Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #25
Abi sampai di rumah setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, dia segera keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah. Abi yang tidak melihat Anaya langsung mencari ke seluruh penjuru mulai dari halaman belakang, kolam renang dan taman. Dirinya tidak menemukan Anaya dan dia memutuskan untuk pergi ke kamar.
Sesampainya di kamar, Abi tersenyum tipis melihat Anaya yang sedang menyusun pakaian di dalam lemari. Dia berjalan dengan mengangkat kaki agar Anaya tidak mengetahui keberadaannya. Sesudah sampai di belakang Anaya, Abi memeluk tubuh Naya dari belakang dengan menopang 'kan dagu di bahu milik Naya.
"Maaf." satu kata yang spontan Abi lontarkan.
Anaya yang paham hanya tersenyum tanpa ingin memperpanjang masalah.
"Apa kamu marah? Aku tidak ingin kamu salah paham, Naya. Dia itu Liora, istri dari Fahrul."
Gerakan tangan Anaya yang kala itu ingin menggantungkan baju langsung terhenti. Naya menoleh dan melirik Abi dengan tanda tanya.
"Bukannya kamu bilang perempuan tadi itu teman kamu, Mas?"
"Iya dia 'kan memang temanku," Abi mengurai pelukannya.
Anaya berjalan ke ranjang, dia duduk di pinggiran dan menghela napas dengan pelan.
"Dia itu bukan teman kamu, Mas." tekan Naya disetiap katanya.
Dahi Abi pun mengerut karena heran. "Apa maksud kamu? Jika dia bukan temanku, lalu?"
"Mantan!" jawaban singkat namun menohok di hati Abimanyu.
Abi hanya menelan ludah dengan kasar ketika mendengar nada dingin yang Naya katakan, dia menggenggam jemari Anaya dan mencoba membujuk.
"Dia datang ke kantorku dan berkata ingin mengatakan masalah dalam rumah tangganya."
Anaya hanya diam seakan enggan untuk menjawab.
"Aku kasihan dengan Liora dan penasaran karena biar bagaimanapun Fahrul itu sepupuku. Aku akan berbicara pada Fahrul agar berbaikan dengan Liora."
"Kenapa harus mengurusi urusan rumah tangga orang?"
"Nay, aku hanya ingin membantu." Abi tersenyum tipis dan berniat menggoda Anaya. "Apa kamu cemburu, hm?" lanjutnya sambil mencolek dagu Anaya.
"Bagaimana tidak, kamu bertemu dengan mantanmu dan kalian berdua berpelukan. Apa sebagai istrimu aku tidak boleh cemburu?"
Abi terkekeh pelan dan memeluk Naya dari samping.
"Siapa yang mengatakan jika kami berdua berpelukan?"
Naya melepaskan pelukan itu, dia mengambil ponselnya dan membuka pesan dari nomor yang tidak dikenal. Dia menunjukkan foto Abi dan Liora saat berada di restauran tadi.
"Apa bukti ini kurang?"
Abi memegang ponsel, dia meneliti foto itu. "Sayang, ini kami tidak berpelukan. Maksudku, Liora tiba-tiba memelukku dan aku langsung melepaskannya."
"Really?"
Abi mengangguk. "Ini juga yang mengirim pesan nomor asing, aku jadi curiga ada something di balik semua ini."
"Jangan su'uzan seperti itu, Mas. Mungkin saja orang yang mengirimi aku foto ini ingin berniat baik dengan cara memberitahu tentang kelakuanmu di luaran sana."
"Tapi tidak seharusnya dia mengambil pose yang seperti ini," Abi memikirkan kembali tentang Liora dan pertemuan mendadak itu.
Anaya dan Abi terdiam dalam pikiran mereka masing-masing.
🌺🌺🌺🌺
Agnes sedang berbelanja di sebuah supermarket, dia sengaja pergi sendiri karena bosan selalu di ikuti oleh sopir pribadinya. Dia memilih semua yang dibutuhkan dan memasukkan ke dalam keranjang belanja. Penampilan Agnes yang sangat sederhana membuat semua orang terkecoh dan mengira jika Agnes adalah anak orang miskin tetapi sebenarnya itu semua hanyalah gayanya ketika berada di rumah ataupun berbelanja di tempat terdekat.
Agnes berdiri di depan tempat pemilihan ikan, dia bingung harus membeli ikan apa.
"Aku harus menjaga berat badanku agar tetap terlihat ideal," gumamnya sambil tersenyum tipis dan mengambil ikan tuna.
Agnes sudah memikirkan untuk dimasak apa ikan tuna itu, disaat dia ingin berbalik tiba-tiba....
•
•
**TBC
🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️**