Menceritakan kisah cinta laura saat masih masa masa remaja,pahit manisnya cinta saat masa remaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Suasana di sekolah sudah sangat sepi.Di bawah pohon Naura hanya duduk seorang diri.memikirkan apa yang baru saja di katakan oleh Elis. Tak terasa air matanya terus menetes membasahi pipinya.
Tak terfikirkan olehnya kenapa Devan begitu tega kepadanya. Jika memang Dia tak menyukai nya kenapa Devan selalu memberinya harapan dengan semua perhatian nya.
Naura memukul mukul dadanya yang sesak. Dia ingin berteriak sekuatnya untuk menghilangkan rasa kecewanya. Selama ini waktu yang di habiskannya bersama Devan sia sia. Pantas saja Devan tak pernah mengutarakan perasaanya karena dia bingung memilih satu di antara mereka.
Naura berkecil hati dia tak ingin meneruskan semua ini. Di bandingkan dengan yang lain jelas Devan tak akan memilihnya. Saingannya terlalu berat Naura tak ingin berlelah hati lagi dia memutuskan mengiklaskan Devan dan fokus ke studi nya
Tiba tiba ada jaket yang menutupi kepalanya
Naura mendongak. "Nando... "
"Tutupi wajahmu kamu mau semua orang melihatmu menangis. Lagi pula kamu jelek kalo menangis.. "Ledek Nando.
Naura mencubit pinggang Nando
"au.... " Nando berpura pura kesakitan.
Nando berdiri di samping Naura. "Kamu kenapa.. Apa ini gara gara Devan..? "
Naura menangis terisak isak.
Nando menyenderkan kepala naura di pinggangnya. "Menangislah keluarkan semua rasa sakit hati mu.. "Ucap Nando.
Nando sudah tau apa yang sedang terjadi. Dia tak sengaja melihat Elis berbicara ke Naura dan Nando mendesak Elis untuk menceritakan semua kepadanya. Nando bertekat akan memberi Devan pelajaran
"Ayo aku antar pulang. "Kata Nando.
Sambil menangis. "Tapi kamu kan masih marah sama aku.. "
Menjitak jidat Naura pelan"Bodoh... Kalo aku masih marah gak mungkin aku di sini nemenin kamu.. "
Nando mengangkat bahu Naura dan mendekapnya.Mereka berjalan beriringan dengan jaket menutupi wajah Naura.Naura mendekap pinggang Nando erat Naura juga merasa kangen dengan sosok Nando.
Nando mengangkat tubuh mungil Naura ke atas jok motornya. Nando mengelus lembut kepala Naura hal itu yang membuat Naura merindukan sosok Nando. Perhatiannya kepeduliannya membuat Naura nyaman dengannya.
Naura mulai menyadari sedari dulu Nando lah yang selalu ada untuknya bukannya Devan. Tapi entah kenapa Naura amat menyukai Devan. Dengan kejadian ini Naura tidak akan memedulikan Devan lagi.
"Kenapa kamu Dari tadi meluk aku erat banget.. "Kata Nando.
Naura membenamkan mukanya di punggung Nando. "Aku kangen sama kamu. Kamu lama banget marahnya sama aku. "
Nando mendadak mengerem motornya Dan berbalik ke arah Naura ."Makanya kalo kangen jangan suka jodoh jodohin aku sama orang lain.Kalo aku Di ambil orang bagaimana. "Ucap Nando.
Sekali lagi Nando mengusap kepala Naura. "Udah ayo kita jalan lagi "
Nando tak membawa Naura pulang tapi dia membawa Naura mampir ke Cafe.
"Loh... kok belok kesini." Tanya Naura.
"Aku mau ajak kamu makan dulu. Kamu pasti lapar setelah menangis. "Ledek Nando.
Naura mengrenyitkan dahi. "Terus aja kamu ledek aku... "
Nando mendorong bahu Naura. "Udah ayo masuk disini makanannya enak enak. Cobain deh steak Di sini pasti kamu ketagihan."
"Aku gak pernah makan steak Nando.Itukan mahal jelas aku sayang menghabiskan uangku hangs untuk membeli itu."Ungkap Naura malu.
Nando tersenyum. "Mulai sekarang aku yang akan belikan kamu steak di sini. "
Nando memesankan Naura steak yang paling enak yang Ada Di Cafe itu.
"Bagaimana rasanya kamu suka..?"Tanya Nando penasaran.
Naura mengangguk " Iya ini enak banget. "
Naura berbicara dengan penuh makanan di mulutnya. Nando semakin gemas melihat Naura rasanya dia ingin berlama lama bersama dengan Naura. Naura makan belepotan sampai di bibirnya penuh dengan saos steak.
Nando mendekatkan tubuhnya dan mengusap bibir Naura menggunakan ibu jarinya .Naura terlonjak kaget melihat wajah Nando yang begitu dekat dengannya. Pipi Naura merah merona menahan rasa malu.
*******************
Sementara itu beberapa kali Devan menelfon Naura tapi selalu Saja di matikan. Devan merasa gelisah tidak biasanya Naura mengabaikan panggilannya. Biasanya Naura selalu secepat kilat jika mendapat Teflon darinya.
"Kenapa Naura selalu memtikan telefonku. Biasanya dia tidak pernah seperti ini. "Gumamnya.
"Apa mungkin telah terjadi sesuatu.. "fikir Devan.
Devan segera memutar balik motornya dia ingin pergi ke rumah Naura. Tapi Devan melihat Naura di depan Cafe dia pergi untuk menghampiri Naura .
Devan turun dari motor"Nau kenapa kau mengabaikan telefonku..? "
"Kak Devan gak perlu lagi menghubungi aku, Aku juga gak akan mengganggu kak Devan lagi.. "Ucap Naura.
Devan menarik tangan Naura kasar. "Ada apa Nau. Apa terjadi sesuatu."
Naura meringis kesakitan. " Au.... Sakit kak. lepasin tangan aku. "
"Gak akan aku lepaskan sebelum kamu jelaskan ada apa.? "Kekeh Devan.
" Plak... "
Devan tersungkur Karena dapat bogeman mentah dari Nando.
"Kurang ajar kamu Nando...!! "
Devan berdiri dan membalas tinjuan Nando. Nando juga terkena pukulan Devan mereka berdua saling men cengkram kerah baju.
"Sudah hentikan...!! "Lerai Naura.
"Jangan pernah kamu dekati Naura lagi kamu hanya membuat Naura sakit hati. Kalau kamu berani ganggu Naura, kamu akan berurusan Dengan aku.. "Ancam Nando.
semangat belajar!!!!!!
sabar ya kak masih proses.