Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
"Kau sangat amat bodoh, jadi ini ulah mu, aku yakin. Kau juga yang sudah membuka topeng ku saat di markas" gumam Vincent yang berada di dalam mobil, ia sedang mengamati Aron yang baru saja keluar dari rumah nya hendak menaiki mobil nya.
Vincent mengikuti nya dari belakang. Ia mula memakai topeng nya dengan seringai khas nya, ia mulai membuntuti musuh nya itu.
Tepat dugaan Vincent, Aron menuju ke markas. Saat Aron keluar dari mobil, Vincent langsung melumpuh kan nya dengan satu kali pukulan.
Vincent menyeret Aron yang tak sadar kan diri, ia menarik sebelah kaki nya. Sedangkan tubuh aron di seret di lantai.
Semua anak buah Smith memandang ngeri melihat Aron di seret oleh Vincent, mereka bertanya tanya entah apa yang membuat Aron terlibat masalah dengan anak buah kesayangan Smith itu
*BRUKKKKKK
Vincent melempar Aron tepat di hadapan Smith.
"Ada apa Lucifer?" tanya Smith.
"Dia yang sudah membius kita saat itu, dia juga berani menculik istri ku!. Izin kan aku untuk membunuh nya" kata Vincent, bagaimana pun, Aron juga anak buah Smith. Ia tak bisa asal mengambil keputusan.
"Apa buktinya?" tanya Smith, karna ia harus berlaku adil.
Vincent langsung membeberkan bukti bukti yang ia punya, itu semua memang menuju ke Aron. Smith sedikit kecewa, karna Aron juga salah satu anak buah yang dekat dengan nya.
"Kau boleh menghakimi nya" kata Smith pasrah, karna memang Aron sudah keterlaluan kali ini.
Vincent kembali menyeret Aron, membawa nya ke ruangan khusus untuk menghakimi musuh, Vincent mengikat kedua tangan nya di atas dan dibiarkan tubuh nya itu menggelantung.
Vincent duduk di hadapan Aron, menyilangkan kaki nya, lalu menyalakan roko dan menghisapnya perlahan.
10 menit telah berlalu, kini Aron mulai membuka mata nya perlahan, tampak jelas dari raut wajah nya ia sangat kesakitan.
"K....kau! Lepaskan aku!" teriak Aron saat merasakan sakit di area tangan yang diikat kencang oleh Vincent
"Jika kau tidak melepaskan ku! Aku akan memberitahu semua orang, bahwa CEO yang selalu di puja puji adalah seorang mafia kejam!" ancam Aron
"Katakan lah, sebelum mereka tahu aku anggota mafia juga mereka sudah mengecapku sebagai CEO dingin dan kejam. Jadi, ancaman mu itu tak berarti" kata Vincent dengan santai yang membuat Aron semakin geram dibuat nya.
"Aku akan mengadukan ini pada tuan Smith, aku salah satu orang kepercayaan nya juga! Jangan merasa bangga, kau bukan satu satu nya kesayangan tuan Smith!"
"Kenapa? Apa kau cemburu jika memang aku satu satu nya yang ia sayangi? Apa kau lupa, aku akan segera menjadi boss mu!" kata Vincent masih dengan nada santai nya.
"Aku akan membunuh mu! Dan gadis yang kau sayangi itu!"
"Jangan pernah berani menyentuh nya walau hanya sehelai rambut nya pun kau tidak pantas untuk menyentuh nya!" Vincent langsung menatap tajam pada Aron
"Hahaha! Sepertinya Lucifer yang kita kenal tak tertarik pada wanita ini, sangat amat menyayangi gadis cilik itu" kata Aron dengan tawa yang mengejek
"Sebelum membunuh ku! Aku akan membunuh mu. Namun, tidak semudah itu. Aku tidak akan membiarkan salah satu anggota kesayangan tuan Smith ini mati begitu saja." kata Vincent, tatapan psiko itu mulai muncul seakan menghunus jantung Aron.
"Ada apa? Kenapa wajah mu panik sekarang? Tidak seperti tadi yang meremehkan ku" kata Vincent beranjak mendekati Aron, ia pun menekan roko yang masih menyala pada lengan Aron.
"Arghhhhhh! Panas!!!" teriak Aron saat merasakan panas di tangan nya.
Setelah roko itu padam, Vincent baru melepas dan membuang nya. Ia pun menyala kan kembali sebatang roko dan melakukan hal yang sama pada Aron seperti tadi,, hingga kedua tangan nya itu di penuhi tanda totol totol terbakar.
Setelah puas, Vincent keluar meninggalkan Aron yang masih menggantung disana, ia berjalan menuju ruangan Smith.
***
Queena pulang dengan selamat, tak lupa juga dengan 5 bodyguard nya yang selalu mengintili nya kemana pun ia pergi saat di sekolah. Bahkan saat di dalam kelas, namun aneh nya guru tak ada yang menegurnya.
"akhirnya, lepas juga dari para bodyguard itu" queena merebahkan tubuh nya itu di atas kasur empuk milik nya.
*DRTTTTT DRTTTTT DRTTTTT
"Apa sayang, aku sudah dirumah" kata queena sesaat setelah mengangkat panggilan dari sang suami.
"bagus, jangan kemana mana. Aku akan segera pulang" kata Vincent dari sebrang telepon sana.
"oke sayang, bye bye" kata queena mengakhiri panggilan nya.
Ia pun bergegas untuk mandi karna ingin menggoda suami nya itu, queena baru sadar bahwa dirinya benar benar jatuh cinta pada suami nya itu.
"Setidak nya aku harus mendapat ciuman dari nya" gumam nya seraya menggigit handuk yang melingkar di leher nya.
30 menit kemudian, queena pun sudah selesai membersihkan diri, ia keluar hanya dengan menggunakan handuk di atas lutut.
"aaaaaaaa" queena berteriak.
"Apa aku seperti hantu?" kata Vincent menyilangkan kaki nya.
"ish, kamu ngagetin aja deh" kata queena, ia mulai berjalan mendekati Vincent. Tanpa di duga duga, queena duduk di pangkuan Vincent.
*GLEKKKKKK
Lelaki normal mana yang tak merasakan gejolak jika di pangkuan nya terdapat gadis yang hanya menggunakan handuk dan mengekspos paha mulus nya itu
"Sayang, apa aku kurang menarik?" tanya queena mendekatkan wajah nya.
"Turun, aku tidak ingin menyentuhmu sebelum waktunya" Vincent segera memalingkan wajah nya, ia benar benar takut kehilangan kendali atas dirinya.
"Aku sudah dewasa, kamu bisa menyentuhku. Aku istrimu" kata queena dengan paksa memalingkan wajah Vincent agar menatap wajah nya.
"Queena, apa kamu yakin?" tantang Vincent, ia berniat menakut nakuti queena agar gadis kecil itu berhenti menggodanya.
Tanpa aba aba queena mendarat kan bibir nya milik nya itu di atas bibir Vincent, itu membuat Vincent terkejut, ia tak menyangka queena benar benar berani mencium nya.
Saat queena akan menarik diri, Vincent langsung memegang erat pinggang nya, ia juga memperdalam ci*m*n itu hingga queena tak bisa mengimbangi nya.
Saat Vincent sadar bahwa queena kesulitan bernafas, ia segera melepaskan gadis kecil itu.
"bagaimana? Apa sudah siap?" tanya Vincent dengan nada mengejek.
"t...tidak, a...aku mau ganti baju" kata queena berlari menuju ruang ganti.
"Baru seperti ini sudah menyerah, apa dia akan terkejut nanti jika ia melihat adikku" batin Vincent,
Ia sedikit gemas melihat tingkah istri kecil nya itu, walau ci*m*n singkat namun mampu membuat adik Vincent terbangun, dengan rasa kesal Vincent harus menuntaskan nya seorang diri.