Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

BAB 1

"Mas beras kita habis"ucapku pagi itu Mas Budi yang tengah duduk di ruang tamu dia menoleh ke arah ku,kemudian ia memalingkan wajah ke arah jendela.

^^^ "Pinjam dulu ke tetangga ya,Dek.Mas nanti siang nyari kerja. "Ke siapa lagi, mas?,Bu Merry,Bu Alfi,^^^

Semua tetangga di sini sudah aku mintai pinjaman tapi sampai sekarang belum aku ganti.aku malu mas!"

Mataku seketika mengembun,mengingat kehidupan perekonomian Keluarga kecilku yang jauh dari kata cukup.sejak Mas Budi di PHk,kehidupan kami terlunta-lunta,tak jarang aku dengan anak-anak sering menahan lapar Karena Mas Budi tidak mempunyai uang.

"Mas setiap hari usahakan,apapun itu asal kita bisa makan.tapi masalahnya,nyari kerja di kota besar seperti ini sangat susah"

"Terus gimana dong,Mas?

Apa aku jadi TKW saja"

"Jangan, Diana.selagi aku masih hidup,kalian semua masih tanggung jawabku.

Untuk hari ini Coba kamu cari pinjaman beras

atau uang dulu.

Mas mau ke Terminal siapa tahu dapat kerjaan"

Mas Budi bangkit dari tempat duduk .ia meraih jaket yang tersampir di sampingnya.Raut wajah ya yang lelah, semakin membuatku merasakan nelangsa.aku tahu selama ini dia berjuang keras untuk kehidupanku dengan anak-anak.Namun karena jeratan hutang,hasil yang ia dapat tak seimbang dengan kebutuhan kami semua.

terkadang upah yang ia dapat bisa di gunakan untuk membayar Cicilan tapi tidak mencukupi kebutuhan,Begitupun sebaliknya.

Setelah berpamitan,aku menatap punggung Mas Budi yang menghilang dari balik pintu.kembali Sunyi dan senyap yang menjalar di rumah yang sudah 5 tahun kami tempati.tak ada barang elektronik sama sekali ,hanya ada kipas kecil bertengger di dekat lemari itupun sudah tak berfungsi.semua habis tergadai untuk menutupi kebutuhan hidup ketika Mas Budi Berhenti bekerja.

Hingga sekarang,kehidupan kami tak mengalami perubahan yang ada semakin kesusahan.

"Mah, adik laper...."

"Sama,kakak juga..."

Tiba-tiba Nathan dan hijrah muncul dari kamar.kedua putriku berdiri di ambang pintu kamar sembari tersenyum kepada.gegas aku menghapus air mata, dan berusaha membalas senyuman kepada mereka berdua.Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi,mana mungkin Sepagi ini aku harus meminjam lagi ke tetangga.

"Sebentar ya,Mama ke warung dulu,Kalian main boneka dulu ya"

"Mama mau ke warung ?sekalian beli chiki, chiki ya mama!"

" kakak juga mau ya, mama"

Intan dan hijrah menatapku dengan wajah berbinar dan penuh harap.ah, sakit sekali jika aku harus membohongi Mereka lagi

Aku mengangguk kemudian bangkit dari tempat duduk.sebelum keluar dari rumah, Aku pastikan anak-anak bermain di dalam kamar,kemudian Mengunci pintu dari luar.

Gegas aku melangkahkan kaki,meskipun ragu tak ada pilihan, selain meminjam kembali ke Tetangga.satu persatu rumah tetangga aku ketuk,Seraya mengucap salam,namun tak ada sahutan.

Kalut dan Taku menjalar perasaan,Bagaimana jika aku tak mendapat pinjaman,Bagaimana nasib intan dan hijrah di rumah yang tengah kelapa.Ya, Tuhan, aku rela hidup kesusahan seperti ini,Tapi tidak untuk anak-anak ku. sepanjang jalan,aku terus melantunkan doa, Berharap ada satu tangga yang mau menolongku saat ini.

Sampai aku berhenti di sebuah rumah bercat biru,rumah sederhana yang berada di paling ujung Gang,menjadi tujuanku berikutnya.Setahuku si pemilik rumah Baru beberapa bulan menetap di kampung ini.Aku pun tak tahu pasti siapa penghuninya,Namun sebagai Tetangga, Siapa tahu dia mau memberi bantuan..

Tok tok tok

"Permisi...!

Aku mengetuk pintu pelan.

"Permi---

Klek.

Pintu terbuka ,muncul seorang laki-laki yang seusianya mungkin seumuran dengan Mas Budi.tubuhnya tinggi atletis, tatapan matanya Teduh,namun wajahnya begitu dingin.Iya menatapku heran Seraya memindai penampilanku dari atas hingga bawah.

"Ma-Maaf, Mas. Saya Diana, yang tinggal dekat sini.

"Sa- saya minta tolong,boleh pinjam berasnya?"aku langsung mengutarakan tujuanku tanpa berbasi-basi.

"apa?"laki-laki itu mengernyitkan kening.

Lagi, tatapannya membuatku tak nyaman.

"Sa-saya..."

"Masuklah tak baik berbicara di depan pintu"

Laki-laki itu membalikkan badan,namun kembali menoleh ke arahku yang masih dia mematung di depan pintu.

sejenak kami bersitatap,

ragu-ragu aku pun akhirnya mengikutinya masuk ke dalam rumah.

Ia mempersilahkan Aku duduk di sebuah sofa berbentuk L,ruang tamu di rumah ini begitu bersih dan tertata rapi,aroma pengharum ruangan mengeluarkan indra penciuman,membuat siapapun berkunjung akan merasa betah.

"jadi, apa maksud kedatanganmu kemari?"

"Saya mau meminjam beras,Maaf saya sedang membutuhkannya,ada anak saya yang sedang kelaparan"

"suamimu?"

"sedang bekerja?"

"bekerja?tetapi membiarkan istri dan anak-anaknya kelaparan?laki-laki macam apa dia?"

Aku memilih diam dan menundukkan kepala,terdengar helaan nafas berat dari laki-laki itu.

"Saya tidak terbiasa meminjamkan sesuatu kepada siapapun.apalagi dengan seseorang yang tak kukenal"

"saya akan ganti secepatnya Jika suami saya sudah mempunyai uang"

Laki-laki itu terbahak,Entah kenapa ada rasa ngilu saat mendengar suara tawanya.

"itu hanya alasan klise.

Saya tahu kenapa kamu sampai datang ke rumah ini.sedangkan jarak rumah kita berdua terlalu jauh,bukan karena kamu tidak punya tetangga kan?

Tapi karena kegiatan seperti ini sudah sering kamu lakukan,dan kamu selalu ingkar dengan janji yang kamu buat.kamu sudah terkenal terlilit hutang "

"kalau memang tak mau meminjamkannya,Saya rasa cukup,satu lagi,jangan urusi kehidupan orang yang tidak kamu kenal,permisi"

Aku bangkit dari sofa,kemudian berjalan menuju arah pintu.

"saya akan berikan apapun,asal ada sesuatu yang kamu berikan kepada ku"ucapnya yang membuat langkahku terhenti.

"ambillah,anak-anakmu pasti sedang menunggumu"

Aku membalikkan badan,kulihat ia meletakkan beberapa lembar uang di atas meja.

"Ambil,tak perlu dikembalikan"ucapnya lagi.namun aku masih bergeming sama sekali,

Di sisi lain Ingatanku penuh dengan intan dan hijrah,mereka saat ini pasti Tengah menahan lapar,

"Kenapa?kurang banyak?"

"tapi tapi..."

"ambil atau aku berubah pikiran ucapnya lagi.

Apa mungkin benar laki-laki ini memang benar pengen menolongku,namun melihat uang yang tergeletak di atas meja,naluri keibuanku semakin Meronta,ingatan intan dan hijrah,saat ini menari di pelupuk mata.mereka Tengah menanti,pastinya dengan sesuatu yang harus aku bawa,ya,aku sangat membutuhkan uang itu.

"Saya pasti ganti uang ya,atau saya tukar dengan tenaga saya"ucapku sembari membuang nafas kasar,kemudian perlahan melangkahkan kaki mendekati meja yang berada di depan laki-laki itu .aku tak bisa menyembunyikan kebahagiaan,sesuatu yang membonceng di dalam dada,membuat senyumku terus mengembang.

Saat tanganku ingin meraih uang yang berada di atas,tiba-tiba laki-laki itu mencekal tanganku.

"Tukarlah dengan tubuhmu..."

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...

2024-09-17

0

martina melati

martina melati

waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...

2024-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!