Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuh
Hari Minggu ini Axel berencana untuk menemui Azura.
Axel menatap dirinya di cermin tersenyum puas "Azura pasti terpesona" ujarnya. Axel keluar dari kamarnya. Di ruang tamu ada bunda dan ayahnya yang sedang bersantai.
Bunda Axel menoleh pada Axel "Mau kemana kamu? Tumben banget rapih gitu?" tanya Bunda Axel.
Axel tersenyum "El mau nemui calon mantu bunda" jawab Axel.
"Kayak ada yang mau sama kamu aja" celetuk ayah Axel. Axel menatap datar ayahnya.
"Diam saja kau pak tua" sarkas Axel, ayah Axel tak terima dengan perkataan Axel pun menatap tajam Axel.
"Biar pun tua tapi masih banyak wanita yang ngejar ayah jangan salah kamu" ucap Ayah Axel.
Axel menyeringai "Bun dengerkan, ayah mau nyari cewe lain"
Ayah Axel melebarkan matanya "Enggak sayang bukan begitu" Ucap ayah Axel.
Karena tidak ingin melihat drama picisan antara ayah dan bunda nya Axel pergi keluar dari rumah. Saat akan menjalankan motornya Axel teringat bahwa dia tidak tahu dimana alamat rumah Azura. "Sial gue gak tahu dimana rumah Azura lagi" Axel berpikir sebentar "Zuna pasti tahu di mana alamat Azura, yah dia pasti tahu" Axel merogoh ponselnya yang ada di saku celananya.
[Ada apa?] panggilan terangkat.
[Kirim alamat Azura] ucap Axel.
[Heh jangan mimpi]
Tutt...
Setelah mengatakan itu Arzuna memutuskan panggilan itu.
Axel menatap tajam dan meremas ponselnya dengan kuat "Sial"
Tak ingin membuang waktu kembali Axel melajukan motornya ia akan mencari sambil berjalan saja.
Di perjalanan Axel ingat sesuatu Azura di kehidupan pertamanya dia pernah bilang jika dia tinggal di sebuah apartment jalan XXX. Axel dengan harapan itu pun Axel pergi ke apartment itu.
Sampai disana Axel menayakan kepada resepsionis dan benar jika Azura memang tinggal di sini. Axel pergi kelantai yang di beritahu kepadanya, Axel sampai di sana dengan cepat karena dia ingin bertemu dengan Azura dia sudah sangat rindu.
Ting tong...
Axel menekan bel, tak lama pintu itu terbuka "Ya cari siapa?"
Kening Axel berkerut "Apa benar ini apartment Azura?" tanya Axel sopan.
"Nih temennya neng Azura yah?"
"Benar"
"Neng Azura udah pindah kerumah kakaknya"
"Pindah?"
"Iya baru kemarin"
"Boleh saya tahu dimana alamat rumah kakak Azura?"
"Sebentar" wanita itu masuk kedalam tak lama dia kembali memberikan secarik kertas pada Axel.
"Ini alamatnya"
"Terimakasih"
"Sama-sama"
Axel pergi dari sana dia akan pergi ke alamat yang di berikan oleh wanita paruh baya itu. Di perjalanan dia melihat Azura yang sedang berjalan santai Axel pun memutar motornya dan menghampiri Azura.
Tin...tin
Azura terkejut dengan suara itu, ia membalikan badan dan melihat siapa yang mengganggu perjalannya. Axel mematikan motornya dan membuka helm.
"Mau kemana?" tanya Axel.
"Lo....lo ngapain disini?" bukan nya menjawab Azura malah balik bertanya.
Axel terkekeh "Tadinya aku mau ke rumah pacarku, tapi ternyata ada disini sendirian " jawab Axel.
"Siapa pacar lo?" tanya Azura.
"Kamu, dan stop panggil lo-gue harus aku-kamu"
"Najis" ucap Azura meninggalkan Axel.
Axel mengejar Azura dan memeluknya dari belakang, menggendong Azura ala karung beras.
Azura berontak dengan memukul pundak dan punggung Axel namun pukulan itu tidak berasa apa-apa untuk Axel "Turunin, Axel lepas turunin gue" Axel tidak mendengar ia membawa Azura ke motornya.
Axel menurunkan Azura di jok belakang motor, lau dengan segara naik dan menacap gas motonya. "Anjir kalau lo mau mati jangan ngajak gue..." ucap Azura memeluk erat pinggang Axel, sedangkan Axel tersenyum di balik helm full pace nya.
Axel membawa Azura kesebuah taman sepi.
"Lo...kenapa si lo?" tanya Azura namun Axel tidak menjawab dia menarik Azura untuk duduk di taman itu.
"Liat kesana indah bukan" ucap Axel menujuk arah timur.
Azura menoleh kearah yang di tunjuk oleh Axel benar memang indah hamparan bunga yang tidak begitu luas namun menyihir mata, bunga mawar merah sang ratu bunga.
"Bukan kah kamu menyukai mawar hm?" tanya Axel.
Azura diam "Dan maw.."
"Gue gak suka bunga mawar" potong Azura.
Axel menoleh pada Azura "Kenapa?, bukanya kamu sangat suka bunga mawar bahkan dulu kamu bilang sama aku jika saat pesta pernikahan kamu nanti, hiasannya akan menggunakan bunga mawar" jelas Axel.
"Itu dulu sebelum gue tahu kalau bunga mawar mempunyai duri yang sangat tajam, dan saking tajamnya duri itu menusuk hingga berdarah"
Axel menatap lamat Azura "Zura, denger kamu punya masalah?, cerita aja sama aku suapaya aku bisa bantu kamu" ucap Axel.
"Kenapa?"
Kening Axel berkerut "kenapa apanya?"
Azura tak menjawab ia menatap lurus kedepan, entahlah pikirannya sekarang melayang pada masa depan. Bayang-bayang kehidupan lalu melintas setiap kali ia melihat Axel.
"Tunggu sebentar" Axel pergi, dia tidak lama dan kembali dengan dua es krim di tanganya.
"Ini aku belikan kamu es krim rasa vanila" ucap Axel menyodorkan es krim itu.
Azura menepis tangan Axel sampai es krim yang di pegang Axel jatuh, Axel menatap marah Azura lalu dia berdiri "Kenapa kamu buang es krim itu" tanya Axel namun Azura masih tak bergeming.
Axel kesal saat tidak ada respon sama sekali dari Azura "Azura kamu kenapa? AZURA" karena terlampau kesal Axel tak sengaja membentak Azura.
Azura berdiri "Harusnya yang kenapa itu lo Axel? KENAPA LO DEKETIN GUE BUKAN NYA DULU LO INGIN GUE MENJAUH" ucap Azura marah.
"Kamu cuman milik aku Azura" tekan Axel.
"Denger ini gue nyesel kenal sama lo, gue nyesel cinta sama lo dan lo tahu penyesalan terbesar gue apa? Gue nyesel nikah sama lo, gue benci lo Axel"
Deg
Azura pergi meninggalkan Axel yang mematung mendengar ucapan Azura barusan.
"A...zura...benci gue...dia nyesel karena nikah sama gue..." ucapnya terbata ia menangis jadi Azura nya juga kembali.
Suasana taman yang sepi dan hujan turun seperti alam menutupi air mata Axel.
Axel mengadahkan kepalanya membiarkan wajahnya di terpa tetesan air hujan, tak lama tubuh Axel lemas dia bertekuk lutut, menunduk seakan dunia kejam ini baru saja menimpakan semua masalah pada dirinya.
Kenyataan jika istrinya pun kembali itu sangat mengejutkan dirinya, lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Apa dia bisa mendapatkan kembali Azura setalah Azura kembali?.
Taman itu menjadi saksi bisu dimana Axel Roland Alexis kalah oleh cinta seorang Azura Nathalia Xavier.
Hari semakin sore dan hujan pun seperti tak mau berhenti Azura menatap lamat hujan di depannya setelah mengatakan itu pada Axel siang hari tadi entah kenapa sebagian dari hatinya gelisah, gundah tapi sisa nya lagi ada rasa tenang dan lega.
"Mungkin nama kamu masih terukir di hati ini, tapi luka yang kamu berikan itu tidak lah kecil, aku tidak tahu sebenarnya apa yang di inginkan hati kecil ku" monolognya.
Drt...drt...
Azura melihat siapa yang memanggilnya di tengah hujan lebat ini.
"Tante Amira?"
Azura mengangkat panggilan itu.
[Hallo tante ada apa?]
[Hallo Zura, tante mau tanya kamu tahu dimana Axel?] suara disana terdengar sangat khawatir.
[Enggak tante, emang kenapa tante?] tanya Azura ada sedikit rasa khawatir di hatinya.
[Axel sampai sekarang belum pulang ra, tante sudah coba hubungi teman-temannya tapi mereka bilang gak ketemu sama Axel hari ini, tante khawatir sesuatu terjadi sama dia]
[Zura akan bantu cari tante]
[Beneran nak?, tapi ini lagi hujan lebat nanti kamu kenapa-kenapa]
[Iya tante, tante tenang aja aku usahain buat cari Axel sampai ketemu]
[Makasih yah Zura, maaf kalau tante ngerepotin kamu] ucap Amira tak enak.
[Gak papa tante, kalau begitu aku tutup dulu telponnya] jawab Azura.
[Iya nak, sekali lagi makasih]
[Sama-sama]
Tut...
Azura khawatir pada Axel bagaimana pun dia tidak sepenuhnya membenci Axel, dia hanya ingin memperbaiki masa depannya dengan menjauh dari Axel dan membiarkan Axel bahagia dengan pilihannya hanya itu.
Tbc...
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....