NovelToon NovelToon
Adinda

Adinda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: devi oktavia_10

Adinda Khairunnisa gadis cantik yang ceria, yang tinggal hanya berdua dengan sang ayah, saat melahirkan Adinda sang bunda pendarahan hebat, dan tidak mampu bertahan, dia kembali kepada sang khaliq, tanpa bisa melihat putri cantiknya.


Semenjak Bundanya tiada, Adinda di besarkan seorang diri oleh sang ayah, ayahnya tidak ingin lagi menikah, katanya hanya ingin berkumpul di alam sana bersama bundanya nanti.


Saat ulang tahun Adinda yang ke 17th dan bertepatan dengan kelulusan Adinda, ayahnya ikut menyusul sang bunda, membuat dunia Adinda hancur saat itu juga.


Yang makin membuat Adinda hancur, sahabat yang sangat dia sayangi dari kecil tega menikung Adinda dari belakang, dia berselingkuh dengan kekasih Adinda.


Sejak saat itu Adinda menjadi gadis yang pendiam dan tidak terlalu percaya sama orang.



Bagaimana kisahnya, yukkk.. baca kisah selanjutnya, jangan lupa kasih like komen dan vote ya, klau kasih bintang jangan satu dua ya, kasih bintang lima, biar ratingnya bagus😁🙏🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Kalian darimana? kita udah jamuran tau ngak! udah dari siang nunggu kalian ngak pulang pulang." kesal Rini menatap Adinda dan Lusi.

"Itu bawa bawa duren sama mangga banyak gitu buat apa? mau jualan, beli dimana?" tanya Sita beruntun.

"Ck, minimal kasih masuk dulu kita, trus bantuin bawa ini masuk, nanti baru cerita." omel Lusi yang memang sudah capek seharian di ajak berkeliling melihat kebun Adinda yang berhektar hektar itu dan juga ke peternakan ayam petelur, sungguh membuat Lusi lelah, sekaligus terkaget kaget, tidak menyangka almarhum pak Anton mempunyai banyak usaha, pantes selama ini dia dan teman temannya selalu dapat traktiran dari pak Anton, bahkan Rini dan Sita sering dapat bantuan biaya sekolah dari pak Anton.

"Hooh, bantuin dulu kek, kita lelah dan gerah, pengen mandi dulu tau." cibik Adinda.

"Haiiss... Iya iya, silahkan masuk tuan putri." ujar Rini mempersilahkan Adinda dan Lusi masuk ke dalam rumah.

Adinda dan Lusi lansung naik ke kamarnya untuk membersihkan badan mereka yang sudah lengket oleh keringat.

Dan di lantai bawah Rini dan Sita dia buat heboh dengan banyaknya buah buahan dan telur ayam, yang di bawa oleh Adinda dan Lusi.

"Itu anak habis dari mana sih, kenapa bisa ngeborong banyak buah buahan seperti ini?" oceh Rini namun tangannya sibuk mengupas mangga yang terlihat sangat menggugah selera.

"Iya, tumben tumbenan mereka borong sebanyak ini, apa ngak mubazir coba, lagian durian sebanyak itu mau di apain, apa ngak mabok makannya." ujar Sita menimpali.

"Kalian masak ngak tadi, aku lapar." keluh Adinda yang sudah ada di dekat mereka. Gadis cantik sudah terlihat segar.

"Masak, kami tadi masak cumi saus padang, cah kangkung sama bakwan jagung." sahut Rini.

"Ok, aku makan dulu ya, kalian udah makan?" tanya Adinda lagi.

"Sudah barusan, nungguin kalian pulang, bisa pingsan kami." cibik Sita.

Adinda hanya terkekeh mendengar ocehan Sita, dia berjalan ke arah ruang makan, untuk mengambil makan dan kembali ke ruang tengah.

"Itu kalian pisahin aja buat di bawa pulang." ujar Adinda kepada dua sahabatnya yang sedang asik memakan buang mangga.

"Beneran boleh kami bawa pulang!" pekik Rini penuh harap, beberapa waktu lalu adiknya ingin makan durian namun ayahnya tidak punya uang, beli satu biji ngak bakal cukup untuk anggota keluarganya, beli banyak, lebih baik uangnya di gunain untuk membeli beras dan lauk.

"Emang kapan aku bohong." cibik Adinda sambil menyuap nasi kemulutnya.

"Akk... Makasih Adinda ku sayang, kamu tau ngak si bontot aku tuh kemaren minta beli duren sama bapak, bapak ngak beliin, karena kamu tau sendiri ngak mungkin beli satu biji, ngak bakal cukup." adu Rini.

Adinda tersenyum miris melihat Rini, dia bersyukur hidup tiada kekurangan, walau tidak ada orang tua, dan temannya di uji dengan kekurangan ekonomi, namun punya keluarga lengkap.

"Bearti kontak ke aku di dedek, entah kenapa pengen bawa durian lebih banyak aja pulang, padahal bikin mabok penciuman." kekeh Adinda.

Teman temannya terbahak mendengar keluhan Adinda itu.

"Rin, Sit. Aku mau ngomong serius." ujar Adinda.

"Mau ngomong apaan?" tanya Rini dan Sita serempak.

"Kalian mau ngak kuliah bareng kita di kota?" tanya Adinda, Lusi hanya menyimak pembicaraan ketiga sahabatnya itu sambil makan, dia juga sangat lapar.

"Kita sih mau banget! tapi kamu tau sendiri keadaan kami, kamu mah enak dapat beasiswa berdua, lah kita harus masuk butuh modal gede tau, orang tua aku mana ada uang sebanyak gitu, ini aja aku lagi nyari nyari kampus murah tau." keluh Sita yang sejujurnya juga tidak ingin berpisah dengan ke dua sahabatnya itu.

"Apa lagi aku, yang terancam tidak kuliah, palingan aku cari kerja dulu, ngak tau kedepannya gimana, mudah mudahan aja aku bisa ngumpulin uang, trus tahun depan bisa lanjut kuliah." ujar Rini sendu.

"Kalian tinggal bilang mau atau ngak aja sih, ngak usah mikir uang." oceh Adinda.

"Dih, mengadi ngadi anda nona, anda fikir semua bisa di sulap." cibir Sita.

"Woi.... Asal kalian tau ya, teman kita yang satu ini sekarang sudah jadi horang kakuayah... Tau ngak, kalian pikir itu buah buahan yang kalian makan itu, boleh beli, ya. ngak lah, metik di kebun dia lah." ujar Lusi.

"Apa apa, coba ulang sekali lagi, aku ngak salah dengar kan ya." pekik Rini memiringkan telinganya, dan menyelipkan rambutnya di belakang kuping.

"Yang Lusi bilang benar, aku di warisin sama ayah kebun puluhan hektar, dan di kelola sama orang orang kepercayaan ayah, trus ada peternakan ayam petelur juga, dan di warung Seafood om Andi ayah juga punya bagiannya, selama ini ayah ngak mau ambil bagiannya, dia ikhlas menolong om Andi, namun Om Andi dan istrinya tidak lah lupa atas jasa ayah, dia selalu menyisihkan bagian ayah, setiap keuntungan warung seafoodnya dan beberapa hari lalu om Andi memberitahu aku, aku menolak, dia dan istrinya memaksa aku untuk menerimanya, ya sudah aku terima saja, trus bos ayah juga datang ke sini memberikan jaminan kematian ayah."

"Jadi. Karena aku sudah banyak uang sekarang, tapi bukan bearti aku mau sombong ya, tapi aku ingin mengajak kalian kuliah bareng sama kita, dan masalah biaya kuliah awal biar itu jadi tanggungan aku, lalu setelah kita menetap di kota, kita bisa buka usaha bareng, dan kalian bisa bayar kuliah kalian, dan syukur syukur nanti kalian bisa ngirim yang untuk orang tua kalian." ujar Adinda menjelaskan.

"Dinda, kami ngak tau harus bilang apa lagi Din, makasih banget atas bantuan kamu, kami janji akan selalu setia sama kamu, kamu adalah teman terbaik kami, walau banyak orang ngak menyukai kami, tapi kamu mau berteman dengan kami orang miskin ini, dan sekarang kamu juga membantu kuliah kami Din, kami berhutang budi sama kamu, hiks." Rini lansung menghibur memeluk Adinda, begitupun dengan Sita, tak mau kalah Lusi pun ikut memeluk teman temannya itu.

"Sudah ah, kita kan sekarang bukan hanya sahabat, tapi sekarang sudah jadi saudara, bukannya sesama saudara harus tolong menolang." ujar Dinda membalas pelukan para sahabatnya itu.

"Iya kita sekarang saudara, mulai hari kita bikin perjanjian, tidak ada penghianat di antara kita, kita harus saling dukung satu sama lain, dan klau ada masalah lansung di bicarakan, jangan di pendam pendam, pada akhirnya akan merusak persaudaraan kita!" ujar Lusi.

"JANJI....!!" pekik mereka bersama sama.

"Udah, klau gitu, kalian minta izin dulu sama orang tua kalian, semoga mereka mengizinkan kalian untuk kuliah di kota bareng kita." ujar Dinda.

"Yu udah, kami pulang dulu." semangat Rini dan Sita.

"Jangan lupa itu bawa buah buahan sama telur." ujar Adinda.

"Siipp..." dua gadis cantik itu lansung sibuk memasukan beberapa buah durian dan buah buahan lainnya ke dalam kantong besar, dan beberapa papan telur untuk mereka bawa pulang kerumah mereka.

"Semoga aja mereka di izinkan kuliah bareng kita di kota ya Lus." ucap Adinda memandang kepergian dua sahabatnya dengan wajah ceria menemui orang tua mereka.

"Mmm... Semoga ya, jujur aku tuh sudah nyaman sama persahabatan kita, masa kita harus pisah sih, kayanya ngak rela gitu deh aku." sahut Lusi.

Adinda mengangguk tanda membenarkan ucapan Lusi itu.

Bersambung....

1
#ayu.kurniaa_
.
Vebe Kabenaran
Luar biasa
Ni Wayan Sukerti
pinter bener sih otor bikin reader nya nangiss/Sob//Sob/
Rose Anjani
banyak typo di nm ya smp bingung yg baca ... n coba pelan² ya othor di perbaiki lg msh ada banyak kata² yg membagongkan ... pergunakan bhs yg baku aja.. biar kita baca nya enak... semangat othor... 😚
Rose Anjani
kayak nya itu anak tiri dech ...
gaby
Ati2, ntar kjadian lg ky wkt sm Rizka. Kalo terlalu royal k temen, biasanya pasti bny yg mau bertemen sm kita. Coba skali2 pura2 susah, mreka smua mau nolongin ga??
flower
lah percakapanya adinda sama satria.. typo ya kak
flower
lah kok zahra
Juprianto
Luar biasa
flower
maaf ya kak ini farid ngomong sama farid sendiri atau gimana kak
difaq aisyah
Lumayan
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
difaq aisyah
Lumayan
flower
Lisa atau Lusi
Wisteria
nah Lo udah kontan malah g mau, dihina pula, kamu cewek g berprinsip si kasian
flower
bos ayah mu, bos papamu.. lah bingung yg baca
Verlo Finno Sinaga
p
Difak Ajjah
Luar biasa
mama_im
baru gabung, dan udah dibikin mewek 😭😭😭😭 tega kamu thor..
Fhatiimah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!