja sepi. "Nona." sapa salah satu pelayan dirumahnya.
"Hallo Bibi." sapa Valen pada Bibi Nur.
"Bagaimana kabar nona?" tanya Bibi Nur yang begitu rindu dengan kehadiran Valen.
"Baik-baik saja. Bibi, Valen minta tolong buatkan minuman jus Alpukat ya." permintaan Valen pada Bibi Nur.
"Baik non." jawab Bibi Nur yang begitu semangat dengan kehadiran nonanya dirumahnya.
Bibi Nur ini sudah lama ikut bekerja dengan keluarga tuan Daniel . Bisa dikata Bibi Nur ini pengasuh Saat Valen masih bayi hingga sampai sekarang Bibi Nur masih bertahan bekerja ikut majikannya.
Valen pun pergi ke kamarnya yang selama ini dia tinggal. Semua penuh kenangan dengan keluarganya, sepintas dia melihat sesuatu barang yang dulu dia simpan.
Seketika barang itu dia buang ditempat sampah. Dia tak ingin mengingat masa lalu, sekarang masa depannya sudah ada di depan dirinya.dia ingin melupakan masa lalunya.
Dia terus memperhatikan cincin yang ada di jari manisnya.
"Bagaimana ya reaksi mama dan papa ya." batin Valen yang berharap semoga Aldo bisa diterima oleh keluarganya.
Apalagi dia bingung juga, dia pun belum jujur dengan identitas sebenarnya tentang dirinya. Tapi dia ingin fokus menjalani apa yang ada.
Valen pun langsung keluar dari kamarnya, dia langsung menuju lantai bawah, ternyata Bibi Nur sudah datang membawa pesanan minuman untuknya.
"Bibi taruh saja di ruang belakang, Valen ingin duduk santai disana." jawab Valen yang ingin duduk diruang belakang dekat kolam.
"Baik nona." jawab Bibi Nur yang langsung pergi keruang belakang. Sedangkan Valen pergi keruang perpustakaan milik kakaknya.
Disana ada buku yang biasanya dia baca, semua buku milik kakaknya begitu lengkap.
Setelah sudah mendapatkan buku yang akan dia baca, Valen segera pergi keruang belakang.
Dimeja sudah ada minuman pesanan dia, dan ada cemilan yang sengaja Bibi Nur siapkan oleh dirinya.
Valen ingin duduk santai setelah seharian kerja, waktunya dia istirahat sekalian pulang menemui keluarganya.
Sore hari
Valen pun tak sengaja tertidur ditempat dirinya sedang duduk santai. Valen menikmati waktu istirahatnya.
Di luar terdengar suara mobil yang masuk ke halaman depan rumah.
Ternyata itu mobil milik tuan Daniel dan mobil nyonya Monica, disusul juga mobil Gio yang saat itu juga masuk.
Dari depan pintu sudah ada Bibi Nur yang menyambut kedatangan tuannya.
"Tuan, Nyonya." sapa Bibi Nur pada majikannya.
"Ada apa bik?" tanya nyonya Monica.
"Saya mau melaporkan jika nona Valen sudah ada dirumah." kata Bibi Nur .
"Maksud Bibi?"
"Nona Valen sudah ada dirumah, posisi nona Valen ada diruang belakang tuan."jawab Bibi Nur , mama Monica langsung terlihat begitu bahagia dengan kedatangan putrinya.
Mama Monica langsung pergi keruang belakang melihat putrinya. Tapi apa yang dia lihat, putrinya tertidur ditempat itu dengan posisi buku ada didadanya.
"Lihat tuh adik kamu, masih sempatnya tiduran disini. Bukannya tidur dikamar." ucap Mama Monica yang melihat tingkah anak perempuan tidur disembarangan tempat.
"Sudahlah ma, mungkin Valen kelelahan. Dia sibuk dengan. Pekerjaan barunya." jawab Gio yang langsung pergi meninggalkan mamanya yang berdiri disamping adiknya.
"Lebih baik papa ganti baju dulu." pamit suaminya yang mulai gerah dengan baju kerjanya.
Akhirnya mama Monica mengikuti suaminya, kini Valen ditinggal oleh mereka.
Beberapa menit kemudian
Mama Monica mencoba membangunkan putrinya.
"Sayang." mama Monica mencoba membangunkan putrinya. Sontak saja Valen kaget.
"Mama." kata Valen yang mencoba membuka mata, ternyata mamanya sudah ada disampingnya.
"Kamu itu ya, kenapa tiduran disini." kata mama Monica pada putrinya.
"Maaf ma, Valen ketiduran." jawab Valen yang melemaskan otot badannya.
"Kebiasaan kamu." ucap mama Monica pada putrinya.
"Mana papa dan kakak?" tanya Valen pada mamanya.
"Mereka ada diruang keluarga, biasa duduk santai dengan obrolan mereka." jawab mama Monica tentang suaminya dan putranya.
"Oh begitu, Valen pengen ketemu papa dan kakak ma." Valen langsung bangkit dari tempat tidurnya.
Akhirnya mereka berdua menuju ruang keluarga. Disana ada papa dan kak Gio yang asyik mengobrol.
"Papa." Valen langsung menghampiri papanya.
Tuan Daniel langsung menyambut putrinya dengan pelukan.
"Sudah bangun?" tanya tuan Daniel pada putrinya.
"Maaf tadi Valen ketiduran." jawab Valen pada papanya, kini Valen bergiliran menyapa kakaknya.
Mereka duduk bersantai di ruang tamu,apalagi jarang sekali mereka bisa berkumpul seperti ini.
"Papa, mama. Ada sesuatu yang penting yang ingin Valen bicarakan sama mama dan papa." kata Valen yang mulai bicara serius pada mereka.
Sontak saja membuat satu ruangan terdiam.
"Ada apa sayang?" tanya mama Monica pada putrinya.
Valen mencoba menarik napas, rasa gugup mulai dia rasakan. Valen mencoba melawan rasa itu.