Ratu Ular

Sekar menatap adik nya yang duduk bersemedi di atas batu dengan anteng nya, apa mungkin kalau di otak Arya sama sekali tidak ada kepikiran bahwa dia bisa saja mati bila tidak ada yang melindungi, andaikan Sekar juga bertapa siapa yang akan melindungi dan melawan musuh. kehadiran siluman ular itu sangat menggoda para iblis lain nya, mereka ingin mengambil batu empedu siluman ular agar kekuatan nya pindah pada mereka saja, namun itu bukan hal yang mudah karena pasti susah sekali untuk mengalahkan kedua nya. Arya yang bentuk nya kalem lah yang menjadi incaran dari para iblis, sebab mereka sudah bisa memastikan bahwa Sekar tak akan bisa bila mau di bantai, yang ada malah mereka di bantai habis.

Rasa nya Sekar mau menjitak kepala adik nya sampai bonyok karena tidak bisa berpikir cerdas, Arya tipe orang yang mikir nya, bila kita baik dengan sesama maka yang lain juga akan baik pada kita. nyata nya tidak semua orang bisa membalas kebaikan dari orang lain, Sekar rasa nya hampir gila karena punya adik yang begitu bodoh. Arya itu masuk dalam hitungan bodoh oleh Sekar, pikiran nya tidak seluwes Sekar yang selalu terdepan dan karena dia juga bisa membaca pikiran lawan nya sehingga dia selalu benar.

Seperti sekarang yang sedang Sekar lihat, di balik bukit itu banyak iblis yang sedang mengintip untuk menunggu Sekar lengah dan mereka bisa membantai Arya untuk di ambil batu empedu nya, berat dan juga sangat besar tanggung jawab siluman ular betina ini karena dia menjadi Ayah sekaligus Ibu untuk adik nya, bila bukan pada dia mau sama siapa lagi Arya bergantung. Sekar sampai tidak punya waktu untuk merasakan kesedihan nya sendiri sebab dia terlalu sibuk mengurus sedih nya Arya yang ingin Ibu, untung Allah tidak lupa memberikan sedikit kesabaran di hati Sekar walau kadar nya sangat sedikit sekalu rasa sabar itu.

"Kenapa kau tidak bersemedi juga, Cah ayu?" wanita tua bungkuk menghampiri Sekar.

"Sana lah kau, banyak tanya saja!" Sekar malas ngobrol.

"Aku orang tua di daerah ini, bisanya kau tidak sopan!" geram Darmi.

"Kenapa bila aku tidak sopan? mau ku banting kau!" Sekar masih selonjoran dengan ekor hitam nya.

Wuusssh.

Setan tua itu walau pun bungkuk dia sangat kuat sekali, Sekar yang tahu bahwa dia akan di serang langsung menadah nya dengan ekor yang sangat kuat berduri tajam, kedua kekuatan pun bentrok karena mereka sama sama kuat dan tidak ada yang mau mengalah, Sekar bangun karena dja baru sadar bahwa lawan nya tangguh juga.

"Sudah tua tapi dia sangat kuat." batin Sekar segera terbang.

Duaaak.

Ekor Sekar berdu dengan tongkat sapu, kedua nya terpental kembali, Darmi masuk kedalam air terjun dan menghantam dinding bukit. sedangkan Sekar menghantam pohon hingga pohon tersebut tumbang, dia mendesis karena merasakan sakit pada pinggang nya.

"Bangun! lawan dia sampai habis dan musnah." bisik Juragan Adi yang ada dalam telinga Sekar.

"Bangsat! keluarkan wujud mu, aku tak akan sudi kau perintah." Sekar malah marah pada Ayah nya.

Darmi mengerut karena siluman ular marah dengan yang lain, lagi pula dia tak ingin memperpanjang pertengkaran ini dengan Sekar, karena tadi dia hanya ingin mengetes ilmu nya Sekar saja sekuat apa.

"Jangan kau makan jeroan ku, aku tadi cuma ngetes kau sedikit saja." ujar Darmi.

"Banyak tingkah habis kau dengan ku!" ancam Sekar.

"Kau galak karena hati mu rusak, coba saja kau punya keluarga maka tak akan kau begini." Darmi berkata dan langsung pergi.

Sekar terdiam mendengar bahwa bila punya keluarga maka dia tak akan begini, benarkah peran keluarga itu sangat besar, bila memang benar berarti Arya akan merasakan apa yang nama nya keluarga. Sekar terduduk diam di balik batu sambil menangis, andai Ibu nya bisa menerima dia dan semua jatuh dalam berandai andai.

Banyak faktor Sekar tak bisa menjadi manusia, yang pertama karena dia sudah tak suka pada Bu Nae ketika melihat reaksi nya saat pertama kali Arya datang, wanita itu tak mau bahkan juga takut melihat wujud anak nya. seolah Nae memang tidak punya getaran cinta pada sang buah hati, sedangkan Bu Laras yang tak punya ikatan darah dengan mereka saja langsung baik respon nya, dia menyambut Arya dengan penuh cinta. padahal bila di pikir dia pasti punya sakit hati pada Ayah mereka yang sudah memperkosa anak nya, namun dia tak membenci anak Juragan Adi dan malah sangat sayang.

"Kenapa aku begini? huhuuuu, kenapa aku bukan manusia." isak Sekar di balik batu.

"Tidak ada guna nya juga kau menangis begitu!" tegur sebuah suara.

Sekar menoleh kaget ketika di atas batu ada suara manusia, namun yang ada hanya angsa yang di atas kepala nya ada mahkota kecil, dia begitu cantik untuk seekor angsa yang biasa nya buluk tidak terawat, namun yang ini berbeda sekali sehingga Sekar saja kagum di buat nya. apa mungkin kalau ini adalah siluman juga yang sama seperti dia, namun angsa ini tak punya kepala manusia bila dia adalah siluman, pasti bukan siluman karena beda juga.

"Kenapa kau menatap ku begitu? nanti kau belah pula dada ku!" sengit Angsa.

"Kebetulan aku belum pernah makan hati angsa." seringai Sekar.

Swooohsss.

Cahaya biru menyerang Sekar yang berasal dati kedua mata angsa, untung Sekar bisa segera menghindar, bila terlambat maka tubuh nya bisa saja hangus akibat sinar biru dari mata angsa yang sangat cantik ini. Sekar tertawa karena tahu angsa ini bukan sembarangan, cara berjalan nya juga sangat anggun.

Sinar putih kecil kecil mengerumuni tubuh angsa dan tak lama kemudian dia menjelma jadi manusia yang sangat cantik, baju putih dan ada mahkota juga di kepala nya, tidak sexy karena dia begitu anggun dan elegan gaya nya. Sekar melongo karena ada wanita secantik dan sebersih ini, Sekar juga cantik namun dia tidak terawat karena kotor akibat kena darah dan juga masih malas mau membersihkan diri.

"Kau adalah ratu ular yang baru kan, kenapa kau tidak pulang keistana mu?" tanya Angsa putih.

"Tahu dari mana kau kalau aku adalah ratu ular?!" Sekar masih saja angkuh.

"Aku bisa membaca kejadian yang baru kau alami, jadi tidak usah berlagak." Angsa putih tertawa anggun.

Ternyata kemampuan nya hampir sama dengan Sekar yang bisa membaca pikiran orang, hanya beda nya Angsa putih harus menyentuh barang yang sudah di sentuh lawan nya baru dia bisa membaca pikiran atau melihat masa lalu.