NovelToon NovelToon
Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Harem / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.

Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.

Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.

Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ronan Vs Orion.

Aku masih terus melangkah, melewati pepohonan besar yang menjulang tinggi dan akar-akar yang menjalar di tanah hutan Night Forest. Meskipun tujuanku belum jelas, satu hal yang pasti: monster-monster di hutan ini akan terus menjadi rintangan. Dan kini, di depanku, seekor beruang hitam besar berdiri dengan gagah, tubuhnya penuh luka bekas pertempuran, sorot matanya mencerminkan kebencian, seolah menganggapku sebagai mangsanya berikutnya.

Aku tersenyum tipis, sambil menyeka sedikit debu dari lengan bajuku. "Makhluk tanpa akal," gumamku. "Jika ini tiga hari yang lalu, mungkin kau bisa membunuhku dengan mudah. Tapi sekarang, aku sudah berbeda. Jauh lebih kuat."

Beruang itu tidak peduli dengan ucapanku. Dengan raungan keras yang mengguncang tanah di bawah kakiku, ia melompat ke arahku, cakarnya yang besar menghantam dengan kekuatan brutal. Bagi kebanyakan orang, gerakannya akan tampak cepat, mematikan. Tapi bagiku, semua itu bergerak lambat, seolah waktu memberiku ruang untuk merespons.

Aku menggeser tubuhku ke samping dengan langkah ringan, dan dengan satu gerakan anggun, aku sudah meluncur di sepanjang lengannya. Dalam hitungan detik, aku berada di atas kepalanya. Tanpa berpikir panjang, aku memutar lehernya dengan kekuatan yang cukup untuk mendengar suara patah yang memuaskan. Tubuh raksasa itu roboh ke tanah, mati dalam diam.

Aku berdiri di sampingnya, merapikan sedikit rambut yang jatuh ke wajahku. "Itulah kenapa aku menyebutmu makhluk tanpa akal," ucapku, sebelum mulai menguliti kulit tebal beruang itu dengan pisau yang kubawa.

Dengan sihir api kecil, aku membuat api unggun darurat dan mulai memanggang dagingnya. Bau asap memenuhi udara, menyatu dengan aroma kayu yang terbakar. "Mungkin daging monster ini tidak enak," keluhku setelah menggigit sepotong daging yang keras dan hambar. "Tapi aku harus tetap memakannya. Tidak ada pilihan lain."

Aku mengunyah dengan tenang, hingga tiba-tiba, aku merasakan tatapan. Sesuatu, atau seseorang, sedang memperhatikanku dari kejauhan. Bukan makhluk liar.

"Apakah kau juga mau?" tanyaku dengan suara tenang, meskipun aku tidak menoleh. Aku tahu seseorang sedang bersembunyi di balik pepohonan, mengintai setiap gerakanku.

Sosok itu keluar dari persembunyiannya, seorang pemuda dengan senyum lebar di wajahnya. "Sejak kapan kau menyadarinya?" tanyanya, seolah merasa bangga bisa menguntitku tanpa diketahui.

"Sejak awal," jawabku tanpa ekspresi. "Kamu terlalu ceroboh. Bahkan anak kecil pun bisa tahu kau ada di sini."

Dia tertawa, keras, penuh kepercayaan diri. "Hahaha... kau pintar bicara, ya? Baiklah, mari kita lihat apakah skill-mu juga sebaik omonganmu." Dengan satu gerakan cepat, dia melompat ke arahku, menyerang tanpa peringatan.

Namun, serangannya terlalu mudah untuk dihindari. Aku melangkah mundur dengan ringan, "Terburu-buru untuk mati, ya? Setidaknya sebutkan namamu dulu sebelum mencoba bunuh diri," kataku sambil menyeringai, menatapnya dengan rasa bosan.

"Orion Grave Nightshade," jawabnya sambil tersenyum lebar, matanya memancarkan kegembiraan untuk bertarung. "Aku lebih suka bertarung dengan tangan kosong. Kuharap kau cukup kuat untuk melawanku."

Orion memiliki tubuh kekar, otot-otot besarnya terlihat mencolok bahkan di bawah cahaya bulan yang redup. Rambut hitamnya acak-acakan, dengan mata abu-abu yang tajam dan penuh hasrat bertarung.

"Aku Ronan Darius Nightshade," jawabku datar. "Tapi kau pasti sudah tahu itu."

"Tentu saja. Sebagai anak langsung dari Tuan Besar Damian, namamu sangat terkenal. Namun, dari apa yang kulihat, kau sepertinya sedikit berbeda dari rumor yang kudengar," ejeknya, sambil mengencangkan kepalan tinjunya.

"Aku tidak sepenuhnya berbeda," balasku sambil menatapnya tajam. "Aku hanya sedikit berkembang."

"Tentu, kita lihat saja," kata Orion sambil melesat maju, tinjunya mengarah tepat ke wajahku dengan kecepatan luar biasa.

Tapi aku sudah siap. Sebelum tinjunya mencapai target, aku sudah lebih dulu menghantam wajahnya dengan tinjuku sendiri. Darah segar langsung mengucur dari hidungnya, tapi itu tidak menghentikannya. Dengan senyuman lebar, dia meninju balik, tinju kerasnya menghantam wajahku dengan suara keras, membuat kepalaku sedikit bergetar.

"Itu menarik," kataku dengan senyum yang menyeringai, darah menetes dari bibirku. "Kau benar-benar hanya tahu cara menyerang tanpa berpikir, ya?"

Orion mengusap darah di hidungnya dan balas tersenyum. "Entahlah. Tapi kadang menyerang duluan adalah keputusan yang tepat, bukan?"

1
YT FiksiChannel
perasaan tersenyum terus, aku sampai ngeri membayangkannya
Dewi Sartika
bagus banget
Merena: Makasih/Smirk/
total 1 replies
Merena
Sepi Amat/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!