NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drink It

Lilac terbangun saat matahari terbenam. Wanita itu mengeliat saat merasa badannya pegal karna tidur dengan posisi yang tidak nyaman. Ia mengedarkan pandangan kesegala arah saat sadar bahwa lampu kamarnya masih mati. jendela kamar masih terbuka dan membiarkan angin malam masuk kedalam kamar, mengayun tirai yang yang juga tak tertutup dengan benar. Lilac masih bertahan dengan posisi yang sama sambil menatap bulan diluar jendela. Posisi tubuh bagian bawah berada dilantai sedangkan tubuh bagian atas bertumpu pada kasur. Jika dipikirkan lagi, bukankah pria itu benar-benar aneh dengan bersikap kurang ajar? Setidaknya jika memang mereka kenal, sebutkan nama. Lilac yakin ia punya ingatan yang cukup kuat untuk mengingat nama orang-orang yang selama ini dikenalnya. Juga karena memang ia tak punya terlalu banyak teman.

"Bajingan gila." Umpatnya saat mengingat betapa lancangnya si pria berjas hitam. Dengan pelan Lilac bangun dari posisinya dan merapikan daster yang ia kenakan.

Tok...tok...tok

"Permisi, nona. Apa nona udah bangun?'' Terdengar suara Raja dibalik pintu. Ah, anak itu pasti khawatir.

"Udah, Raja. Saya mau cuci muka dulu."

"Yaudah kalo gitu, saya sama yang lain tunggu dibawah ya nona. Nona belum makan, jadi harus makan sekarang juga."

"Iya, Raja."

Setelah menjawab ucapan Raja, Lilac tak mendengar apapun lagi. Mungkin anak itu sudah turun kemeja makan. Dengan malas Lilac berjalan kearah kamar mandi untuk membasuh wajah dan membersihkan diri. Tapi tidak dengan mandi. Udara malam disini sangat dingin, dan Lilac benci dingin. Setelah sekalian mengganti pakaiannya, Lilac keluar dari kamar untuk turun kemeja makan.

"Iya, dek. Nanti kita bilangin kok ke nona."

Itu adalah suara Rama yang bisa ia dengar saat langkahnya hampir mendekati ruang makan. Dan saat Lilac sudah tiba disana, bisa ia lihat pria kurang ajar itu juga duduk dimeja makan bersama Raja dan Rama. Masih dengan topeng dansa yang melekat pada wajahnya. Dan saat keduanya bertemu tatap, Lilac menghentikan langkahnya. Ia menatap sengit pria itu, namun yang menjadi balasan malah senyum miring pria sinting itu. Wah, banyak juga panggilan untuknya dari Lilac.

"Manis..."

Lilac menoleh pada bu Aini yang kini merangkul bahunya dan menuntunnya untuk ikut duduk dimeja makan. Kalau sudah begini wanita itu tak bisa lagi berkelit. Sedari siang hingga jam menunjukkan pukul tujuh ia belum makan apapun karna ketiduran. Bu Aini pasti tak akan membiarkannya lari begitu saja sebelum selesai makan.

"Nona makan aja dulu. Biar adek yang nungguin. Adek, kita kebelakang dulu ya."

Rama dan Raja meninggalkan ruang makan itu, menyisakan keduanya yang duduk dalam keadaan hening. Perlahan Lilac menyuapkan nasi kedalam mulutnya. Untung saja saat ia tiba, makanan untuknya sudah disiapkan sesuai dengan seleranya.

"Besok kamu boleh bekerja."

Lilac tak mengubris ucapan si pria. Wanita itu hanya melanjutkan makannya tanpa menganggap kehadiran pria itu.

"Kamu kerja berangkat dari sini. Biar Raja atau Rama yang anter kamu tiap pulang dan berangkat kerja."

"Gue ngga peduli."

"Kamu ngga bisa balik ke kost untuk sementara waktu. Jadi tinggal disini sampai kamu bisa kembali kesana."

"Gue ngga peduli part dua. Jangan banyak omong. Gue mau lo pergi dari sini sekarang."

Lilac membanting sendok makannya keatas meja. Menatap pria itu dengan nyalang. Jika pria itu berpikir Lilac akan iya-iya saja dengan perintahnya, maka dia salah. Disini, bagaimana pun posisinya, Lilac masih tetap nona. Jelas dia punya kuasa yang bisa dibilang sebanding dengan si pria. Benar bukan?

"Jangan membantah, Isadora. Kamu bisa saja mengumpati saya, tapi tolong ikuti perkataan saya."

"Gue nona disini, dan gue juga punya hak. Persetan kalo pun emang lo yang punya rumah. Gua berhak tinggal disini selama yang gue mau, dan gue ngga akan balik ke kost."

"Tidak bisa. Kamu harus kembali bekerja sebelum semua orang sadar kamu menghilang, Isadora."

"Ngga peduli. Gue ngga mau ketemu mereka dan stop manggil gue Isadora. Nama gue Lilac."

Sejenak pria itu terdiam. Menatapa Lilac yang kini masih menggebu-gebu dengan pandangan tak dapat diartikan.

"Sudah lama tidak protes, eh?" Suara berat itu seketika membuat Lilac sadar. Sendok yang tadi ia banting sudah tergeletak dimeja seberang. Wanita itu menghela napas saat sadar jika ia mengelurkan emosinya dihadapan orang asing. Tapi biarlah, jujur saja ia puas bisa membanting sesuatu untuk pertama kali dalam hidupnya.

"Ikuti kata saya, dan semua akan baik-baik saja."

Pria itu bangun dari duduknya dan bersiap untuk pergi.

"Lo mafia?" Pertanyaan itu terlontar bagitu saja dari mulut Lilac. Alhasil pria berjas itu tertawa mendengarnya.

"Saya bukan kriminal. Saya juga bukan orang jahat atau penipu seperti yang suka kamu baca dinovel-novelmu itu."

"Terus kenapa lo ngga ngasi tau gue aja. Setidaknya buka topeng lo biar kita tau muka satu sama lain."

"Penasaran dengan wajah saya?" Dari nada bicaranya saja Lilac bisa tau kalau pria itu sedang menggodanya.

"Kalo lo ganteng kaya Ishakan gue ngga masalah." Jawab Lilac sekenanya. Biarkan saja dia mengatakan apapun yang keluar dari mulutnya tanpa ragu.

"Kamu mandang fisik juga rupanya." Pria itu menumpu kedua tangannya pada meja makan sambil mencondongnkan tubuhnya pada Lilac.

"Lo pikir gue bakal iya-iya aja diajak kenalan sama orang yang bahkan ngga gue tau mukanya kayak apa? Siapa tau ternyata idung lo miring kekiri?"

"Akan saya kalahkan Ishakan kamu itu."

Setelah mengatakan hal itu, baru dia pergi meninggalkan Lilac yang bergidik geli. Pria itu sangat percaya diri. Membuat Llilac makin ingin menarik lepas topeng yang terpasang diwajahnya.

"Cowok brengsek. Awas aja lo balik lagi kesini, anjing. Gue gedig kepala lo ampe benjol."

Tolong siapapun ingatkan Lilac jika ia harus menjaga image. Jangan sampai Raja dan Rama melihatnya berkata seperti itu, atau Raja akan langsung mempraktekkannya keesokan hari.

"Nona." Baru saja Lilac memikirkan Rama dan Raja, keduanya langsung muncul dengan wajah kebingungan.

"Apa?" Tanya Lilac dengan nada ketus.

"Adek mana? Kok nona sendiri?"

"Ngga usah ngajak saya ngomong, saya males ngomong."

Keduanya saling bertukar pandang. Sepertinya nona mereka itu memang sedang tak enak hati, atau istilahnya, badmood.

"Tapi perasa-"

"Jangan ngomong atau saya tendang kepala kamu."

Keduanya langsung kaget saat Lilac menodongkan sendok yang baru ia ambil pada kedua bocah itu. Lilac menghela napas. Teringat lagi ucapan si pria yang tadi menyuruhnya untuk kembali bekerja. Pria itu juga mengatakan jika Lilac tidak kembali maka bisa saja semua orang mengaggapnya menghilang. Sungguh, kepala wanita itu seketika terasa pening.

"Semoga besok semua baik-baik aja, iya, semua pasti bakal baik-baik aja." Rapalnya dalam hati.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!