Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Pertikaian
Jam makan siang tiba, pelayan tidak perlu memasak untuk tuan rumah saat hari kerja. Mereka hanya memasak untuk diri sendiri. Tuan Bara membebaskan pelayannya untuk memasak apa pun yang diinginkan.
Siang ini Naomi makan sendiri, biasanya ada Bibi Sarah yang menemaninya, tetapi kepala pelayan Maharaja itu sedang cuti.
"Jangan lupa cuci semua peralatan dan piring kotornya," ucap Ayu.
Naomi tidak menanggapi dan sibuk mengunyah makanannya. Mencuci piring bukanlah bagian dari pekerjaannya, tapi karena Bibi Sarah tidak ada, maka pekerjaan itu dilimpahkan padanya begitu saja.
"Diajak ngomong diem aja! Punya mulut, kan?!" cibir Ayu.
Ingin sekali Naomi menjawab "kau punya mata kan? Tidak melihat mulutku sedang mengunyah?"
"Ya."
Singkat, padat, dan jelas!
Ayu melengos, "Jangan karena Tuan Gama selalu membelamu kau menjadi seenaknya ya! Kau hanya pelayan di sini, bahkan derajatmu lebih dari dari kami."
"Tentu saja aku ingat!" balas Naomi. Nasi yang dia telan rasanya ingin ia muntahkan kembali karena mendengar suara Ayu.
"Baguslah. Yang pantas bersanding dengan tuan muda hanya Mbak Hana, kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya."
Mbak Hana? batin Naomi.
"Memangnya ada apa antara tuan muda dan Mbak Hana?" tanya Naomi hendak mengorek informasi. Dia benar-benar tidak tau.
"Tuan muda itu cinta pertama Mbak Hana, dia bahkan rela menjadi pelayan di sini agar bisa dekat dengan tuan muda," jelas Ayu tanpa pikir panjang, dia baru saja membeberkan rahasia besar.
Informasi ini membuat Naomi sangat terkejut, kini terjawab sudah kenapa Hana sangat tidak suka saat melihatnya dekat dengan Gama.
"Kau pelayan baru mana mengerti perjuangan Mbak Hana selama ini," lanjut Ayu.
"Ada apa denganku?!"
Saat itu juga, Hana datang ke dapur dengan membawa piring kotor miliknya. Dia mendengar namanya di sebut dan menatap Naomi dengan tajam.
Ayu yang sadar sudah membeberkan rahasia, segera merapat kepada Hana. "Aku memperingati pelayan ini, Mbak! Sejak tuan Gama selalu membelanya dia menjadi besar kepala!" cerocosnya.
Setelah mendengar itu Hana semakin menatap tajam Naomi. "Kau masih memiliki urusan denganku!!"
"Urusan apa ya, Mbak? Sepertinya kita tidak sedekat itu hingga memiliki urusan bersama," jawab Naomi tanpa rasa takut.
"Sekarang kau sudah berani menjawabku?!!!" marah Hana.
Naomi berdiri, membawa piring kotornya ke tempat pencucian. "Lalu? Aku harus selalu diam begitu?" jawabnya santai.
"Selama ini aku diam karena masih menghormati kalian sebagai pelayan lama di sini, tapi perlakuan kalian justru seperti anak kecil."
Hana sudah mengepalkan tangannya, Ayu juga ikut tersulut emosinya. "Lihat Mbak! Dia benar-benar besar kepala sekarang!"
"Kenapa jika aku besar kepala?!!! Apa yang aku katakan benar, kan?"
Srett!
Hana menarik lengan Naomi dan mendorongnya hingga jatuh ke lantai. "Dengar, jalang! Kau itu wanita rendahan! Bahkan suamimu menjualmu karena tidak tahan denganmu!"
Naomi yang masih duduk di lantai dengan dua tangan menopang ke belakang menatap Hana dengan datar. "Kalau Mbak tidak tau apa-apa lebih baik diam saja!!"
"Mbak Hana pasti merasa terancam kan? Karena tuan muda sekarang lebih dekat denganku," lanjutnya dengan senyum miring.
Mulutnya mengatakan hak itu, tetapi di dalam hatinya Naomi merapalkan doa karena menyeret tuan mudanya dalam masalahnya.
"KAU!!" Pekik Hana, jari telunjuknya menunjuk Naomi dengan amarah yang menyelimuti.
"APA!! Mbak kira aku tidak berani?!" balas Naomi, kini dia sudah berdiri dan berdiri di depan Hana tanpa rasa takut sedikitpun.
Ayu yang melihat pertikaian ini sedari awal menganga tak percaya, Naomi yang ia kenal 3 bulan ini adalah Naomi yang penurut. Tak di sangka di dalam dirinya ada singa yang tertidur.
Hana hendak melayangkan tamparan, tetapi Naomi lebih dulu mencekal lengannya. "Hobi sekali melakukan kekerasan!" ucapnya sembari menghempaskan lengan Hana.
"Dengar ya Mbak! Aku memang wanita yang dijual oleh suaminya, tapi aku tidak segila Mbak Hana yang mencelakai orang hanya karena cemburu!"
Setelah mengatakan itu, Naomi pergi dari dapur untuk menuju kamarnya. Kebetulan semua tugasnya sudah selesai, jadi biarkan sisanya para pelayan-pelayan itu yang mengerjakannya.
Dia merasa puas karena sudah membungkam mulut jahat Hana dengan kata-katanya. Sesekali wanita seperti Hana memang harus di balas.
Sementara itu, Hana masih tidak terima karena Naomi sudah berani kepadanya. Rencana-rencana licik memenuhi otaknya untuk menyingkirkan Naomi dari rumah ini.
"Tunggu pembalasanku, jalang!"
Bersambung
Terimakasih sudah membaca 🤗