"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru Dimulai
Malam ini Ben Derrick dan Keymira diminta untuk menginap satu malam, mereka tak kuasa untuk menolak terlebih Keymira sudah lama tidak berkunjung ke mansion, dia tidak enak hati jika buru-buru pulang ke rumah.
Kamar Ben Derrick yang dulu menjadi tempat peristirahatan mereka, tak ada yang berubah dari kamar itu, masih rapi dan terjaga, pelayan membersihkannya secara rutin.
Setelah makan malam keduanya masuk ke dalam kamar, sebab terdapat peraturan di mansion jika penghuni rumah diharuskan beristirahat pukul 8 tepat.
"Besok kalau mas langsung ke kantor, aku pulang sama siapa?"
"Saya akan antar kamu dulu ke rumah, baru setelah itu saya berangkat ke kantor"
"Emang gapapa? Bukannya makin jauh ya?"
"Gak masalah buat saya, yang penting memastikan kamu pulang dengan selamat"
Pipi Keymira mengeluarkan semburat merah, perilaku Ben Derrick yang dingin namun terkesan penuh perhatian selalu berhasil menggelitik hatinya.
"Makasih, mas!"
Cup!
Sangking tersentuh nya Keymira membenamkan kecupan singkat di bibir sang suami, membuat Ben Derrick tersentak karena tindakan Key yang tiba-tiba.
Keymira cekikikan melihat reaksi terkejut Ben yang menurutnya sangatlah lucu, membuat Key ingin mencium bibir itu lagi.
"Lagi pingin?" tanya Ben frontal.
"Isshh... Apaan sih, mas. Aku cium dikit mikirnya langsung ke situ" ucap Key merenggut.
Ben Derrick terkekeh namun detik kemudian dia mencuri ciuman seperti yang dilakukan Keymira kepadanya.
"Tuh kan! Sekarang aku tau mas yang lagi pingin. Seenaknya lempar senjata biar dikira aku yang turn on"
"Kan emang selalu begitu"
Pukk!
Dipukulnya Ben yang makin tak bisa menyaring kalimat, meskipun yang dihadapinya ini adalah suami sendiri, tapi tetap saja Keymira merasa malu jika berbicara tentang urusan ranjang.
"Haha... Maaf maaf. Tapi serius, kalau emang benar kamu enggak perlu malu, kita sama-sama jujur saja"
Keymira menyandarkan kepalanya di dada sang suami, tempat yang menurut Key selalu memberinya kehangatan.
"Lagian aku gak bawa lingerie nya, nanti malah jadi gak seru"
"Kenapa kayak gitu? Ujung-ujungnya tetep bug1l juga kan"
Pukk!
"Masss!!! Rese banget si... "
"Jadi mau atau enggak?"
"Kita kan lagi di rumah utama, masa mau begituan?" cicit Keymira seraya mengigit jari-jarinya.
"Berarti jawabannya tidak? Oke, kita bisa langsung tidur artinya"
"Kok gitu?!!" yang malah ditanggapi galak oleh wanitanya.
"Terus gimana? Kamu juga enggak mengiyakan, kan?"
"Ihh... Tau ah!" Keymira sebal karena Ben Derrick selalu saja tidak peka, masa harus selalu dia yang mengajak lelaki itu bercinta? Kali-kali Ben yang harus berinisiatif memulai pemainan, kalau begini terus Key seperti orang yang tamak kelihatannya.
Dengan kesal Key memutar tubuhnya hendak menjauh, tapi belum sempat dia melangkah Ben sudah lebih dulu membalikkan tubuh Keymira sehingga mereka kembali berhadap-hadapan, tanpa sepatah kata pun Ben Derrick langsung menyambar bibir Key dengan agresif.
"Hmmphh!"
Key yang mendapat serangan dadakan tentu kaget plus tak menyangka, tapi bukan membuat Keymira malah ingin menghentikan apa yang dilakukan oleh Ben Derrick, dia justru senang karena Ben akhirnya peka terhadap keinginannya.
Kedua tangan Keymira ia kalungkan di leher sang suami, mencoba mengikuti alur yang Ben Derrick mainkan, menciptakan sebuah sensasi baru bagi Keymira.
Lidah Ben bermain di dalam sana, menjelajahi seisi mulut Key yang sangat lembut dan menggelitiknya sehingga membuat Ben merasa candu untuk terus mengeksplor area tersebut.
Dirasa nafas Key yang telah memendek, Ben Derrick melepas sejenak pangutan itu dengan kening mereka yang saling menempel, membiarkan Keymira merenggut oksigen untuk mengisi kembali paru-parunya.
"Saya tidak akan berhenti Keymira... Jadi... Jangan minta untuk mengakhiri permainan ini" imbuh Ben dengan deru nafas yang agak terengah.
Keymira makin merapatkan tubuhnya, inilah yang dia tunggu, Key tak pernah segirang ini sebelumnya, dia akan menyerahkan seluruh tubuhnya pada Ben Derrick dan pasrah menikmati malam ini meski sampai terbit fajar.
"Aku menantikannya, Tuan Ben Derrick"
Tak tahan lagi, Ben kembali menerkam bibir indah Keymira lebih intens, membawa istri kecilnya menuju surga yang tak bisa digapai oleh siapapun.
Tangan Ben Derrick tak ia biar kan menganggur, turun perlahan menuju pinggang, menekannya cukup kuat hingga Keymira tersentak karena sensasi geli juga gelenyar aneh yang membuat sesuatu dibawah sana berkedut.
"Emmhhh.... Mas..."
Tak menerima ampun, Ben semakin gencar mengecup tengkuk jenjang Keymira dengan lidahnya yang lihai, semakin membuat Key menggeliat seperti seekor ulat.
Genggaman itu terus berpindah hingga singgah di bok0ng sintal sang permaisuri yang menjadi salah satu spot favoritnya.
“Emmhh…. Geli….. Mas”
Ben Derrick tak menerima negoisasi apapun, dia akan tetap menyentuh dan melahap apa yang dia inginkan di tubuh istrinya meski Key memohon sekalipun.
”Nikmati Key, ini akan sangat menyenangkan”
Keymira merasa tubuhnya melayang tatkala Ben membawanya menuju ranjang, Key semakin melilitkan kedua lengan di leher sang suami.
Ben Derrick menjatuhkan tubuh Key dengan hati-hati, tak mau menyakiti perempuan ini dan berakhir dengan malam yang kacau.
Sikap Ben yang gentleman membuat Key merasa dihargai, reaksi tubuhnya tak membatasi lelaki itu untuk menelusuri setiap bagian yang mau dicicipi.
Ciuman terus berlangsung memanas, tangan kanan Ben mulai melepas kancing baju Keymira satu-persatu, memperlihatkan dua buah gundukan yang masih terbalut kacamata hitam.
Ben menyikap pembungkus tersebut hingga memperlihatkan isinya yang begitu menggugah selera, bak singa yang kelaparan Ben melahap habis Benda tersebut dengan begitu rakus.
”Sshhh….. Mas!!”
Keymira menjambak rambut Ben Derrick sebagai bahan pelampiasan tatkala lidah itu berputar-putar di pucuk merah mudanya.
“Is this delicious, sweetheart?”
”Answer my question”
Tapi sepertinya kesadaran Keymira mulai memudar, dia dikuasai oleh gairah yang memuncak, ditambah Keymira tak bisa sembarangan mendes4h sebab mereka tengah berada di kediaman Januartha, meskipun kamar ini dipasang penyadap suara tetapi tak menutup kemungkinan jika masih terdengar samar ke luar.
”Now sweetheart!”
”Ya mas! Ini nikmat… Sangat nikmat!” Racau Key mengikuti perintah Ben Derrick.
Senyum kemenangan menghiasi wajah pria tampan tersebut, dia kemudian melanjutkan aksinya dan kini sang mahkota menjadi sasaran Ben yang berikutnya.
Ben membenamkan wajahnya di tempat tersembunyi itu yang hanya dia seorang yang dapat melihatnya, menyiksa Keymira dengan cara yang penuh kenikmatan, desah4n yang keluar dari mulut Key bagaikan sebuah alunan yang kini menjadi lagu kesukaan seorang Ben Derrick.
Sudah tak terbayang sekacau apa Keymira sekarang, hanya dengan foreplay saja keringat sudah membasahi hampir sekujur tubuh wanita itu, bahkan sebagian tulangnya sudah terasa patah akibat terlalu lama menggelinjang.
”Mas…. Aku…. Udah gak kuat!”
Tak lama setelah Key mengeluh, pemanasan pun berakhir setelah Keymira berhasil mendapatkan pelepas yang pertama.
”Ini baru permulaan, sayang. Permainan sesungguhnya baru akan kita mulai” ucap Ben lembut namun mampu membuat Keymira bergidik ngeri.
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu