Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Malam ini di mansion milik Tuan Arthur, terlihat Vanessa yang sedang makan malam bersama dengan Tuan Arthur, Jerry, dan Tuan Ramos. Sementara Sean sedang sibuk dengan bisnis dunia bawah tanahnya.
Sebagai seorang ayah, tentu saja Tuan Ramos sebenarnya sangat merasa kecewa karena putranya harus menikahi wanita yang sedang mengandung anak dari pria lain. Akan tetapi, dia harus mengesampingkan rasa kecewa itu. Justru dia seharusnya merasa beruntung karena putranya akan menikahi putri dari pemimpin perusahaan Murphy Group.
Sedangkan Jerry, dia sedari tadi tidak bisa melepas pandangannya untuk terus memandang calon istrinya itu. Akhirnya Vanessa akan menjadi miliknya. Membuat pria itu tersenyum merekah.
Hanya Vanessa yang sama sekali tidak menikmati makan malamnya. Berbagai cara sudah dia lakukan agar tidak menikah dengan Jerry. Sampai dia harus mengaku-ngaku sedang mengandung anak dari pria lain. Tapi rupanya rencananya gagal total, karena Diego telah menolak tawaran darinya secara mentah-mentah.
"Akhirnya sebentar lagi kita akan menjadi besan, Tuan Arthur." Ucap Tuan Ramos sambil terkekeh. Kemudian dia melahap kembali hidangan makan malamnya.
Tuan Arthur pun menanggapi perkataan Tuan Ramos. "Iya, Tuan Ramos. Tapi apa anda benar-benar tidak merasa keberatan dengan kondisi Vanessa? Sejujurnya saya sangat merasa malu sekali kepada anda dan Jerry."
"Tentu saja tidak. Saya sangat mendukung apapun keputusan Jerry. Itu membuktikan bahwa Jerry adalah pria ya paling tulus mencintai putri anda. Buktinya pria itu sama sekali tidak mau bertanggungjawab, justru malah Jerry yang..."
Tuan Ramos tidak meneruskan perkataannya, ketika mereka tidak sengaja mendengar suara kegaduhan di luar sana. Tak lama kemudian terlihat seorang pria datang ke mansion tersebut sambil dikejar-kejar oleh tiga orang security. Rupanya pria itu adalah Diego.
Vanessa yang sedari tadi sedang cemberut, dia sangat terkejut dengan kedatangan Diego secara tiba-tiba, sampai dia segera bangkit dari tempat duduknya. "Sam!"
Vanessa pun memelototi tiga orang security yang berusaha untuk menyeret Diego ke luar mansion. Ketiga security itu segera melepaskan Diego karena takut terkena amukan Vanessa.
Jerry sangat tidak terima dengan kedatangan Diego, dia segera berjalan mendekati pria itu. "Untuk apa kamu datang kesini? Apa kamu tidak tahu bahwa malam ini kami sedang membicarakan rencana pernikahan aku dengan Vanessa?"
Diego menjawabnya dengan pandangan yang dingin. "Aku tahu, karena itulah aku datang."
Kemudian Diego melanjutkan perkataannya sambil memandangi Vanessa, "Sebagai calon ayah dari bayiku, aku akan bertanggungjawab atas kehamilan Vanessa. Aku yang lebih berhak atas Vanessa."
Vanessa nampak sedikit menganga. Rupanya si beruang kutub itu bisa bersandiwara juga. Walaupun aktingnya sangat meyakinkan. Padahal perut Vanessa saat ini hanya dipenuhi dengan nasi bukan bayi.
Tuan Arthur tidak bisa menerima lamaran Diego. "Aku sudah tiga hari memberikan waktu untukmu. Tapi kamu tidak pernah datang. Lagian sebenarnya aku juga tidak sudi memiliki menantu sepertimu."
Vanessa harus membela Diego, agar sandiwaranya semakin meyakinkan. "Papa tidak boleh berkata seperti itu kepada Samuel! Aku sangat mencintainya."
Walaupun Vanessa sangat mual mengatakannya. Tapi dia harus bersikap seolah-olah mencintai Diego.
"Tapi asal usul pria itu gak jelas, Vanessa. Bagaimana bisa kamu berkencan dengan pria seperti itu?" Tuan Arthur keukeh tidak ingin Diego menjadi menantunya.
"Aku lagi hamil. Orang yang aku butuhkan selama aku lagi hamil seperti ini adalah ayah dari calon bayiku. Aku gak mau menikah dengan pria lain, selain Samuel."
"Izinkan aku untuk menjadi suaminya selama sembilan bulan. Aku hanya ingin mendampinginya selama dia mengandung anakku. Setelah itu, aku akan pergi membawa bayi itu." Diego terpaksa harus memperlihatkan wajah memelasnya sambil berlutut.
Vanessa nampak sedikit melongo melihat aktingnya Diego, sampai berlutut seperti itu. Dia pun berkata di dalam hatinya, "Si beruang kutub itu rupanya bisa berakting juga."
Terlihat Tuan Arthur dan Tuan Ramos yang sedang berbincang-bincang dengan suara yang sangat pelan. Mungkin mereka sedang berdiskusi penting.
Diego terdiam, memandangi kedua pria paruh baya itu dengan tatapan penuh rasa kebencian sambil mengepalkan tangannya. Mungkin dia sedang berusaha untuk mengendalikan dirinya sendiri, agar dia tidak boleh memperlihatkan bahwa sebenarnya dia sangat ingin membunuh mereka.