"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 kembali ke tempat lama
Deril menjadi bingung saat ini, tidak tau apa yang akan dia lakukan, ditambah lagi Fina masih menelpon dan mengirim pesan kepada nya
"kamu kalau mau pergi pergi, silahkan naik angkutan umum atau naik motor, sama seperti tagi pagi, Rayya naik motor ke kantornya itu karena ulah kamu yang tidak memperbolehkan pak amir mengantarkan Rayya ke kantor"
"pak amir papa suruh disana untuk mengantar jemput Rayya, bukan untuk melayani kamu Deril, tunggu apalagi kamu keluar dari ruangan papa, papa masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan" jelas Tuan Bramantyo
Deril akhirnya keluar dari ruangan papanya karena sudah di suruh pergi oleh tuan Bramantyo, Deril berjalan dengan kepala tertunduk
Sesampai di ruangannya Deril duduk di kursi kerjanya menyandarkan kepalanya yang terasa berat sekali, dia benar benar bingung saat ini, papa nya tidak main main kali ini, semua fasilitas sudah di cabut semua oleh Tuan Bramantyo
Handphone Deril berbunyi lagi segera dia angkat sambungan telpon dari kekasih nya itu, dia juga penasaran dengan apa yang terjadi
"sayang, kamu dimana, ini ada orang yang mau menempati apartemen ini, aku diusir dari sini, sayang aku harus kemana, ini kan apartemen kamu kenapa jadi nya seperti ini" tanya Fina dia panik banget saat ini sehingga ucapannya tidak jelas
" aku lagi di kantor, ya sudah aku kesana sekarang kamu tunggu aku, jangan kemana mana" jawab Deril dengan suara lemes
Padahal dia saat ini juga sedang pusing, karena kemarahan papanya, tapi dia juga kasian dengan Fina
"pasti fina kaget dan panik saat, aku harus kesana untuk menenangkan nya, bagaimana aku harus hidup dengannya, aku harus segera mencari kerja" ucap Deril
Lalu dia keluar dari ruangannya dan berpapasan dengan Roni yang hendak pergi keruangan Tuan Bramantyo
"Roni, kau mau kemana?" tanya Deril ketika melihat Roni yang berjalan tergesa gesa kearah ruangan Tuan Bramantyo
"aku Dipanggil menghadap tuan Bramantyo dan kau mau kemana?" tanya Deril balik
"aku mau balik dulu ada yang ingin aku kerjakan" jawab Deril lalu segera membalikkan badannya menuju lift
"tunggu dulu Deril, kau mau kemana, apa kau tidak mau menunggu aku sebentar" tanya Roni lagi
"tidak Roni aku buru buru, aku berangkat dulu" sahut Deril
"oke, aku keruangan tuan Bramantyo dulu,nanti aku akan menyusul kau Deril" balas Roni dan diapun segera masuk kedalam ruangan tuan Bramantyo
Sedangkan Deril setelah sampai di lobby perusahaan baru ingat kalau mobil nya sudah ditarik oleh tuan Bramantyo
"sial,mobil ku kuga ditarik papa, kali ini papa tidak main main, baiklah kalau memang papa mengusirku aku akan pergi dari rumah, aku akan buktikan tanpa fasilitas dari papa, aku bisa hidup dengan Fina"
"baguslah dengan begini aku bisa menikahi Fina walaupun masih secara siri, nanti kalau aku sudah resmi bercerai dengan wanita kampung itu, aku akan meresmikan hubungan ku dengan Fina" ungkap Deril dalam hati
Segera Deril memesan taksi online untuk pergi ke apartemen Fina yang saat ini sedang panik karena sudah diusir dari sana oleh Tuan Bramantyo dari sana, security kantor heran melihat Deril yang sedang menunggu taksi online
Terlihat agak mengherankan bagi para security itu, melihat Deril yang berdiri cukup lama di lobby perusahaan sambil memainkan handphone nya, mereka mau mendekati Deril tapi takut dimarahi,karena saat ini wajah Deril terlihat sangat masam
Tidak berapa lama taksi online pun datang dan Deril langsung masuk kedalamnya, setelah Deril masuk kedalam, taksi pun berjalan meninggalkan pelataran kantor, beberapa karyawan dan security haya saling pandang melihat Deril yang pergi degan taksi
"sayang kamu kenapa lama sekali datangnya?" tanya Fina ketika Deril sudah sampai di Apartemen yang Fina tempati
"aku ada urusan tadi sedikit jadi tidak mendengar telpon dari kamu" jawab Deril lalu masuk kedalam Apartemen yang dia belikan untuk Fina tempati selama ini
"lalu bagaimana dengan apartemen ini sayang aku disuruh pindah saat ini juga, ini kan apartemen kamu sayang" ucap Fina lagi
"iya ini memang apartemen aku tapi......, ya sudah sekarang kamu bereskan barang barang kamu, nanti aku akan cerita" jelas deril
"mau pindah kemana sayang,ini dadakan sekali aku bingung mau pindah kemana hari ini" sahut Fina
"apartemen kamu yang lama kan masih ada, kita kesana saja dulu membawa barang kamu" usul deril membuat mata Fina melotot tajam mendengar usulan Deril itu
"aku tidak mau tinggal disana lagi sayang, masa balik lagi kesana, nanti aku di cemooh sama penghuni yang lama, aku malu, kamu carikan tempat yang lain dong sayang, kamu kan mempunyai beberapa unit apartemen" ungkap Fina
Deril hanya bisa menaik nafas panjang, masalah yang dia hadapi sekarang tidak sesederhana itu
"aku untuk saat ini belum bisa berpikir yang lain Fina, kita pindahkan saja dulu barang kamu ke apartemen kamu yang lama, setelah itu kita pikirkan lagi mau tinggal dimana" ucap deril dengan wajah bingungnya melihat keras kepala Fina
"tapi sayang..." ucap Fina tapi dipotong oleh Deril
"sudahlah Fina, itu diluar orang sudah menunggu kita untuk keluar dari sini, bereskan barang kamu lalu kita pergi dari sini" tukas Deril yang mulai jengkel dengan tingkah Fina, sepersekian detik terdengar bel berbunyi dari luar
"itu orangnya datang lagi mas,kamu urus dong masak begitu saja kamu tidak mampu mengurusnya, kamu punya uang banyak" tukas Fina yang masih belum mau keluar dari apartemen ini.
suara bel yang berbunyi nyaring membuat Deril berjalan kearah pintu apartemen dan membukanya, terlihat beberapa orang disana yang sedang menatap kearahnya dengan tajam
"anda mau pergi jam berapa dari sini tuan deril, kami sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, kalau anda masih belum pergi terpaksa kami akan mengeluarkan barang anda dari dalam unit apartemen ini" ucap salah satu orang itu
"iya pak, kami akan segera pergi tunggu lah beberapa saat lagi pak, kami akan membereskan barang barang terlebih dahulu, permisi" jawab deril lalu dia pun menutup pintu dan menghampiri Fina
"ayo Fina kita harus segera pergi dari sini, kalau tidak mereka akan membuang barang barang kamu keluar dari sini" tukas Deril membuat Fina menjadi heran
"kamu tidak bisa mengatasi mereka sayang, kamu kasih saja uang dan suruh mereka pergi" usul Fina
"tidak segampang itu sayang, ayo lah kamu rapikan barang barang kamu sini aku bantuin" tegas Deril membuat Fina akhirnya mengikuti keinginan Deril, dan dia pun merapikan barang barang nya
.smg yg trbaik ya rayya