Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
permasalahan yang membesar.
Ruangan bawah tanah itu dipenuhi oleh bayangan yang menyeramkan. Anggota Black Number, yang terkenal dengan kekejaman dan kekuatan sihir mereka, berkumpul di sebuah ruangan bawah tanah yang gelap dan lembap. Mereka adalah organisasi rahasia yang bertujuan untuk menguasai dunia sihir.
"Nomor 1 Nina, aku mendapatkan kabar dari Nomor 5 Stalia, kalau tuan kita Keter sedang di nodai namanya. Sekarang Stalia sedang menyelidiki nya dengan anggota devisi lima nya," kata salah satu anggota Black Number.
Nina mengeluh lelah. "Kalau begitu kita juga harus ikut. Kita tidak boleh tinggal diam."
"Aah, Bos hanya menyuruh Stalia saja. Padahal aku juga mau ikut!" kata Nomor 4 Michie dengan nada cemberut.
Nina berdiri dari tempat duduknya. "Kita akan pergi semua. Kita selidiki kasus ini dan hukum sang Keter palsu itu."
Seluruh anggota Black Number menyetujui perintah Nina. Mereka langsung bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan. Namun, saat Nina ingin pergi, seorang wanita elf menyapa nya.
"Nina, kalian sedang ada misi ya?"
Nina menatap tajam ke arah wanita elf tersebut. "Nomor 2? Victoria?"
Victoria tersenyum dan berkata, "Kalian menjalankan misi tetapi tidak mengajak ku? Jahat sekali."
"Aku pikir kau tidak datang kesini. Ternyata engkau datang," balas Nina dengan nada sinis.
"Jika ini tentang Tuan Keter, aku akan ikut. Aku akan menghajar mereka semua sampai menjadi abu," kata Victoria dengan ekspresi penuh kemarahan.
Nina tidak membalas perkataan Victoria dan pergi meninggalkan nya.
Di malam hari, tim dari Sekolah Sihir sedang menjalankan tugas mereka untuk menyelidiki tentang Keter. Tim tersebut terdiri dari Jack, Chaerin, dan Reyya. Saat menelusuri jalan, mereka melihat sosok berjubah hitam sedang berlari begitu cepat melewati gedung.
"Ikuti orang itu!" teriak Chaerin kepada teman-temannya.
Jack, Reyya, dan Chaerin pun mengejar sosok berjubah hitam tersebut.
Sosok berjubah hitam itu adalah Stalia. Dia berhenti di sebuah gedung tua dan memasuki gedung tersebut.
"Gedung ini begitu sepi. Apa di sini tempat persembunyian Keter palsu itu?" gumam Stalia dalam hati.
Seketika itu, Stalia merasakan ada seseorang yang mengintai dirinya. Matanya mengarah ke pintu masuk dan melemparkan sebuah pisau.
Chaerin dengan cepat menangkis lemparan pisau Stalia. "Jack! Sekarang!" teriak Chaerin.
Jack dengan cepat berlari dan mengarahkan pedang besarnya kepada Stalia. Stalia melompat mundur untuk menghindari serangan tersebut. Serangan Jack yang meleset mengenai lantai gedung, menghancurkan lantai gedung dan menciptakan ledakan yang begitu hebat.
Di balik tebalnya asap dari ledakan itu, Reyya menggunakan sihir rantai untuk mengikat Stalia. Stalia yang menyadari nya langsung mengibaskan tangannya ke arah atas. Seketika itu angin bertiup kencang dan menghancurkan rantai-rantai tersebut.
Mereka pun saling berhadapan. Saat Stalia melihat Chaerin, dia berkata, "Aku harus bagaimana ya? Sebetulnya aku harus melenyapkan saksi mata. Sepertinya tidak bisa. Aku tidak ada niatan untuk bertarung dengan mu, Chaerin."
Chaerin hanya bisa menatap tajam ke arah Stalia. Namun, Stalia pun menghilang meninggalkan Chaerin dan teman-temannya.
Di sisi lain, Rus, sang Keter palsu, menemui ayah Leon di suatu taman.
"Bagaimana? Aku sudah membunuh banyak korban atas nama Keter. Lalu sekarang apa?" kata Rus.
Ayah Leon tersenyum sinis. "Itu masih kurang menyenangkan. Keter sudah tidak ada muncul karena sudah menjadi buronan. Besok siang kita akan melakukan hal yang menarik, yaitu menyerang Sekolah Sihir dan mengambil alih sekolah tersebut."
Rus hanya tersenyum seolah menyetujui hal tersebut. Sambil berjalan lurus meninggalkan ayah Leon, dia berkata, "Jika itu yang engkau mau, aku mungkin akan membantu mu. Persiapkan saja persiapan kita."
Ayah Leon tersenyum sinis dan membalas perkataan dari Rus. "Kau tenang saja. Itu urusan ku."
Di sisi lain, pihak dari Black Number sudah mengintai dari kejauhan dan mendengar percakapan dari Rus dan juga ayahnya Leon.
"Ternyata dia? Baiklah, aku akan melaporkan nya kepada Stalia," kata salah satu anggota Black Number.
Keesokan pagi nya, sekolah di mulai seperti biasa. Mugi memasang ekspresi waspada akan sekelilingnya.
"Kapan mereka akan menyerang?" gumam Mugi dalam hati.
Mugi sudah mengetahui tentang serangan yang akan terjadi.
Di sisi lain, di ruangan suara, ada seorang guru yang sedang bersantai. Namun, Rus secara tiba-tiba memasuki ruangan tersebut. Guru itu begitu terkejut melihat Rus.
"Si-siapa kau?" kata guru itu dengan tubuh yang bergemetar.
Rus tersenyum sinis dan menatap tajam kepada guru itu. "Aku adalah Keter!"
Rus dengan cepat membunuh guru tersebut. Kemudian, dia menggunakan mic untuk memberikan peringatan kepada siswa yang sedang belajar.
"Untuk semua siswa dan semua guru yang ada di sekolah ini, tetap diam di tempat kalian. Jangan ada yang bergerak. Karena kalian semua sekarang adalah tahanan ku," kata Rus dengan suara yang mengancam.
Rus tertawa keras. Sebuah dinding sihir tercipta untuk menutupi seluruh sekolah.
Melihat kejadian itu, seluruh siswa berteriak karena panik. Pasukan Rus memasuki seluruh ruangan kelas untuk menahan mereka semua.
"Jangan bergerak kalian! Kalian semua adalah tahanan kami. Jika kalian memberontak, kami tidak segan-segan membunuh kalian!" teriak salah satu pasukan Rus yang memasuki kelas Mugi.
Melly ingin melindungi murid-muridnya, tetapi dia tidak berani berbuat banyak dan memilih untuk diam. Mugi yang memperhatikan kejadian itu berkata dalam hatinya, "Ayolah, tunjukkan padaku, siapa dalang di balik ini semua!"
Seluruh siswa merasa bergemetar. Rida juga merasa takut. Dia ingin melawan, tetapi dia masih memikirkan keselamatan teman-temannya. Mugi menghubungi Nina melalui sihir telepati.
"Nina, bagaimana?"
"Kami tidak bisa masuk. Namun, beberapa pasukan sudah memasuki ruangan. Dalang dari pelakunya belum terlihat," jawab Nina.
"Baiklah," kata Mugi.
Salah satu anggota pasukan Rus mendekati Melly. Anggota tersebut memegang dagu Melly.
"Kau manis sekali kecil. Ayo bermain sebentar bersama ku," kata anggota tersebut dengan nada menjijikkan.
Mugi yang sedari tadi diam berpura-pura ketakutan. "Tu-tunggu, he-he-hentikan, ja-jauhi guru Melly, tolong!"
Mendengar Mugi yang berteriak, Leon mengambil pisau dan menusuk jantung Mugi. Seketika itu, Mugi pun terjatuh.
Seluruh kelas berteriak melihat kejadian itu. Leon tertawa kegirangan tiada hentinya.
"Kau lihat ini Rida! Sekarang apa kau masih berpikir untuk mengalahkan aku?"
Rida hanya bisa terdiam. Leon memerintahkan anggota nya untuk membawa Rida ke ruangan khusus.
"Tangkap wanita itu, bawa dia ke ruangan khusus. Biarkan aku sendiri yang membereskan dia. "