Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Kilat
Kakek Boru adalah sahabat sekaligus kerabat kakeknya, menjadi tanggung jawab bagi Jendral Manik untuk menuntaskan perkara tersebut sesegera mungkin.
Bersama kedatangan Jendral Manik ikut pula beberapa puluh pasukan elitnya yang ditebar di berbagai sudut untuk mengamati hal-hal yang mencurigakan.
Namun yang paling mencengangkan dari semua bentuk perhatian Jendral Manik yaitu ketika Jendral Manik menyampaikan jika akan segera menikahi Nakki.
Bagaimana mungkin seorang Jendral besar sepertinya akan menikahi seorang bocah kampung yang lugu seperti Nakki.
Jendral Manik meyakinkan warga dengan memperlihatkan wasiat kakeknya yang ditulis sendiri oleh kakeknya.
Bahwa jika kelak di kemudian hari kakek Boru bersedia datang dan menemui Jendral Manik dengan membawa seorang cucu perempuan nya, maka sang kakek meminta cucunya untuk menikahi cucu kakek Boru karena mengingat persaudaraan serta jasa-jasa kakek Boru di masa lalu pada keluarga Jendral Manik.
Jendral Manik bersedia melakukan itu semua karena sangat patuh pada kakeknya.
Jendral Manik berjanji akan menjaga cucu dari Kakek Boru dan untuk dapat melakukan itu, jalan yang bisa ditempuhnya adalah dengan menikahinya karena itu berarti Nakki akan selalu berada dibawah pengawasan keluarganya.
Tanpa persiapan yang layak sebagaimana pernikahan Jendral Manik sebelumnya, segera persiapan pernikahan dilakukan.
Dengan menghadirkan beberapa pemuka kampung serta kerabat kakek Boru sebagai saksi, ritual pernikahan dilakukan.
Adapun Nakki yang berdiam diri di kamar sejak kedatangan Jendral Manik, ketika diberitahu hal tersebut hanya diam dan mengangguk, karena Nakki belum dapat memutuskan sesuatu yang baik untuk dirinya, gadis itu hanya teringat pesan dari kakeknya, bahwa Jendral Manik akan menjadi pelindungnya sekarang.
Nakki yang semula bermaksud keluar menemui jendral Manik ketika mendengar kedatangannya, langkahnya terhenti di balik dinding kamarnya, tidak berani keluar dengan perasaan kaget dan takut.
Kala mendengar pernyataan Jendral yang hendak menikahinya.
"Apakah Jendral tidak mengenalku? bukankah sudah kukatakan kalau aka belum bisa mengurus suami?" demikian bisik hati kecil Nakki.
Teringat pertemuan pertama mereka diatas pohon. Nakki merasa malu sekarang, tadinya ia berfikir pesan kakek untuk meminta perlindungan Jendral Manik artinya dirinya mungkin akan tinggal di kediaman besar Jendral tersebut sebagai adik angkat atau sebagai pelayan.
Menjadi pelayan bagi Nakki bukan masalah, ia bisa belajar mengerjakan berbagai pekerjaan yang selama ini belum pernah dilakukannya.
Namun ia sungguh terkejut dengan kenyataan bahwa dirinya akan menjadi istri Jendral Manik.
Meski merasa gusar, Nakki memilih diam karena takut akan mengecewakan kakeknya.
Setelah acara pernikahan selesai, Jendral Manik pun mohon diri untuk kembali ke ibukota karena kesibukannya yang padat, Jendral Manik berangkat lebih dulu karena harus segera menghadap Yang Mulia Raja Qinrar.
Adapun Nakki yang akan segera dibawanya serta itu, berangkat kemudian dengan rombongan pasukan termasuk pasukan elit bayangan yang mengikutinya diam-diam.
Nakki memeluk bibi, paman dan kerabatnya yang akan segera ditinggalkan dengan berlinang airmata.
"Baik-baik lah disana nak, jaga dirimu baik-baik, ikuti semua aturan di dalam istana kediaman Jendral agar engkau tidak mengalami kesulitan." Bibi mengingatkan
Seakan tahu bagaimana keadaan disana, bibi Nakki mengingatkan agar pandai-pandai membawa diri.
"Bibi dan paman serta keluarga yang lain, Nakki janji bila ada kesempatan akan mengunjungi kalian." ucap Nakki penuh rasa haru.
"Tentu nak, kami akan selalu mendoakan mu, dan bila memungkinkan kami akan mengunjungi mu, bila Jendral mengijinkan." Pamannya menjanjikan
Akhirnya Nakki pun naik keatas kereta dan segera rombongan tersebut berangkat.
Angin bertiup cukup tenang, Nakki mengintip dari balik tirai kereta, perasaan sedih akan meninggalkan kebun yang selama ini ditinggali juga semua kenangan bersama kakeknya seakan kembali bermain di pelupuk matanya sepanjang perjalanan mereka.
Apapun Jendral Manik yang telah lebih dulu sampai di istananya, hanya tinggal sebentar untuk mengganti seragamnya serta menyiapkan beberapa keperluannya.
Tidak lupa mengunjungi kedua istrinya di kediaman mereka masing-masing.
Istana Jendral Manik merupakan satu area istana yang cukup luas meskipun tidak seluas istana kerajaan.
Istana tersebut memiliki bangunan utama tempat tinggal Jendral sendiri dan tempat menerima tamu-tamunya.
Untuk kedua istri Jendral mereka Masing-masing menempati sebuah rumah besar di belakang kediaman utama Jendral, selanjutnya terdapat bangunan lain seperti rumah-rumah kecil untuk tamu, dapur utama, gudang perlengkapan bahan makanan, gudang perlengkapan kediaman Jendral seperti peralatan beladiri, persenjataan, peralatan bertukang dan berbagai peralatan serta 3 bangunan panjang sebagai kandang tempat memelihara ternak baik unggas maupun binatang berkaki empat seperti sapi, kuda dan kambing.
Kandang-kandang ini terletak paling belakang dari keseluruhan bangunan dan berdekatan dengan kebun dan lapangan tempat Jendral berlatih beladiri setiap hari bila sedang berada di kediaman nya.
****
Saat ini Jendral sedang bersiap untuk berangkat melakukan perjalanan penting untuk urusan ketentaraan.
Sebelum menjemput Nakki, Jendral Manik telah menceritakan kepada kedua istrinya perihal alasan menjadikan Nakki sebagai istrinya yang ketiga.
Jendral Manik pun telah meminta kedua istrinya tersebut untuk memperlakukan Nakki sebagai anggota keluarga mengingat gadis itu sudah tidak memiliki orangtua.
Jendral Manik kemudian berangkat untuk menemui raja untuk meminta restu atas keberangkatannya yang kali ini membawa ratusan pasukan inti yang nanti akan bertugas sebagai pasukan perdamaian di daerah konflik.
Adapun rombongan Nakki tiba di kediaman Jendral setelah cukup lama keberangkatan Sang Jendral, Nakki mendengar hal tersebut dari percakapan beberapa prajurit di saat mereka beristirahat di tengah perjalanan tadi.
Nakki sesungguhnya bersyukur karena tidak harus segera melaksanakan tugasnya sebagai istri, mengingat ia masih anak-anak dan masih harus mendapat bimbingan dan pelatihan bagaimana menjalankan peran dan tanggung jawab seorang wanita yang sudah menikah. (Hehehe... author).
Nakki diantar kepada kepala pelayan. Oleh kepala pelayan, Nakki disambut dengan sopan mengingat ucapan Jendral bahwa wanita muda ini telah menjadi istrinya.
Sehingga kepala Pelayan yang patuh dan pengertian merasa sudah kewajibannya untuk menghormati istri Jendral Manik sekalipun usianya masih sangat belia.
Kepala pelayan kemudian mengantar Nakki untuk beristirahat di sebuah bangunan kecil dan terawat di belakang rumah kedua istri Jendral.
"Silahkan nona muda, anda beristirahat lah dulu, air hangat sudah tersedia kalau nona muda mau mandi, kami akan menyiapkan makanan untuk anda setelah anda membersihkan diri." kepala pelayan menjelaskan dengan rinci.
"Trima kasih bibi." Nakki menunduk sopan, seperti kebiasaannya pada orang yang lebih tua.
"Besok pagi, saya akan mengantarkan nona muda bertemu dengan nyonya Bulma dan Nyonya Desy, istri Jendral Manik, mereka berdua adalah Nyonya rumah yang harus kita patuhi semua perintahnya setelah Jendral Manik." Kepala pelayan seakan memberi isyarat bahwa keduanya adalah orang yang berkuasa di istana ini bila Jendral Manik tidak ada di tempat.
"Baik bibi, terimakasih sekali lagi." Nakki tetap dengan sikap santunnya.