Inez, seorang perawat lansia.
Sejak sekolah Inez adalah gadis yang berjuang sendiri dan sudah hidup mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, selingkuhnya sang ibu mengakibatkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan, Ayahnya bernama Hendra sangat mencintai Istrinya tapi godaan lelaki lain telah membutakan mata Anita. Anita adalah ibunya Inez, dan sejak kematian Hendra suaminya Anita selalu menggunakan jasa lelaki brondong untuk menemani kesepiannya dan menutupi rasa bersalah nya.
Sejak saat itu, kebencian Inez pada ibunya sudah tak terbendung.
Hingga kini dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, Kakek itu sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Kakek pernikahan tidak bisa di paksa kek!"
"Kakek tahu, tapi untuk kali ini, kakek ingin egois, demi keselamatan kamu"
"Kek, sebenarnya ada apa sih? Serius Angga bingung jalan fikiran kakek, lihat kek, Inez sendiri tidak suka pada Angga, Inez tidak mencintai Angga, untuk apa kakek, memaksakan? semua ini ga masuk akal kek, sungguh Angga tidak mengerti"
Masih pagi, udara sudah panas, Inez berkeringat, Angga pun berkeringat.
"Nez ! ambilkan tisu itu"
"Iya Tuan!"
Kakek Wijaya pun senyum senyum melihat keakraban Angga.
"Apa kek? ayo marah lagi!"
"Engga, kakek ga bisa marah, kalian udah cocok ko"
"Astaga, kakek!"
"Apa sih? jelas kalian cocok, udah nurut deh sama kakek, kamu akan bahagia, Wina itu anak manja, meski dia kaya raya dan bagus untuk perusahaan, tapi kakek tidak mau melihatmu sengsara, mendapat istri model begitu"
"Cukup, kakek mau makan buah?"
"Tidak, kakek ga mau makan, ga mau minum"
Angga sangat kesal,
"Aaahhhh sudah lah, terserah, kakek lapar, itu kakek yang rasakan, aku mau pergi, Nez?"
"Iya Tuan?"
"Jaga kakek ku ini, mungkin beberapa hari aku tidak akan ke sini, soalnya aku mau mengurus pernikahanku dengan Wina"
"Baik Tuan"
Angga pun pergi, dan meninggalkan kakeknya.
Kakek Wijaya hanya senyum senyum, melihat Angga pergi dengan cemberut.
"Inez, kamu siap siap ya!" ucap Kakek Wijaya.
"Hah? siap siap kenapa kek?"
"Angga sedang menyiapkan pernikahan kalian!"
"Astaga, Kakek, tadi denger kan? Tuan Angga akan menikah dengan pacarnya Wina, dengarkan kek?"
"Angga lagi menyiapkan pernikahan denganmu, bukan dengan Wina"
"Astaga kakek, sudah ya, makan , kakek mau makan ga? kalau engga Aku pulang nih"
Kakek Wijaya tersenyum pada Inez.
"Calon Istri cucuku pemarah juga, bagus deh, tegas biar bisa mengatur Angga yang ceroboh"
"Terserah kakek, pokonya makan dulu"
Sambil menyuapi, Inez cemberut.
"Inez, tenang saja, kamu pasti akan jadi Istri Angga"
Sambil makanan masih di kunyah oleh Kakek Wijaya.
Setelah menyuapi, Inez pun akan mencuci seprei.
"Kek Inez nyuci Seprei dulu yah?"
"Iya, menantuku"
Inez sudah tutup kuping. Inez konsen nyuci seprei saja. Tanpa di sadari ternyata Kakek Wijaya mempunyai HP, dia masih bisa menghubungi Asisten dan pengacaranya.
"Hallo?"
"Tuan, ada apa?"
"Kita, sahkan ya?"
"Baik Tuan, sekarang?"
"Ya, sekarang, mungkin umurku tidak panjang lagi"ucap Kakek Wijaya.
"Baik Tuan"
1 jam kemudian, sekitar pukul 10 pagi, datanglah 2 orang lelaki dan duduk di depan Kakek Wijaya, Inez di suruh untuk keluar dulu.
Yang Datang itu adalah, Asisten bernama Pak Wahyu, lalu Pengacara bernama Pak Syarif.
Mereka berdua berdiskusi di dalam. Yang terdengar oleh Inez hanya kata kata.
"Ingat Wahyu , ingat pesan pesan ku, dan Syarif, kamu jangan salah mengucapkan wasiatku!"
"Baik Tuan"
Selama setengah jam di dalam, akhirnya merekapun pergi.
Mereka tersenyum pada Inez.
"Mbak, Tolong jaga Kakek Wijaya ya?"ucap Wahyu
"Iya pak, Pasti"
Pak Syarif pun menepuk pundak Inez.
"Kamu beruntung mbak!"
Di sini Inez tidak faham, apa yang di maksud mereka berdua.
Inez pun hanya menganggap angin lalu, siang hari pun cepat terlewati, karena kakek Wijaya tidur siang, dan Inez hanya duduk duduk di depan sambil ngerumpi dengan Perawat lainnya.
Tiba tiba ,Kakek Wijaya sesak nafas, Inez langsung masuk dan karena sudah terlatih. Inez mengeluarkan tabung Oksigen dari lemari beserta regulator dan selangnya. Kecepatan Inez memasang, membuat Kakek Wijaya semakin Yakin, Inez adalah calon yang tepat.
"Makasih ya, cucuku"
"Iya kakek"
Inez pun mengambilkan makan sore.
"Sini kek, makan dulu"
Dengan telaten Inez menyuapi kakek Wijaya.
Hingga Kakek Wijaya ingin BAB.
"Cucu, kakek mau BAB"
"Iya, Iya, Ayo sini"
Celana kakek di copot lalu ditutupi sarung. Kakek Wijaya ke kamar mandi dengan perlahan.
Kakek Wijaya di antar sampai ke WC, barulah Inez keluar dan menutup pintu.
10 Menit kemudian,
"Cucu, aku sudah" teriak Kakek Wijaya.
Inez pun masuk dan langsung menceboki kakek Wijaya.
Setelah itu Kakek Wijaya berdiri, lalu Inez menyikati dulu WC nya Agar bersih.
Setelah Selesai, barulah Kakek Wijaya di tuntun ke kasurnya.
Takut terpeleset, Inez pegangi erat erat tubuh kakek Wijaya.
Saat Di kasur,
"Cucuku, jika aku sudah tidak ada, titip Angga ya?kamu harus jadi istrinya yang baik"
"Kek, sudah sore, Kakek mau mandi sekarang?"
"Percuma, pokonya, aku ingin kamu jadi istri Angga"
"Hah? aku pulang kek, Kakek tidur saja ya,soalnya sudah sore, rencananya aku mau kerumah ibuku"
"Rumah ibumu dimana?"
"Ada deh, emang kakek mau ngapain?"
"Ya kakek harus tahu rumah besan kakek lah"
"Astaga kakek, untung aku sabar" ucap Inez
"Ya karena kamu sabar, makanya kakek memilihmu"
"Kek istirahat ya? ntar udah dari rumah ibu, aku ke sini lagi deh malam"
"Ga usah, kamu istirahat saja, hari ini kamu sudah lelah mengurus kakek"
"oh, iya, pake Keteter dulu ya kek, biar kakek ga usah bulak balik kamar mandi" ucap Inez
"Iya"
Kakek Wijaya pun memasang penampung ke bagian anu nya, sedangkan Inez memasang selang ke plastik penampungan Air Seni.
"Sudah Inez kencangkan, Minum kakek di sini, buah sudah Inez kupaskan,kakek tinggal makan ya"
"Iya, makasih ya"
"Sama sama kek"
Inez menutup pintu dan langsung menuju lokernya.
Lagi lagi, Inez ketemu kak Erni.
"Inez" Panggil Erni.
"Eh, iya kak, ada apa?"
"Nez, kamu belum pernah anu?"
"Anu apa kak?"
"Anu,lo! gini lo"
Erni mempraktekan dengan tangannya.
"Apaan itu kak?"
"Astaga, kalau kamu mau tahu, entar main ke kamarku ya, nanti pacarku ajarin"
Dalam hati Inez,
"Sebego begonya Inez, gue itu murid terpintar, soal begituan Inez itu tahu juga " ucap Inez dalam hatinya.
"Gimana mau ga?Gue bayar deh 500rbu"
"Hah? hahahahahah! kak Erni, maaf ya! gaji kita saja 10 juta, kak Erni mau kasih aku 500rbu saja untuk melayani pacarmu itu? maaf ya, aku tidak bisa"
"Halah jual mahal, paling lo udah ga Ori juga, takut ketahuan kan?"
"Terserah Kak Erni, mau aku Ori atau engga, aku ga perduli kak"
Penolakan Inez berujung kekesalan pada Erni,
"Belagu juga itu anak, suatu saat akan aku kasih pelajaran, agar dia trauma seumur hidup" ucap Erni.
Erni berencana melakukan hal jelek pada Inez. Erni yang bersifat sangat buruk, menjadi Ancaman baru Untuk keselamatan Inez.
Setelah meninggalkan Loker, Erni terus mengikuti Inez sampai ke kos kosan.
Inez pun masuk, dan 5 menit kemudian dia pergi lagi.
Erni penasaran, dia pun mengikuti kemana Inez pergi.
Inez berjalan keluar kos kosan menuju Angkot, lalu naik, Erni pun mengikutinya dengan naik Angkot juga dan berhenti di tOko Kue Anita Cake.
"Walah, mau beli kue toh?ngapain juga aku ikuti dia?"
Erni pun pergi lagi dia pulang.
Di dalam Toko Kue, Ibu Anita Tidak ada.
Didi pelayan di sana menghampiri.
"Nona, ibu ga ada"
"Kemana kak? ibu kemana?"
"Entah, tadi aku lihat dia pergi dengan si Doni pacarnya"
Hati Inez sangat marah, jika mendengar Ibunya berkencan dengan berondong berondong, Tanpa berkata apa apa, Inez pun masuk ke kantor ibunya, dan mencari identitas siapa sih si Doni itu.
Siapakah Doni? apakah dia orang baik untuk ibunya?
mampir dikarya aku juga ya jika berkenan/Smile//Pray/