Menceritakan seorang gadis CEO yang terkenal dengan kecantikan dan kekayaan yang dimiliki oleh nya, harus terjerat dengan mafia kejam yang sedang menjalankan misi untuk menjatuhkan lawan nya.
Pria itu tidak menyangka jika dihari pertama dirinya berada di negara M untuk menjalani misinya di salah satu perusahaan besar yang ada di negara tersebut harus bertemu dengan seorang wanita cantik yang menjadi target dari misi nya sendiri. Sampai akhirnya pria itu menyatakan kepemilikan atas wanita itu.
"You are mine and will forever be mine" ucap pria itu dengan tatapan tajamnya menatap CEO cantik yang berada di hadapan nya itu.
"Kita lihat saja sampai mana kau bisa menaklukkan aku tuan Mafia" balas gadis itu dengan senyum manis nya yang terlihat begitu menawan di pandangan sang mafia kejam.
apakah sang mafia kejam itu bisa menaklukkan hati sang CEO cantik itu dan menyelesaikan misi nya?
apakah sang CEO cantik bisa jatuh ke dalam pesona tuan mafia kejam dan menerima perasaan dari mafia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evi Mardiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 berita buruk untuk Laura
Albert menatap kedua mata gadis yang sedang menatap nya itu.
"jangan seperti itu ya nona Laura, aku datang kesini bukan untuk mengganggu mu nona Laura, aku datang kesini hanya untuk bertemu dengan mu nona, karena ada yang harus aku katakan kepada mu nona" ucap Albert datar.
"benarkah, kalau begitu silahkan ikut saya ke ruangan saya tuan Albert" Laura mengajak Albert untuk ikut dengan nya ke ruangan nya itu.
Albert dengan senyum sinis nya mulai melangkah untuk mengikuti Laura yang menyuruhnya untuk ke ruangan nya.
Setelah kepergian Albert dan juga Laura ke ruangan milik wanita itu. Tiba-tiba Shintya datang dengan terburu-buru. tanpa sengaja wanita itu menabrak Jeremy yang ada di hadapannya dan pria itu akan masuk ke dalam kantor milik Laura.
"eh maafkan saya tuan Jeremy" ucap Sintya yang meminta maaf terlebih dahulu kepada pria itu.
Jeremy menatap datar wanita yang ada di depannya itu. "punya mata itu di pake Nina, jangan asal nabrak aja.... bagaiman jika tang anda tabrak itu anak kecil dan tubuh anda yang besar ini menimpa anak kecil itu, pasti anda akan di tuntut oke ibunya kan, jadi sekarang anda harus lebih berhati-hati lagi ya, jangan asal nabrak aja" ucap Jeremy yang mulai memberi sedikit nasehat kepada wanita itu.
Sintya menatap heran kepada pria yang ada di hadapannya itu. padahal masalah yang terjadi diantara mereka itu tidak besar-besar kali kan, tapi kenapa pria yang ada di hadapannya itu malah membuat masalah ini jadi semakin besar ada apa dengan pria itu sebenarnya.
"maaf sebelumnya pak, ada apa dengan anda ini? masalah kita itu tidak terlalu berat loh, masalah kita itu hanya karena saya tidak sengaja menabrak anda, ini kenapa anda semakin memperlebarkan masalah yang terjadi dengan kita ya, apa anda waras pak" tanya Sintia sinis.
"apa kamu bilang tadi, kamu pikir masalah yang terjadi diantara kita ini kecil hah... Lihat apa yang ada di tangan saya" tunjuk Jeremy ke tangan nya.
Sintya langsung menatap kearah tangan pria yang ada di hadapannya itu.
"lihat saya sedang membawakan datang penting perusahaan saya dan juga beberapa barang penting yang tidak boleh rusak sedikit pun, jika tadi kamu nabrak saya dan barang yang saya bawa ini jatuh dan rusak gimana? Apalagi kalau barang ini tidak bisa diselamatkan sama sekali yang ada nanti akan bermasalah dengan perusahaan saya kan" ucap Jeremy yang tidak kalah kesalnya dengan wanita yang ada di hadapannya itu.
"saya kan sudah minta maaf tuan, kenapa tuan marah-marah sama saya, lagipula saya pun tidak sengaja menabrak anda tuan, jadi anda tidak perlu marah-marah seperti itu kepada saya tuan" ujar Sintia yang tidak mau kalau dengan pria yang ada di hadapannya ini.
"memang susah berbicara dengan otak batu seperti kamu ini, tidak punya sopan santun dan tak bertanggung jawab sama sekali" ujar Jeremy yang langsung pergi dari hadapan wanita yang ada di hadapannya itu
Sintya menatap tajam kearah Jeremy yang sudah pergi dari hadapan nya. "dasar pria gila...... aku bersumpah jika suatu saat nanti kau akan memiliki pasangan yang cerewet dan gila seperti ku" ucap Sintia marah dan tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat nyaring.
"apa sumpah gue di dengar sana tuhan ya?" tanya Sintia dalam hati dan memilih untuk pergi dari sana untuk menemui sahabatnya sekaligus bos tempat dia bekerja.
...****************...
Sedangkan di ruangan lain terlihat Laura Dudu di depan Albert yang sedang menatap dirinya intens. bahkan Albert sama sekali tidak memalingkan wajah ya dari Laura yang sedang menyiapkan beberapa berkas untuk bahan presentasi hari ini.
"silahkan tanyakan apa yang ingin anda tau tentang perusahaan ini tuan, karena aku tidak ingin jika nanti anda menyesal bekerja sama dengan perusahaan yang saya pimpin sekarang" Laura mulai mempersilahkan Albert untuk menanyakan apapun yang membuat pria itu ragu ataupun hal yang membuat pria itu masih ingin tau tentang perusahaan milik keluarga Laura.
"kau sangat cantik jika serius seperti itu nona...." ujar Albert yang sedang mencoba untuk menggoda Laura yang sedang menatap dirinya datar.
"aku bukan karena ingin mengetahui apapun tentang perusahaan ini nona, karena perusahaan mu ini sudah menjadi target ku selama ini" Albert sengaja memancing Laura yang sedang menatap dirinya, Albert ingin mengetahui bagaimana reaksi wanita yang ada di hadapannya ini mengetahui jika perusahaan nya menjadi target dari pria yang ada di hadapannya itu.
"maksud mu aks tuan Albert" tanya Laura datar
"aku tidak bermaksud apapun nona Laura, aku mengatakan jika perusahaan mu ini sudah menjadi incaran ku cukup lama karena aku begitu tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan besar anda ini nona.... Saya cukup tertarik dengan perusahaan anda ini nona... Dan saya yakin sekali jika perusahaan ini akan memberikan perusahaan keuntungan yang besar bagi perusahaan saya nanti" ucap Albert sinis.
"iya..... Semoga apa yang kau ucapkan itu sesuai dengan yang ada di hati ku tuan, karena aku tidak mengenal mu sebelumnya dan aku tidak tau bagaimana cara mu menjalankan bisnis tuan" jawab Laura menatap dalam ke bola mata milik Albert. Dan Albert sangat menyukai tatapan yang diberikan Laura kekada nya ini, karena tatapan wanita itu sungguh membuat dirinya terpesona dan jatuh cinta.
"kau tidak perlu meragukan ku nona Laura, kemampuan ku dalam berbisnis sangat jauh dari pada dirimu ini" ucap Albert sombong.
Laura tersenyum saja mendengar ucapan dari pria yang berada di hadapannya ini. saat akan membereskan berkas nya kembali. tiba-tiba ponselnya berbunyi dan tertera nama salah satu bodyguard papanya Laura yang menghubungi wanita itu.
"ada apa" tanya Laura datar.
"..........."
"APA, kenapa ini bisa terjadi kepada papa" tanya Laura terkejut dan tanpa sadar kedua matanya mulai mengeluarkan air matanya.
"tidak mungkin.... tidak mungkin papa meninggal secepat itu, aku yakin jika papa masih baik-baik saja kan, ku mohon jangan pernah bohongi aku" ucap Laura yang mulai terisak.
"........."
"baiklah aku akan langsung berangkat kesana hari ini aku akan berangkat ke sana" jawab Laura lirih dan langsung menutup panggilannya.
"ada apa nona" tanya Albert khawatir.
"papa saya tuan... Papa saya mengalami kecelakaan dan sampai sekarang tidak ditemukan jasadnya sama sekali" jawab Laura mulai menangis.
Albert yang melihat kesedihan yang dialami gadis itu langsung membawa tubuh Laura ke dalam pelukannya. Dia menepuk pelan pundak Laura memberikan semangat kepada gadis itu yang sedang berduka. tapi di balik tembok rasa khawatir nya tersimpan senyuman licik di bibir pria itu.
biar seru
klo bisa ada tokoh laki laki yg lebih baik gitu