Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pesta ulangtahun
Hari Minggu
Sore hari Rara sudah memarkirkan mobilnya didepan kostan Vika. Berhubung hari ini ada acara, maka Vika juga tidak kemana-mana, termasuk rutinitas mencari ayahnya. Rara langsung masuk ke kamar setelah menyapa ibu kost yang kebetulan ada didepan rumah sedang menyirami tanaman..
Ketukan pintu membuat Vika terbangun dari mimpi buruknya disiang hari.. dengan tubuh yang berpeluh padahal ruangan ber-AC, Vika terkejut lalu bangun dan membuka pintu kamarnya..
"Rara!!!" Wajahnya terlihat basah oleh keringat dan mata agak sembab habis bangun tidur. Ia terkejut melihat sahabatnya ada didepan pintu, bahkan Nyawanya saja belum kumpul semua. Gadis itu nampak bingung juga lelah.. entah apa yang ada didalam mimpinya sampai dia tak berdaya dan ambruk duduk dilantai
"Vika! Kamu kenapa?" Rara juga dibuat terkejut melihat sahabatnya yang seperti habis lari maraton itu, dia melihat kesekeliling kamar untuk memastikan apakah ada yang tidak beres didalamnya atau tidak. Namum semua nampak baik-baik saja, tidak ada satu pun yang membuatnya khawatir, tapi kenapa Vika seperti ini?
"Vi.. kamu jangan bikin aku khawatir dong? Kamu kenapa?" Rara ikut duduk dilantai dan menatap wajah Vika
"Aku..." Vika berhenti sejenak, memejamkan mata dan menarik nafas "aku mimpi buruk!" Vika menyeka dahinya seolah dirinya sangat lelah
"Ya ampun Vika!!" Tangan Rara melayang memukul bahunya "aku pikir kamu kenapa!! bikin kaget aja, ini akibat lupa diri tidur kaya orang mati" Rara berdiri kesal dan menarik tangan Vika agar berdiri juga
"Kamu jahat banget Ra, gak ada empatinya sama aku.." Vika cemberut dan mengelus-elus bahu yang mendapat pukulan tadi
"Biarin!! Masih untung aku datang dan bangunin kamu... Kalau gak, kamu beneran mati sama mimpi buruk itu.." Rara juga tidak segan menarik tangan sahabatnya kedalam kamar mandi persis seperti ibu tiri "udah jangan berulah lagi.. mandi sana"
"Kok berulah sih Ra!! Aku tuh masih takut tau sama mimpi tadi" Vika mengomel sedikit tapi dia juga mengikuti apa yang Rara perintahkan
Dan Rara malah tidak perduli, dia mendorong perlahan tubuh Vika lalu menutup pintu kamar mandinya. "Jangan ngomel terus, nanti Kakak ipar aku ini cepet tua" senyuman manis terlukis dibibir Rara bahagia setelah mengejek sahabatnya
***
Sesuai apa yang telah direncanakan semalam, kalau mereka akan menghadiri pesta ulang tahun Chika sekaligus kejutan lamaran dari Arya di restoran, maka dari itu hanya karyawan dan beberapa temannya saja yang diundang.. bahkan acara ini sangat tertutup sampai media, maupun keluarganya kecuali Rara juga tidak mengetahuinya.
Dia khawatir lamarannya akan ditolak seperti sebelumnya, dan akan menjadi berita heboh apalagi sampai merugikan kariernya.
Kini Arya sangat yakin kalau Chika mau menerima lamarannya. Karena saat ini gadis itu selalu memanjakan hubungan mereka berdua seperti suami istri.. namun itu bagi Arya, dan siapa sangka diluarpun dia melakukan hal yang sama juga pada yang lain
Di restoran
Tepat pukul dua puluh malam semua tamu undangan sudah hadir menempati kursinya masing-masing. Arya juga tidak meminta karyawannya untuk melayani tamu malam ini. karena dia sangat menghargai kerja keras semuanya sampai sempurna, dan untuk pramusaji dia mendatangkan karyawan dari restoran dicabang lain hanya untuk saat ini saja.
Berhubung Chika juga tidak tau kalau Arya akan merayakan pesta ulang tahunnya di restoran, maka dari itu dia masih sibuk pemotretan. Padahal sudah puluhan kali menghubunginya, tapi berkali-kali juga asisten Chika bilang belum selesai.. waktu menunjukan pukul dua puluh dua malam, semuanya sudah lama menunggu, bahkan mereka berparty sendiri karena bosan tanpa kepastian, untung saja disana menyediakan wine jadi acara tidak terlalu jenuh, Arya juga terlihat prustasi dengan mundar-mandir keluar lalu masuk lagi kedalam.. berkali-kali juga dia meneguk minuman untuk menghilangkan kecemasan hatinya tapi malah semakin gelisah
"Ra, kamu tenangin Chef Arya sana, kasian tuh nanti dia bisa mabuk"
"Gak mau ah, takut kak Arya marah, Hatinya lagi gak baik, bahaya kalau aku deketin"
"Kamu nih.. tega apa liat kakak sendiri udah kaya gitu?"
"Biarin aja.. aku malah senang kak Chika gak datang, jadinya kan batal lamarannya" Rara bersikap sangat tidak perduli
"Tapi gak kaya gini caranya. Kita udah susah payah tau dekor semua ini.. setidaknya bisa lah terpakai walaupun acara ulangtahun aja"
"Walaupun aku bujuk kak Arya sekarang, percuma. Semuanya juga akan sia-sia kalau dia gak datang Vi"
"Gimana dong?.. kita gak bisa bantu apa-apa buat Chef Arya nih?" Vika merasa iba melihat Arya yang kacau berantakan..
Rara juga tidak menjawab dia hanya mengangkat bahunya sambil menggeleng. Bukan tidak kasihan melihat kakaknya, tapi dia juga tidak mau kalau Arya merasakan sakit yang lebih dari ini setelah tau prilaku Chika yang sebenarnya
Setelah lelah menunggu akhirnya terparkir juga mobil Chika didepan restoran, untung saja Arya masih sadar karena tidak terlalu banyak minum. maka dari itu wajahnya langsung berubah ceria, dan menyambut kedatangan orang yang dia nantikan dari tadi hampir membuatnya gila
Sedangkan Chika, matanya langsung terbelalak setelah memasuki restoran.. pandangannya memutar kesemua sudut ruangan, tak pernah dia duga kalau Arya akan memberikan kejutan semewah ini dihari ulang tahunnya. Air mata pun menetes karena haru, kakinya terus melangkah kedalam ruangan sampai terhenti saat pandangannya mengarah pada balon-balon dengan tulisan "Will you marry me!!" Chika membalikan tubuhnya kembali kebelakang, ingin mengatakan sesuatu tapi diujung sepatu hak tingginya sudah berlutut seorang pria tersenyum penuh harapan dengan cincin ditangannya.
"Aku tau kamu tidak akan menyukai ini. Tapi aku juga ingin kamu bisa mengerti. Didunia ini hanya satu yang paling aku takuti, yaitu kehilangan kamu" tulus hati sepenuh rasa dan dengan harapan yang tinggi Arya lontarkan begitu saja. berhap Chika akan membalasnya dengan rasa yang sama juga
"Baby!, Kenapa harus seperti ini? Hubungan kita akan baik-baik saja kalau kamu bisa lebih sabar sedikit lagi"
"Please Baby!! Untuk hari ini tidak ada pertanyaan kepadaku lagi selain kamu menjawab yes or no!!" Arya sengaja memberikan dua pilihan itu agar Chika tidak bisa memilih selain kata YA.
"Baby, don't be like this, aku sangat mencintai kamu, tapi kamu juga tau tidak untuk saat ini.. sorry baby" Chika mencekal bahu Arya dan membantunya berdiri
"Ok.. I understand now, hubungan kita memang bukan segalanya untukmu, hanya aku yang selalu memperjuangkannya agar jadi sempurna"
"Bukan begitu! Aku juga ingin kita memiliki ikatan yang lebih jauh lagi. Tapi bukan sekarang. Dan ini juga bukan satu atau dua kali pernah kita bahas. Tolonglah baby, jangan membuat aku jenuh dalam hubungan ini dengan kamu tidak mau mengerti"
"Kamu mau aku mengerti?.. lalu bagaimana dengan aku? Hubungan kita bukan untuk dua orang saja, tapi juga dua keluarga. Mereka ingin kita segera meresmikannya" Arya masih terus berusaha agar Chika mengerti bukan hanya ingin selalu dimengerti
"Please.. Do not force me, ok" Chika menunjukan telapak tangannya di hadapan Arya.. dia tidak mau debat didepan orang banyak apalagi bisa mempengaruhi imejnya nanti
"Aku tidak memaksa. Hanya saja kamu pikirkan lagi semuanya sebelum mengambil keputusan sepihak"
"Ok kita akan bicara lagi nanti" tanpa mau mendengarkan perkataan Arya. Chika pergi begitu saja meninggalkan semuanya. Juga jeri payahnya pria malang itu mengadakan pesta kini tidak terpakai
"Chika dengarkan aku! Berhenti dari dunia modeling itu dan aku akan memenuhi semua gaya hidupmu" Arya berlari mengejar Chika dan meraih tangan mulusnya
"Bukan kemewahan yang aku mau. Tapi, karier." Chika menepis "tenangkan diri kita masing-masing dan mari bicara lagi nanti stelah semuanya membaik." Gadis itu masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan Arya yang kacau perasaannya
"Chikaaaa!!!! Kembaliiii!!!" Teriakan keras bersamaan dengan melajunya mobil itu sama sekali tidak membuahkan hasil apa-apa.. Arya benar-benar rapuh saat dirinya selalu mengalah, kini harus mengalah lagi. Entah sampai kapan hanya dia yang terus menuruti mau Chika sedangkan gadis itu lebih cinta dengan kariernya..