NovelToon NovelToon
Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Kisah ini bermula ketika JAPRI (Jaka dan Supri) sedang mencari rumput untuk pakan ternak mereka di area hutan pinus. Sewaktu kedua bocah laki-laki itu sedang menyabit rumput, beberapa kali telinga Supri mendengar suara minta tolong, yang ternyata berasal dari arwah seorang perempuan yang jasadnya dikubur di hutan tersebut. Ketika jasad perempuan itu ditemukan, kondisinya sangat mengenaskan karena hampir seluruh tubuhnya hangus terbakar.

Siapakah perempuan itu? Apa yang terjadi padanya? dan siapakah pembunuhnya?
Ikuti kisahnya di sini...

Ingat ya, cerita ini hanya fiktif belaka, mohon bijak dalam berkomentar... 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7 Polisi Kalah Cepat

Begitu sampai di rumah Pak Bedjo, ke empat kaum adam itu pun istirahat selama puluhan menit sambil menikmati es jeruk dan cemilan yang disediakan oleh Bu Aminah.

"Pak, kopernya boleh Supri buka gak? Siapa tahu ada uang kecer di dalamnya. Kan lumayan," ndlodognya si gembul keluar.

"Kok bisa-bisanya kamu mikirin duit di atas penderitaan orang lain to le le," sela Bu Aminah.

"Kopernya jangan diutak-atik, mau dibawa ke kantor polisi itu. Nanti kalau ada apa-apanya malah kita yang disalahkan," ucap Pak Bedjo.

"Ke kantor polisinya kapan, Pak?" lanjut bocah bertubuh gemuk itu.

"Ya habis ini," balas pria paruh baya tersebut.

"Aku sama Jaka boleh ikut to, Pak?" tambah Supri.

"Yo jelas kalian berdua harus ikut. Kan ini ada hubungannya dengan kalian," ucap Pak Bedjo.

*

Saat ini, tampaklah sebuah mobil pick up warna hitam keluar dari halaman rumah Pak Bedjo. Dengan disopiri oleh Pak Bedjo sendiri, mereka berempat berangkat menuju polsek terdekat sambil membawa koper Mbak Murni.

Sementara itu, di sebuah warung dekat rumah Pak Bedjo, terlihatlah seorang pemuda yang sepasang matanya mengawasi pergerakan mobil pick up tersebut.

45 menit kemudian...

"Sebelumnya saya minta maaf nggih Pak, kalau kemarin saya sengaja menyuruh anak-anak untuk mengatakan jika mereka menemukan jasadnya secara tidak sengaja karena mencium bau bangkai yang menyengat. Saya ambil inisiatif seperti itu karena demi keselamatan dan ketenangan anak-anak, Pak," tutur Pak Rahmat pada seorang polisi jaga, yang kebetulan juga terjun secara langsung di TKP saat jasad di temukan.

"La terus kronologi penemuan jasad yang sebenarnya bagaimana, Pak Rahmat?" tanya polisi yang di seragamnya ada tulisan nama BAMBANG itu.

"Kamu cerita sendiri ke Pak Polisinya saja, Pri," ucap Pak Rahmat sambil menoleh pada anaknya Pak Bedjo.

"Jadi begini Pak Polisi. Waktu itu, saya kan sedang ngarit sama Jaka, la terus saya beberapa kali mendengar suara perempuan yang minta tolong. Lalu saya tanya sama Jaka, dia juga denger suara perempuan minta tolong apa gak, ternyata Jaka gak denger, yang dengar cuma saya," Supri mengawali ceritanya.

"Saat kita berdua sedang kebingungan dengan suara itu, tiba-tiba saya kok melihat ada mbak berbaju biru yang sedang berdiri di bawah pohon besar. Nah, terus saya tanya sama Jaka lagi, dia lihat mbak baju biru itu apa tidak, ternyata Jaka juga tidak melihat," lanjut si gembul dengan gaya bicara diberi penekanan pada kalimat tertentu.

"La terus Pak Polisi, mbak nya baju biru itu kemudian tangan kanannya nunjuk ke sebuah arah. Ya langsung saja saya nggeret Jaka, saya ajak ke tempat yang ditunjuk si mbak itu, yang ternyata ya jasadnya si mbak yang dikubur di situ," tambah bocah bertubuh gemuk tersebut.

Untuk sesaat suasana menjadi hening karena Pak Bambang sedang mencerna cerita Supri, yang tak lama kemudian polisi itu lalu mengambil buku catatan dan menulis kronologi penemuan jasad secara garis besarnya saja.

"Berarti mbak baju biru yang kamu ceritakan tadi adalah arwah atau hantu begitu le?" tanya Pak Bambang.

"Inggih Pak, namanya Mbak Murni. Rumahnya di Dukuh Sawo, Desa Suka Karya. Dia itu TKW di Hongkong. Pulang ke kampung halaman tidak memberi kabar ke anggota keluarganya dengan alasan memberi kejutan. Tapi akhir nasibnya seperti itu, Pak," terang si gembul yang membuat polisinya kaget, karena informasi yang diberikan oleh anaknya Pak Bedjo lebih komplit. Padahal pihak dari kepolisian sendiri belum tahu identitas jasad yang ditemukan, berhubung belum ada sama sekali yang melapor kalau kehilangan anggota keluarga.

"Sebentar le sebentar. Kamu kok dapat informasi sebanyak itu sumbernya darimana, le?" lanjut Pak Bambang sangat penasaran.

"Ya dari arwah Mbak Murni nya itu, Pak. Kalau gak saya ajak bicara maunya dia apa, dia nya bisa neror terus lo, Pak," sahut bocah bertubuh gemuk itu apa adanya.

"Neror bagaimana le maksudnya?" telisik polisi tersebut.

"Arwahnya Mbak Murni ngrasuki 2 temen sekelasku, Pak. Belum lagi pas malamnya, dia nangis sampek berjam-jam ganggu tidurnya warga sekampung. Kalau tidak percaya Pak Polisinya bisa tanya ke Bapakku atau ke Pak Dhe Rahmat, atau warga kampung yang lain. Arwahnya Mbak Murni itu sampek datang ke sekolahanku selama beberapa hari lo, Pak," jelas Supri.

"Selain itu dia crita apa saja ke kamu le? Dia memberitahu kamu pelakunya siapa begitu," imbuh Pak Bambang dengan raut wajah serius.

"Yang jelas Mbak Murninya minta tolong ke saya supaya memberitahu Emaknya kalau dia sudah meninggal. Terus dia juga minta tolong ke saya untuk ngambil kopernya yang dikubur di hutan sebagai bukti agar Emaknya percaya. Kalau mbahas soal pelaku, Mbak Murni belum crita sama sekali, Pak," ujar si gembul.

"La terus kopernya dimana?" tanya polisi itu.

"Itu Pak ada di bak pick up saya, sebentar saya ambilnya dengan Pak Rahmat," sela Pak Bedjo yang tak lama kemudian keluar ruangan bersama Pak Rahmat untuk mengambil koper, yang masih dalam keadaan ditutupi oleh karung.

"Saya mewakili pihak kepolisian di sini, mengucapkan terimakasih banyak untuk bantuan Pak Rahmat, Pak Bedjo, adik Supri dan adik Jaka. Informasi yang saya terima tadi terus terang sangat membantu kita untuk menyelesaikan kasus pembunuhan ini. Lain kali jika kalian butuh bantuan kami, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi kami. Nanti saya akan memberikan no HP supaya kita mudah untuk berkomunikasi," kata Pak Bambang setelah koper Mbak Murni diletakkan di dalam ruangan.

Sebelum tamunya berpamitan pulang, polisi itu memberikan kartu namanya pada Pak Rahmat dan Pak Bedjo.

*

Malam harinya...

Sejak Supri mengajak komunikasi arwahnya Mbak Murni dan bersedia membantunya, suasana Desa Suka Makmur kembali tenang seperti biasanya. Namun tanpa mereka sadari, arwah Mbak Murni sebenarnya masih suka berkeliaran di desa tersebut karena meratapi nasibnya yang sangat mengenaskan.

Begitu juga malam ini, arwah perempuan malang itu sedang bersandar di bawah pohon rindang sambil menangis sesenggukan. Entah kenapa, dia seperti tidak mempunyai daya untuk kembali ke desanya walau sekedar untuk melihat Emak dan adiknya yang tidak dia jumpai selama 4 tahun lebih.

Sementara itu di desa lain, tampaklah beberapa pemuda dan seorang pria paruh baya yang merupakan pemimpin, sedang menyusun rencana jahat selanjutnya. Siapakah mereka? Dana apakah rencana jahatnya? Ikuti kisah selanjutnya di sini...

1
Yurika23
seru Thor...penulisannya juga enak dibaca...ringan, padat gak berbelit2...tercaba situasinya saat itu...
Kezia Suhartini: makasih kakaak.. 🙏
total 1 replies
Yurika23
mampir ya Thor....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!