Seorang pemuda yang berasal dari tanah bawah berpindah menuju ke tanah atas atau Alam Dewa.
Semua itu di lakukan selain karena peningkatan kekuatan nya, juga karena ingin membalas dan menaklukkan para Dewa yang selama ini telah memburu nya.
Pemuda itu berniat membalas para Dewa yang telah membuat nya tersiksa dalam pelarian selayaknya seorang kriminal.
Apakah pemuda itu mampu menaklukkan sembilan tanah Dewa dengan segala penguasa nya? ikuti terus kisah perjalanan pemuda bernama Yuang Fengying.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Dewa Tartar (Dewa Kegelapan)
"Kamu layak mendapatkan nya nak.." kata manusia kura kura itu sambil tersenyum tulus.
Begitu sosok tersebut berkata demikian, alam terdistorsi kembali lagi seperti semula.
Yakni sebuah podium dengan seonggok zirah perang yang terlihat usang di atasnya.
Di samping zirah itu, sosok manusia kura kura terlihat berdiri, namun kini penampilan nya mulai sedikit buram.
"Ambilah zirah perang itu, semoga dapat melindungi mu dari serangan musuh musuh mu yang akan datang."
Sosok manusia kura kura itu semakin mengabur dan kemudian menghilang tak berbekas.
"Rupanya roh penjaga pusaka." Yuang Fengying mengangguk lalu menghampiri armor yang nampak usang.
Pemuda itu mengulurkan tangannya, mencoba berinteraksi dengan artefak pertahanan tersebut.
Begitu Yuang Fengying menyentuh armor tersebut, tiba tiba benda itu bergetar, bergerak melayang dan mulai berpendar, benda itu seperti terbangkitkan.
Warna usang nya mengelupas seperti di sepuh oleh sebuah cahaya, dan kini menampilkan sebuah zirah perang yang gagah dengan kemilau keagungan nya.
Artefak pelindung itu menghampiri Yuang Fengying, seperti mengenali tuan nya.
Lalu menempel meresap ke tubuh Yuang Fengying, seperti bergabung dengan tubuh menembus pakaian yang di pakainya.
Sesungguhnya tak semudah itu sosok manusia kura kura menyerahkan artefak pelindung itu.
Namun karena Yuang Fengying memiliki pecahan lain dari Jiwa Dewa Penguasa Alam (Jiwa itu ada di puncak pagoda Dewa), yang juga pemilik zirah perang itu sebelumnya, maka roh penjaga pusaka memberikan artefak tersebut setelah sejenak menguji nya.
**
Di tempat yang sangat jauh dari tanah Yi, tepat nya di lapisan ke sembilan dari Alam Shen Tian atau yang biasa di sebut tanah Jiu.
Nampak Dewa Tart atau Dewa Tartar yang juga di sebut Dewa Kegelapan, sedikit terlihat geram.
Sebuah berita nampak nya sudah sampai kepada nya.
"Ck, rupanya bajingan itu sudah memasuki alam Shen Tian."
Dewa dengan aura begitu mengerikan itu mengangguk anggukkan kepalanya, saat menerima informasi dari bisikan anak buahnya.
"Bagus..jika demikian, namun aku tak menyangka akan secepat ini, dia bisa berpindah ke alam dewa begitu cepat."
"Bagaimana pun penerima warisan pastilah bukan sosok biasa."
"Ciih, tapi apapun itu aku akan sanggup menghapusnya."
Dewa Tart menatap hamparan awan gelap yang berada di sepanjang lantai singgasana nya.
Sesungguhnya di balik kegelapan awan, tersembunyi banyak sosok yang menjadi anak buah nya.
"Temukan bajingan rendahan itu, tangkap hidup atau mati, namun tentu saja jangan kalian hancur leburkan tubuhnya, aku memerlukan tubuh itu untuk ku pelajari." sosok dewa dengan aura gelap itu menatap gumpalan awan gelap di sisi kiri nya.
Dari balik awan gelap itu muncul beberapa sosok, lalu bersujud penuh penghormatan dan pergi setelah mengucapkan beberapa kata.
**
Tanah lapisan ke sembilan atau yang biasa di sebut Tanah Jiu, adalah tempat keberadaan beberapa Dewa dengan strata tertinggi di Alam Shen Tian.
Ada sekitar seratusan Dewa yang termasuk jajaran dewa kuno menempati lapisan tersebut.
Dewa dewa itu memiliki wilayah dan kekuasaan yang hampir sama luasnya.
Dan Dewa dewa kuno itu akan selalu menjaga kondisi di sana agar tak sampai terjadi perselisihan nyata.
Karena jika sampai terjadi perselisihan, peperangan dan kehancuran, maka kekuatan Sang Penghancur akan terbangkitkan.
Sang Penghancur sendiri adalah eksistensi yang paling di mengerikan di alam itu, bahkan keberadaan nya lebih tinggi dari para Dewa Kuno.
Sang Penghancur juga yang menetapkan aturan dan mengawasi tatanan kehidupan di alam Shen Tian.
Konon merupakan perwakilan dari SANG PENCIPTA di alam Dewa, yang menetapkan alam tersebut untuk tetap berlangsung atau KIAMAT.
Selagi aturan tak di langgar keras, maka eksistensi Sang Penghancur hanya akan memperhatikan saja.
Selain jajaran Dewa Dewa Kuno, ada juga beberapa Dewa Langit dan Dewa Abadi yang juga tinggal di tanah Jiu.
Mereka tinggal bersama para pasukan dan pendukung nya, meski kekuasaan nya tak seluas para Dewa Kuno.
Sementara di lapisan tanah Ba, atau lapisan ke delapan alam Shen Tian, jarang ada Dewa Kuno yang memiliki istana di sana.
Tanah Ba hanya di kuasai oleh para Dewa Langit, Dewa Abadi dan dewa dewa dengan strata di bawahnya.
Berita tentang penerima warisan Dewa Penguasa Alam rupanya juga sudah menyebar di kalangan Dewa Kuno lainnya.
Mereka yang memiliki niatan tertentu mulai menelusuri kebenaran berita tersebut.
Siapa yang tak menginginkan kekuatan warisan dari Dewa Penguasa Alam?, sosok yang paling mengagumkan di seluruh lapisan Tanah Dewa ini.
Tentu semua menginginkan nya, bukan?, tinggal cara nya bagaimana, ada yang terang terangan, namun ada juga yang dengan halus dan penuh tipu muslihat.
**
Yuang Fengying merasakan tubuh nya jauh lebih ringan dan bertenaga setelah bersatu dengan zirah perang Sembilan Langit.
Nampak nya zirah itu membuat energi nya semakin murni dan segar.
Zirah Pelindung itu mampu menjadi pembangkit energi baru tanpa menguras energi pribadi nya, yang ada di lautan Qi nya.
Zirah itu mampu menangkap energi dari alam bebas, menyimpan dan mengalirkan kepada tubuh 'inang' nya.
Dengan kemampuan itu, tentu saja membuat artefak tersebut tak bakal kehabisan energi nya dalam menyuplai kekuatan ke 'inang' nya.
Dengan demikian energi di lautan Qi di ruang jiwa tak akan mudah terkuras nanti nya.
Bukan hanya itu, dengan luapan suplai energi dari zirah perang Sembilan Langit, kultivasi Yuang Fengying juga menuju ke tingkatan yang baru.
Saat ini kultivasi pemuda itu terlihat seperti seseorang yang berada di ranah Alam Transendensi Menengah tahap pertengahan.
Meski sesungguhnya kekuatan tempur nya jauh melampaui batasan itu.
Dengan kekuatan nya saat ini Yuang Fengying akan mampu melawan seseorang yang berada di puncak Alam Transendensi Tinggi tanpa kesulitan.
Bahkan mungkin pemuda itu akan mampu bertarung dengan kultivator di ranah Alam Jiwa Transendensi permulaan.
Luar biasa bukan?.
Yuang Fengying meninggalkan lembah Kemarahan Iblis, dengan perasan yang tentu saja sangat gembira.
Pemuda itu menuruni perbukitan dan memasuki area hamparan padang yang luas.
Setelah melangkah beberapa saat kemudian, sayup sayup Yuang Fengying mendengar sebuah pertarungan ada di dekat nya.
"Ada pertarungan?, siapa memangnya yang bertarung di sini?."
Mendengar dentangan senjata, jelas itu ulah manusia, para pengguna senjata yang mengadu benda itu.
Yuang Fengying melesat ke arah asal suara tersebut.
Terlihat beberapa orang tengah bertarung melawan mahkluk aneh, itu Landak duri pedang.
Yuang Fengying menautkan alisnya, "Bukankah itu Ba Cun? Mengapa ada di alam ini?."
Ba Cun dan kelompok nya nampaknya tengah mencoba mengambil sebuah benda yang di jaga monster itu.
Dan saat ini mereka kewalahan menghadapi binatang monster itu.
Pedang dan senjata para siswa Bintang Terang selalu tertangkis oleh ratusan pedang yang mengelilingi tubuh Ladak duri pedang.
Dan cakar binatang itu selalu berhasil melukai para siswa yang menyerang secara keroyokan itu.
Taang..!
Taang...!!
"Mundur..!, jika tak mundur kita akan celaka.."