"Biarkan sejenak aku bersandar padamu dalam hujan badai dan mati lampu ini. Aku tidak tahu apa yang ada dalam hatiku, aku hanya ingin memelukmu ..."
Kata-kata itu masih terngiang dalam ingatan. Bagaimana bisa, seorang Tuan Muda Arogan dan sombong memberikan hatinya untuk seorang pelayan rendah seperti dirinya? Namun takdirnya adalah melahirkan pewarisnya, meskipun cintanya penuh rintangan dan cobaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2.Pertengkaran
Bab 2
"Ikutlah denganku!! Kita akan menjadi kaya dengan cepat, Lou!!"
Lou terperanjat mendengar jawaban dari sahabat dekatnya itu. Dengan mantap dan tenang, sahabatnya mengatakan sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan Lou. Pekerjaan ilegal yang mempertaruhkan nyawa. Penyelundupan senjata dan narkotika.
"Kau sudah gila ya Bahama?!" Lou melotot kaget. Sahabatnya yang bernama Bahama Putra itu dengan cepat membungkam mulut Lou.
"Kau yang gila, pelankan suaramu. Jika ada yang mendengar, matilah kita!" bisik Bahama dengan hati-hati.
"Aku menolak!!" tangkis Lou dengan tegas.
"Lou, ini sangat menguntungkan," rayu Bahama dengan nada berbisik, supaya tidak ada yang mendengar obrolannya.
"Aku bilang tidak, ya tidak! Seribu kali pun tetap sama, tidak!!" jawaban Lou tetap sama.
"Aku tidak akan menyerah!" bisik Bahama dengan serius.
"Coba saja kalau bisa!! Huh!!" jawab Lou dengan kesal.
Keduanya saling melotot tajam. Kemudian saling membuang muka bersamaan. Melotot lagi, buang muka lagi. Hal itu dilakukan keduanya berulang-ulang. Dalam gudang minuman, keduanya bertengkar. Pertengkaran dengan topik yang sama.
"Kalian berdua sedang apa? Bertengkar? Tapi lucu juga bertengkarnya, seperti lawakan di TV," kata Chef sambil tertawa.
Keduanya tersinggung. Kemarahan dua sahabat itu pun semakin parah. Keduanya melotot dan siap memukul. Dengan sengaja, keduanya menjatuhkan botol minuman yang mereka bawa. Dan pecah. Botol sampange yang sangat mahal itu berhamburan isinya di bawah kaki Chef.
"Hahaha tidak masalah, potong gaji 2 bulan!" kata Cheef dengan tegas tanpa bisa di bantah.
"Ter, terlalu!! Chef lintah darat!! Harganya hanya setengah gaji kita!!" bantah Bahama dengan tatapan tajam.
"Hehehe terserah kalian. Lihat perinciannya, bulan ini kalian datang terlambat sebanyak 10x1 jam x 10000 sama dengan 100.000. Itu perjanjiannya. Ditambah 40.000 untuk gelas pecah ditambah sekarang 300.000. Bukankah gaji 2 bulan kalian cukup buat melunasi? Kalau mau protes, silahkan keluar!" Chef menjelaskan
semua rincian itu kepada Lou dan Bahama.
"Ini sih pemerasan!! Aku menolak!!" sahut Bahama penuh emosi.
"Ini semua kan karena kamu," jawab Lou yang masih tenang-tenang saja.
"Apa kau bilang? Memangnya aku tukang molor?!" bentak Bahama tidak terima atas tuduhan sahabatnya.
"Mobil buntutmu yang suka mogok itu yang sering bikin kita terlambat!" balas Lou sedikit emosi karena Bahama membentaknya.
"Jadi kau menyalahkanku ya? Kau sendiri bagaimana? Tukang tidur, ngrepotin orang dan suka menang sendiri! Kalau mobilku mogok, salah kamu sendiri! Kenapa tidak pergi sendiri saja? Selalu minta dijemput dan diantar pulang layaknya aku kekasihmu saja!!" Omelan Bahama semakin menjadi.
"Bertengkarlah sepuas kalian. Aku hanya bisa menonton saja," balas Chef dengan santai.
"Dasar brengsek!! Saat ini juga, aku keluar!! Mana pesangonku?" Kemarahan Bahama tidak terkendali.
"Pesangon? Jangan mimpi. Gajimu saja belum cukup menutupi kerugianku. Jadi, keluarlah dengan senang hati!" kata Chef dengan senyum liciknya.
"Biadaaaap!!" kemarahan Bahama semakin memuncak. Pukulan kerasnya melayang ke wajah Cheeef. Namun dengan gesit, ditangkis oleh tukang pukulnya. Ganti Bahama yang dihajar habis-habisan oleh kedua tukang pukul itu.
Bahama berusaha membalas pukulan itu. Karena dua lawan satu, dia pun kalah. Lou yang pintar otaknya, tapi bodoh dalam adu jotos tidak berani membela Bahama. Bisa dibilang, dia sosok lelaki pengecut.
"Kau tidak apa-apa Bahama?" tanya Lou yang berusaha menolongnya.
"Jangan sentuh aku!!" gertak Bahama sambil menepis tangan Lou.
Suasana di gudang minuman itu tegang. Wajah Bahama yang babak belur masih berusaha melawan. Kemarahan Bahama sudah sampai ke ulu hatinya. Tatapan matanya penuh emosi dan dendam.
"Kita minta maaf saja." bisik Lou pelan, supaya keduanya aman.
"Akan kubalas kalian!! Bersiap-siaplah untuk menunggu pembalasanku!! Kau juga!! Sekarang kau musuhku!!" kata Bahama dengan keras bernada ancaman yang serius.
Kedua tukang pukul itu pun disuruh Chef menghajarnya lagi. Bahama kesakitan dan terkapar di tanah. Lou yang pengecut dan tidak pandai adu jotos, tidak tahan menyaksikan sahabatnya di aniaya. Lou marah, keberaniannya pun tiba-tiba muncul. Dia membabi buta memukul kedua tukang pukul itu dengan balok kayu.
Namun Lou kalah fisik. Keduanya pun babak belur tak berdaya. Kedua tukang pukul itu menyeret mereka keluar. Karena kesakitan yang hebat, kesadaran Lou pun hilang. Saat pingsan itulah, bayangan wanita cantik bercahaya muncul kembali di bawah alam sadarnya.
"Bangunlah, kau harus kuat agar bisa melindungiku. Ayo bangunlah...dan hancurkan kesombongan itu, agar aku bebas mencintaimu...bangunlah. Aku menunggumu."
"Tunggu...tunggu, siapa kau?" tanya Lou kepada wanita bercahaya itu.
"Kau adalah aku, aku adalah kau. Hihihi...."
"Ja, jangan pergi! Tu, tunggu!!" Lou berusaha mencegah, tapi bayangan itu menghilang.
Lou akhirnya tersadar dari pingsannya. Badannya terasa remuk semua. Dia tidak bisa bergerak leluasa karena rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dia terkejut, ternyata Bahama juga pingsan. Dia menepuk-nepuk pipi Bahama untuk membuatnya sadar.
"Ng? Lou? Kenapa kau juga?" tanya Bahama begitu sadar, mendapati sahabatnya yang pengecut tidak pandai adu jotos itu ikut babak belur.
"Demi kamu, aku juga ikut babak belur. Kita berdua pingsan. Aduuh...tulangku ada yang patah. Kedua tukang pukul Chef menghajar kita seperti binatang. Aduh duh duh mending aku dikasih 1000 soal daripada disuruh berkelahi," kata Lou yang masih bisa bercanda di sela-sela rasa sakitnya.
"Tunggu Lou. Bukankah hanya aku yang menyerang mereka? Kenapa kau yang tadinya cuma menonton bisa babak belur juga?" tanya Bahama dengan perasaan heran. Karena dia tahu, Lou seperti banci yang takut pada perkelahian.
"Dasar bawel!! Ugh..aduh duh duh, sudah ditolong tidak tahu terimakasih. Meski aku sudah kau anggap musuh, mana tega aku melihat mereka ingin mematahkan kakimu? Aduh duh duh, baru kali ini aku berantem sekuat tenaga. Aku tidak sanggup mengalahkan mereka. Aww hen hentikan Bahama!" jeritan kesakitan keluar dari mulut Lou, saat sahabatnya memegang lengannya.
"Tenanglah, biar kusanggah dengan kain supaya lenganmu tidak terlalu sakit. Maaf, semua karena aku. Dan trimakasih sudah menolongku. Tahan sebentar..." Bahama melepas bajunya dan disobek jadi panjang untuk menyanggah lengan Lou.
"Wadawww...aduh mbokeee sakiiit!!" Lou teriak histeris karena tarikan kain Bahama yang mengikatnya dengan kencang.
"Selesai, dasar anak mboke!! Tapi kamu beruntung masih punya simbok. Kalau aku, sejak kecil tidak tahu siapa ibuku. Anehkan? Biasanya kebanyakan anak tidak tahu siapa ayahnya. Tapi aku malah sebaliknya. Sungguh takdir yang lucu. Masa ayahku yang hamil diriku?" kata Bahama sambil tersenyum simpul menahan sakit di tubuhnya.
"Hush, mana ada pria hamil? Mungkin ibumu diusir oleh ayahmu atau kakekmu. Seperti di drama, kebanyakan mertua yang jahat," timpal Lou dan keduanya terkikik lucu.
"Hahaha pria hamil. Dunia bisa kiamat. Kalau kau? Apa tidak pernah bertanya siapa ayahmu?" tanya Bahama balik.
"Aib orang tua tidak mungkin aku ceritakan bukan? Biarlah begini, tanpa seorang ayah aku juga bisa hidup. Hehehe," jawab Lou yang terpaksa tersenyum sambil menahan sakit juga.
"Tapi wajahmu mirip orang Tionghoa Lou. Namamu juga keren... Lou Meiyer Antaga. Setahuku kalau orang udik bernama Parjo, Parto, Sugiyo...bla bla bla," ucapan Bahama yang tidak bisa dihentikan membuat Lou terdiam. Hatinya sakit melebihi sakit di tubuhnya. Dia selalu diejek teman-temannya saat dia kecil. Karena wajah dan kulitnya sangat berbeda dengan simboknya. Jika dia bertanya, simboknya selalu menangis.