NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Beginilah nasib orang yang tak punya,hanya karena perkara uank sepuluh ribu yang kuberikan pagi tadi kepada intan dan hijrah.Istriku itu dituduh mengambil uang anaknya Bu Rani tetangga depan rumah.

"Intan GX nyuri,ma.malah Debi mau ambil uank intan!"lirih intan,air mata ya mengalir deras membuat sesuatu dalam hati ini ikut terkoyak.hijrah tak hentinya melingkarkan tangan di tubuhku,pelukan yang kurasa semakin erat darinya,

"kakak sama adik,masuk kamar, terus Tutup pintunya!"

"tapi, mah?"

"Kakak nurut ya,ajak adiknya,mama mau bicara sama mereka"

"Intan dan hijrah menunduk ,tadinya Bu Rani hendak Menghadang kedua langkah mereka, namun aku menatap tajam ke arahnya.

"urusanmu dengan saya bukan,jangan beraninya sama anak kecil doang!" ucap Keras.

Bu Rani mendekat,yang menetap tajam ke arahku,namun aku tak gentar sedikitpun,Apa alasan ibu berani menuduh anak saya?"

"Harusnya kamu tanya,Dari mana anakmu bisa punya uang?"

Aku tertawa tanpa suara,"saya tanya apalah alasan Mbok Rani menuduh anak saya hah?"kali ini suaraku naik beberapa oktaf,Bu Rani berdiri karena sikapku yang di luar dugaannya.

"hanya karena saya punya hutang, lantas kalian mengira saya tak punya uang, begitu?"

"Iyalah,pasti anakmu dapat nolong,wong Kamunya aja banyak hutang,mau punya uang dari mana?"ucap salah satu orang yang berada di kerumunan.

"jadi Alasannya karena hutang,?mana anakmu?Debi ke sini kamu Nak?"teriakku pada anak Bu Rani yang berada tak jauh dari tempatku berdiri.aku menghampirinya, namun Bu Rani langsung mengucapkan denganku.

Aku berjongkok di hadapan Debi,Iya seumuran dengan hijrah,matanya berkedip berkali-kali menatapku.

"Debi, tahukah Kalau berbohong itu nggak baik,kalau Dedi Jujur,Nanti mama hijrah kasih Debi hadiah"

"Iyakah Mama hijrah?"

"Debi nggak usah dengerin orang itu!" sentak Bu Rani.

"Debi tadi mau pinjam uangnya Intan Bukan?"

"iya,Debi soalnya nggak dikasih jajan sama Bunda"

"huuuu...!"kali ini Riuh orang-orang meneriaki Bu Rani,wajah wanita yang umurnya hampir sebaya denganku, langsung merah seperti kepiting rebus.

"oooh begitu?anak pintar.lain kali,kalo bundanya gak kasih jajan, bilang sama mama hijrah ya!ini uank jaja buat Debi.

Bocah perempuan itu menerima uang pemberianku dengan berbinar,namun seketika buat Rani langsung merebutnya kemudian melempar uang itu ke wajahku,

Kalian semua dengarkan?puas Nuryati anak saya pencuri?"teriak kepada orang-orang yang berkerumun.melihat gambar kaca penyandang menatap satu persatuan wajah mereka.takut sama kerumunan itu pun membubarkan diri.

Kalau memang nggak ada uang buat ngasih Anak jajan,nggak usah fitnah orang lain dengan menuduh hal yang serendah itu.keluarga saya pakai Miskin,tapi kami cukup tau diri"

"Nggak usah sombong kau Dina...

baru bisa ngasih jajan anak aja belagu,bayar utang saja,dasar tukang hutang!"

Wajah Bu Rani semakin kesal,ia menghentakkan kakeknya berkali-kali sebelum akhirnya meninggalkan pekarangan rumahku.sebelum benar-benar pergi,masih bisa kudengar ya mengucapkan sumpah serapah padaku.

malam pun tiba,aku masih terjaga dengan banyak pikiran yang memenuhi isi kepala.di sampingku anak-anak tertidur pulas.mereka lantaran insiden tadi siang, mereka tak lagi menginginkan untuk keluar rumah.

Dulu,aku sering melarangnya karena tak memiliki uang jajan.namun rasanya saat ini malah sebaliknya,Dilema Besar melanda,hanya karena kami ini orang yang tak punya,begitu mudahnya orang lain merendahkan keluargaku.

Di tengah pikiran yang berkecamuk,suara ketukan pintu membuat lamaran ke buyar.

Gagas aku bangkit dari rancangan keluar dari kamar.Apa mungkin itu Mas Budi,yang pulang,Lagian Siapa pula yang pertama malam hari seperti ini.

Sebelum membuka pintu,Aku menyikap tirai jendela,saat itu juga kulihat beberapa orang berdiri di depan pintu.Ada apa ini,Kenapa mereka datang kemari.

"Maaf Din,kami terlambat"bujur Bu Ani saat aku membuka pintu.

"terlambat maksudnya?"

Aku menatap satu persatu wajah tetanggaku.ada Bu Ani,Bu Sarah,Bu indah,dan Bu Arum,ke semuanya aku hafal yang memiliki sangkutan denganku.

Dari wajah mereka,aku bisa menebak ada sesuatu yang tak beres saat ini.

"maaf loh ibu ,Ibu mari silakan masuk ,saking terkejutnya dengan kedatangan mereka,aku sampai lupa menyambutnya.

"nggak apa-apa Din.ini sudah malam,kami di sini aja,maaf kami mau langsung saja!"gini Bu Arum yang berbicara.

"Ada apa ya ibu-ibu?

"kami ke sini disuruh Bu Rani,Katanya kamu mau bayar hutang sekarang,makanya kami semua kemarin"

Deg

"bayar hutang, Bu Rani?

Wanita ini memang Licik,aku pikir insiden tadi siang berakhir ternyata berkepanjangan.aku membuang nafas kasar.menahan gejala amarah yang tiba-tiba bersarang di dada.Bagaimana dengan keempat tetanggaku,uang yang aku taruh dari ATM sehari yang lalu hanya tersisa 100.000.

"Saya memang mau bayar hutang.tapi---

"Tuh kan apa kata saya juga, nggak bakalan deh si Dina bayar sekarang.Bu Ani sih ngeyel..."ketus Bu arun.

"iya,..dari dulu jurus ampuhnya,ya pasti bilang nanti.Ya udahlah Saya permisi,Males saya jadi pengemis aku sendiri tambah Bu Indah.

Padahal saya udah ngarep banget,besok saya udah janjiin anak-anak mau makan bakso di pertigaan depan.Itupun kalau Mbak Dina bayar hutang.Ternyata saya harus kecewain anak-anak...!kok Sarah menatapku sendu, Ya Tuhan,Bagaimana mungkin aku tega mengecewakan mereka,jelas mereka semua pernah menolongku di saat kesusahan.

"besok saya janji bayar semua hutang saya ke kalian,tak usah ke sini,nanti saya yang akan datang ke rumah masing-masing"

"saya nggak bakal pegang janji kamu.dari dulu juga begitu terus,bikin kita ngarep.hutangnya pasti,ngembaliinnya yang enggak!"ucapan buat orang begitu menohok,ya,kuakui itu sudah kebiasaanku,mengulur janji dan mengulur waktu,yang akhirnya hal demikian menjadi bom waktu untuk ku.

Tetanggaku semua baik,namun aku sendiri yang membuat mereka membenciku.

Tak ada lagi ucapan,dariku Setelah semua tentang aku berpamitan.wajah mereka langsung berubah masam.bahkan wajah Bu Sarah seperti menahan kesedihan yang begitu dalam.Ini semua salahku,Aku harus membereskan semuanya.

Keesokan paginya Setelah semua pekerjaan rumah beres,bergegas Aku berangkat ke pasar,bukan untuk berbelanja melainkan untuk mengambil uang ke ATM terdekat.semalaman aku sudah merekap sama hutang milikku kepada Tetangga.Rencana hari ini akan aku bereskan semua.

Setelah mengambil uang sesuai dengan nominal yang aku membutuhkan.Aku kemudian mendatangi satu persatu rumah tetangga.dari pinjaman yang terbesar bahkan yang kecil pun aku putuskan untuk membayar semuanya.respon mereka saat melihat kalian datang bermacam-macam.ada yang menyambut Ramah,menerima dengan Ketus bahkan ada yang sampai menanyaiku mendapat uang dari mana.terkadang begini juga Nasib orang miskin,mungkin karena terbiasa hidup susah,Mereka pun heran aku bisa membayar hutang dari mana.namun,semua tak aku hiraukan Biarlah mereka berbicara Sesuka Hati.itung itu mengurangi beban dosa.

Jam menunjukkan pukul 09.00 pagi masih ada waktu untuk mengunjungi rumah laki-laki itu.rasanya aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepadanya.dan kepuasanku yang sudah bulat untuk menerima tawarannya sudah ku pikirkan matang-matang.

Setibanya di rumah laki-laki itu, seperti biasa pintu rumah tak terkunci.rumahnya dalam keadaan rapi dan bersih.aku sudah terbiasa masuk begitu saja ke dalam rumahnya,karena mengucap salam pun tak ada sahutan,hanya ada suara aneh dari arah ruang televisi,lalu,kejadian itu terulang kembali aku menyaksikan pemandangan yang tak seharusnya aku lihat.lain kali keduanya aku melihat lelaki itu bermain sendiri di depan layar televisi,namun,keterkejutanku tak seperti pertama kali melihatnya.

Iya yang menyadari keadaan aku nampak acuh,,fokusnya hanya melihat ke layar televisi.

Sengaja aku bawakan dia sarapan pagi,namun makanan itu masih dalam genggaman.aku diam tak berkutik sembari menundukkan kepala,namun setelah kamu cari pandangan matanya yang sedang berbahan di atas sofa.

Aku beneran ludah saat menatap tangan yang terus bergerak lincah,suara aneh itu tiba-tiba muncul,ya,asal liar itu saat ini datang menggebu,seakan merasuk dalam jiwaku.

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!