Novel Ini adalah Seasons Kedua Dari Novel Cerai Yuk.
🌹🌹🌹
SINOPSIS
Ditinggal meninggal oleh istri yang sangat ia cintai, membuat dunia seorang Raditya Gunawan, bapak dengan tiga orang anak tersebut, runtuh seketika.
Dia seperti tak memiliki tujuan hidup lagi. Bahkan dirinya tidak mau menikah lagi. Alasan dia bertahan sampai dengan saat ini hanyalah anak-anaknya.
Namun sepertinya prinsip itu mulai tergoyahkan. Saat tanpa sengaja, dia bertemu dengan seorang wanita yang memiliki paras yang begitu mirip dengan mendiang istrinya, Kalista Vionita (Lilis)
Tetapi meski wajah mereka sangat identik, karakter keduanya sangat berbeda. Membuat Raditya begitu sulit untuk menaklukkan pribadi perempuan yang bernama Melisa Indah Permata itu.
"Harus berapa kali gue bilang. Jangan panggil gue dengan nama Lis, gue nggak suka. Tapi panggil gue dengan nama Melisa.. atau Mel.." - Melisa
"Tapi aku suka panggil kamu dengan nama Lis... atau Lilis.. "- Raditya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
APA KAMU SELINGKUH?
Setelah mengantar Kinan dan Kaila, Melisa langsung menuju ke toko roti. Dia baru saja hendak membuka pintu toko, namun sudah lebih dulu dibuka oleh seseorang. Seseorang yang sempat berkenalan dengannya beberapa waktu yang lalu. Juga seseorang yang dia lihat sedang memperbaiki dasi suaminya.
Mata Melisa langsung tak berkedip menatap siapa yang ada di hadapannya saat ini.
Bianca? - Melisa
"Hai..." sapa Bianca.
"Iya, hai juga..." jawab Melisa ketus.
"Kita belum sempat ngobrol ya kemarin?" ucap Bianca, memulai percakapan.
Emang penting banget apa ngobrol sama lo? - Melisa
"Iya, soalnya kemarin agak sibuk." Melisa melepaskan senyum terpaksanya.
"Kalau sekarang kita ngobrol, sambil ngeteh mungkin. Bisa? ajak Bianca. Melisa hanya terdiam. Mereka lalu masuk ke dalam toko.
Melisa dan Bianca duduk saling berhadapan. Mina, salah satu karyawan di Kalista Bakery pun datang membawakan dua cangkir teh dan beberapa potong kue.
Melisa mengaduk tehnya lalu memakan satu potong kue. Dia hanya diam saja. Menunggu Bianca memulai percakapan. Kan Bianca yang ngajak mereka bicara, ya kan?
"Lo, kenapa pergi kemarin?" tanya Bianca.
"Kapan?" tanya Melisa pura-pura amnesia. Padahal jelas dia tahu maksud dari Bianca.
"Kemarin, waktu dikantor mas Radit." jelas Bianca.
"Gue buru-buru." jawab Melisa bohong. Buru-buru pingin nangis, ceunah!
"Bukan karena lo cemburu?" tebak Bianca.
"Hah? Cemburu? Kenapa gue harus cemburu? Kurang kerjaan." Melisa dusta lagi.
"Berarti lo nggak cemburu?" Bianca seperti ingin mempertegas jawaban Melisa.
"Ya kagak lah. Siapa dia sampai gue harus cemburu." ucap Melisa. Bohong lagi dan lagi. Hadeuh Melisa.
"Bagus deh..." kata Bianca.
"Kenapa? Lo suka sama dia?" giliran Melisa yang menebak isi hati lawan bicaranya itu.
"Iya. Gue ini mantannya mas Raditya. Perasaan gue ke mas Radit tetap sama kayak dulu. Kayak dulu waktu kami masih menjalin hubungan cinta." kata Bianca.
"Oh, jadi lo mantannya si Radit?" ulang Melisa. Bianca mengangguk pelan. Dia lalu meminum tehnya dan memakan kuenya.
"Perasaan gue ke dia nggak ada yang berubah. Yah... mungkin dulu emang gue udah merelakan dia bahagia sama Kalista. Namun setelah Kalista meninggal, perasaan itu ada lagi." jelas Bianca.
"Bagus lah..." ucap Melisa.
Melisa lalu meminum tehnya sampai habis. Lalu memasukkan semua potongan kue ke dalam mulut, sampai mulutnya penuh dengan kue. Ada apa dengan kamu Mel?
"Oke, gue pamit dulu. Harus ke kantor mas Radit. Soalnya ada pekerjaan yang harus kami kerjakan. Thanks ya Lis?" ucap Bianca.
Bianca pun berdiri dan kemudian berlalu meninggalkan Melisa begitu saja. Melisa kembali memasukkan kue ke dalam mulutnya. Dia mengunyahnya dengan ekspresi kesal. Dadanya panas. Nafasnya sesak.
Suka-suka anda aja Bianca - Melisa
"Kenapa lo?" Sintya datang dan membuyarkan lamun Melisa.
"Kaget gue. Enggak, gue nggak apa-apa." kata Melisa.
"Bahas apa sih? Kayaknya penting banget." Sintya kepo.
"E... Sin. Kalista itu, orangnya kayak gimana sih?" tanya Melisa tiba-tiba.
"Kenapa tiba-tiba lo pingin tau tentang Kalista?" Sintya justru balik bertanya. Sintya lalu duduk dan tersenyum melihat Melisa.
"Yah, gue cuma mau tau aja. Apa yang spesial gitu dari dia?"
"Ehem. Ini pasti ada hubungannya sama mas Radit ya?" tebak Sintya.
"Apaan sih lo. Kagak. Kan gue harus mendalami peran Sin." alasan Melisa. Ya, Sintya memang tahu, jika Radit dan Melisa sedang menjalani pernikahan kontrak.
"Apa ya? Mungkin kesabarannya kali. Kalista itu perempuan yang luar biasa. Dia itu saaaabaaarr banget. Mungkin kalau kita ada di posisi dia, kita nggak akan bisa setegar dia."
"Maksud lo?" tanya Melisa.
"Beneran lo mau tau kisah dia?" tanya Sintya. Melisa pun menganggukkan kepalanya.
...****************...
Melisa baru saja selesai menidurkan anak-anak. Setelah tadi dia membacakan dongeng untuk Kinan dan Kaila, dua bocah perempuan itu pun langsung terlelap. Sedang si bungsu Demian, setelah di gendong oleh Melisa, dia pun terlelap di pangkuan ibu sambungnya itu. Melisa langsung meletakkan Demian di dalam box tidurnya.
Melisa memandang bayi laki-laki itu sesaat. Tubuhnya yang begitu sehat dan sangat tampan, membuat hati Melisa terenyuh dan sedih.
Andai ibu mu bisa melihatmu sesehat ini sekarang, dia pasti bahagia banget.. - Melisa
Melisa mencium Demian lalu berjalan keluar kamar. Dia kemudian duduk di ruang nonton. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun Radit belum juga pulang. Membuat Melisa mulai berpikir yang tidak-tidak.
Melisa kembali teringat akan pengakuan Bianca tadi. Namun dia juga teringat pada cerita Sintya tentang Kalista. Pertanyaannya, apakah dirinya bisa menjadi sehebat Kalista? Eh, tapi... kenapa Melisa mau menjadi seperti Kalista? Apa dia mulai menyukai suami kontraknya itu?
Ah, gue pasti udah nggak waras... - Melisa
Saat Melisa sedang larut dalam Kebingungannya akan dirinya sendiri, tiba-tiba pintu rumah terbuka perlahan. Melisa pun tersentak dan merapikan duduknya. Dia menatap layar TV seolah sedang fokus menonton dari tadi. Padahal hanya menutupi rasa malunya atas apa yang tadi pagi terjadi antara dirinya dan Radit di kamar.
Setelah tadi Radit membatalkan niatnya untuk mencium bibirnya, membuat harga diri Melisa seperti di cabik-cabik. Dia merasa seperti tidak di hargai oleh bapak tiga anak tersebut. Jahat sekali.
Apa gue seburuk itu sampai dia tiba-tiba ilfeel dan membatalkan untuk mencium gue? - Melisa.
Trus ngapain juga ancang-ancang, kalau cuma untuk membuat perasaan Melisa menjadi antah berantah? Apa memang Radit suka main tarik ulur perasaan orang. Hai Pak, ini hati bukan layang-layang.
Setelah melepas sepatunya, Radit berlalu saja masuk ke dalam kamarnya. Tak ada basa basinya malam ini kepada istrinya itu. Membuat suasana terasa canggung dan sepi.
Melisa menoleh ke arah pintu kamar Radit yang sudah tertutup rapat. Kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke arah TV. Melisa mulai merasa tidak di anggap di rumah ini. Dia lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa. Dan entah kapan, dia tertidur begitu saja di atas sofa. Dengan TV yang masih menyala.
Tiba-tiba pintu kamar Radit kembali terbuka. Radit keluar dan mendekati Melisa. Di lihatnya si gadis bar-bar itu sudah tertidur dengan posisi kaki yang menggantung di sofa. Kepalanya miring nyaris keluar dari sofa.
"Lis...." panggil Radit. Namun Melisa tidak merespon panggilannya.
"Lis... tidur di dalam Lis." Radit menepuk-nepuk pundak Melisa. Namun Melisa tidak juga bangun.
Radit pun menarik napas panjang. Lalu mulai dia angkat Melisa dan membawanya ke dalam kamar.
Apa dia memang punya hobi tidur di luar? - Raditya
Radit meletakkan Melisa di tempat tidur kamarnya. Lalu menarik selimut dan menutup seluruh tubuh Melisa. Radit kemudian mematikan lampu kamarnya dan berlalu keluar kamar.
Namun saat Radit sudah keluar, Melisa membuka matanya perlahan. Dia kemudian turun dari tempat tidur, dan membuka sedikit pintu kamar dengan hati-hati.
Melisa melihat Radit sedang duduk di ruang TV, namun sambil menelepon. Radit tampak tertawa sesekali. Dia terlihat happy sekali.
"Apaan sih kamu Bi, ya enggak lah.." ucap Radit.
Bi? Bianca kah? - Melisa
Dahi Melisa bertaut. Dia lalu membuang napas kasar. Mulutnya sampai ternganga saking tidak percayanya dengan apa yang dia lihat dan dia dengar.
"Gimana? Besok? Oh boleh. Nggak, aku nggak sibuk kok. Dimana? Oke, oke. Jam 8 malam ya? Oke sip. Besok saya whatsapp lagi ya." ucap Radit lagi.
Jam segini masih teleponan sama perempuan. Pakek ketawa ketiwi lagi. Trus, janjian ketemuan lagi. Apa anda sedang berselingkuh dari saya, bapak Raditya yang terhormat? - Melisa.
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
JANGAN LUPA LIHAT VIDEO KLIP MELISA DAN RADITYA DI IG AUTHOR YA...
MANA NIH LIKE NYA... 😌🙏
tapi jangan jadi jahat lagi ya... 😊
btw, bapaknya Kalista tau nggak ya kalau anaknya udah meninggal
hidup tanpa ayah/ibu. nggak disukai sodara-sodara...😭
masa cuma gini aja..
penasaran...
masa cuma 3thn lebih lama gk pp mel yo tak dukung sapa tau jodoh 😄🤭
pasti gak menduga si Radit 😄