NovelToon NovelToon
Lezatnya Dunia Ini

Lezatnya Dunia Ini

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Spiritual / Keluarga / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

Diceritakan seorang pemulung bernama Jengkok bersama istrinya bernama Slumbat, dan anak mereka yang masih kecil bernama Gobed. Keluarga itu sudah bertahun-tahun hidup miskin dan menderita, mereka ingin hidup bahagia dengan memiliki uang banyak dan menjadi orang kaya serta seolah-olah dunia ini ingin mereka miliki, dengan apapun caranya yang penting bisa mereka wujudkan.
Yuk simak ceritanya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Pak Bupati

Suatu hari, Pak Bupati, yang masih terkesan dengan video viral tentang warung Pak Jengkok, memutuskan untuk mengunjungi warung tersebut secara langsung. Beliau ingin merasakan sendiri hidangan lezat yang telah membuat banyak orang terkesan. Selain itu, Pak Bupati juga ingin menunjukkan dukungannya secara pribadi kepada keluarga Pak Jengkok.

Pagi itu, suasana di warung Pak Jengkok sangat sibuk. Para pelayan sibuk menyiapkan berbagai hidangan khas, dan pelanggan yang datang tak henti-hentinya. Bu Slumbat sedang menyiapkan bahan-bahan di dapur dengan penuh semangat, sementara Pak Jengkok menyambut pelanggan dengan senyuman ramah.

“Luar biasa sekali suasana di sini hari ini,” kata Pak Jengkok sambil melihat sekeliling warung yang penuh sesak. “Semoga saja kita bisa terus memberikan pelayanan yang terbaik.”

Tiba-tiba, terdengar bunyi sirine mobil polisi dan mobil dinas Pak Bupati berhenti di depan warung. Para pelanggan dan pegawai warung segera menoleh, dan suasana menjadi sedikit tegang. Semua orang penasaran dengan kedatangan mobil resmi tersebut.

Pak Bupati, yang mengenakan jas resmi dan topi fedora khasnya, turun dari mobil dan melangkah menuju warung dengan penuh percaya diri. Beliau disambut oleh Pak Jengkok dan Bu Slumbat yang langsung terkejut.

“Selamat datang, Pak Bupati!” seru Pak Jengkok dengan suara ceria. “Kami sangat terhormat menerima kunjungan Bapak di sini!”

Pak Bupati tersenyum lebar. “Terima kasih, Pak Jengkok. Saya datang untuk melihat langsung dan merasakan kelezatan hidangan di warung ini.”

Setelah berbincang sebentar, Pak Bupati dipersilakan duduk di meja yang sudah disiapkan khusus untuk beliau. Bu Slumbat dengan cepat membawakan berbagai hidangan terbaik mereka, mulai dari nasi goreng, mie ayam, hingga rendang yang terkenal.

Pak Bupati tidak sabar untuk mencicipi makanan tersebut. “Saya sudah mendengar banyak tentang rendang Bu Slumbat. Katanya ini yang terbaik di kota ini!” katanya sambil mencicipi sepiring rendang. Ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi terkesima. “Wow, ini benar-benar enak! Bu Slumbat, Anda harus berbagi resep ini dengan seluruh kota!”

Bu Slumbat tersenyum bangga, sementara Pak Jengkok dengan senang hati melayani Pak Bupati. Namun, di tengah-tengah makan, terjadi momen yang sangat lucu. Pak Bupati yang sedang makan nasi goreng tiba-tiba merasa ada sesuatu yang aneh di mulutnya. Ternyata, dia tanpa sengaja menggigit potongan cabai yang sangat pedas.

Ekspresi Pak Bupati berubah seketika dari bahagia menjadi kaget. “Wah, ini pedas sekali!” teriak Pak Bupati sambil minum air dengan cepat. Semua orang di warung tertawa melihat reaksi Pak Bupati yang sangat dramatis.

“Maafkan saya, Pak Bupati! Kami tidak tahu bahwa cabai ini terlalu pedas!” kata Bu Slumbat sambil tertawa.

Pak Bupati mencoba tersenyum sambil mengusap keringat di dahinya. “Tidak apa-apa, Bu Slumbat. Ini justru membuat hidangan ini lebih berkesan. Saya merasa lebih hidup sekarang!”

Momen itu membuat semua orang di warung tertawa terbahak-bahak. Bahkan Pak Jengkok bergurau, “Kalau Bapak mau, kita bisa membuat menu spesial ‘Cabai Bupati’ untuk acara-acara khusus!”

Setelah makan, Pak Bupati berdiri dan memberikan pujian tulus kepada keluarga Pak Jengkok. “Terima kasih atas sambutannya yang hangat dan makanan yang lezat. Saya sangat terkesan dengan apa yang Anda lakukan di sini. Warung ini tidak hanya menawarkan hidangan yang enak, tetapi juga suasana yang menyenangkan dan ramah.”

Beliau kemudian mengeluarkan sertifikat penghargaan dari dalam jasnya dan memberikannya kepada Pak Jengkok dan Bu Slumbat. “Ini adalah penghargaan dari pemerintah kota sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi Anda dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memberikan kebahagiaan kepada banyak orang.”

Pak Jengkok dan Bu Slumbat menerima penghargaan itu dengan penuh rasa syukur. “Terima kasih banyak, Pak Bupati. Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan pengakuan ini. Kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik.”

Pak Bupati kemudian pamit dengan mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang di warung. Saat melangkah keluar, dia melambaikan tangan kepada semua pelanggan yang sudah mulai kembali beraktivitas. “Jangan lupa mampir ke warung Pak Jengkok! Anda pasti tidak akan menyesal!”

Setelah kepergian Pak Bupati, suasana di warung kembali ceria dengan tawa dan obrolan hangat. Keluarga Pak Jengkok merasa sangat bersemangat dan terinspirasi untuk terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan mereka. Mereka tahu bahwa dukungan dari Pak Bupati adalah salah satu momen berharga yang akan selalu mereka ingat.

Kehidupan mereka kini semakin cerah dan penuh dengan kebahagiaan. Warung di teras mereka menjadi lebih dari sekadar tempat makan; itu adalah simbol dari kerja keras, keberhasilan, dan kebersamaan yang telah mereka capai. Dan setiap hari, mereka selalu bersyukur atas segala berkah yang telah diberikan kepada mereka.

Malam itu, setelah kunjungan Pak Bupati yang sangat berkesan, keluarga Pak Jengkok berkumpul di ruang tamu mereka yang baru direnovasi. Mereka duduk bersama di sofa yang nyaman, menikmati secangkir teh hangat dan camilan sederhana. Suasana di ruangan itu penuh dengan perasaan haru dan rasa syukur.

Pak Jengkok, yang masih merasakan euforia dari kunjungan Pak Bupati, memecah keheningan malam dengan suara penuh semangat. “Ini benar-benar hari yang luar biasa. Aku masih sulit percaya kalau Pak Bupati datang ke warung kita dan bahkan memberikan penghargaan. Rasanya seperti mimpi!”

Bu Slumbat, yang duduk di samping Pak Jengkok, mengangguk dengan penuh perasaan. “Iya, rasanya seperti kita berada di puncak dunia. Terima kasih untuk semua dukungan dan kerja keras yang telah kita lakukan. Semua ini tidak akan terjadi tanpa usaha bersama.”

Gobbed, yang biasanya ceria dan penuh energi, duduk dengan penuh kekaguman. “Gak nyangka kita bisa sampai sejauh ini. Dan Pak Bupati bahkan tidak hanya menikmati makanan kita, tapi juga memberikan pujian yang sangat berarti. Rasanya sangat menyentuh.”

Suasana haru semakin terasa saat Pak Jengkok mengeluarkan penghargaan dari dalam kotaknya dan meletakkannya di meja. “Lihatlah, penghargaan ini adalah simbol dari segala usaha kita. Setiap kali kita melihatnya, kita harus ingat betapa kerasnya kita bekerja untuk mencapai ini semua.”

Bu Slumbat kemudian berdiri dan mengambil kue yang telah disiapkan. “Mari kita rayakan pencapaian ini dengan kue sederhana ini. Meskipun tidak mewah, ini adalah hasil dari kerja keras kita dan harus dirayakan!”

Saat mereka mulai memotong kue, ada momen lucu yang membuat suasana menjadi sedikit lebih ceria. Kue yang diiris oleh Bu Slumbat ternyata sangat lengket dan susah dipotong. “Aduh, ini seperti memotong kue batu!” keluh Bu Slumbat sambil tertawa. “Mungkin kue ini juga tahu kalau malam ini spesial!”

Pak Jengkok dan Gobed ikut tertawa. “Mungkin kue ini juga ingin ikut merayakan dengan cara yang unik!” kata Pak Jengkok sambil mencoba memotong kue dengan lebih keras.

Setelah tertawa bersama, suasana kembali menjadi serius namun hangat. Gobed tiba-tiba mengeluarkan sebuah buku kecil dan mulai membaca sebuah puisi yang ia tulis sendiri. “Ini untuk merayakan keberhasilan kita,” katanya. Puisi tersebut berisi tentang kerja keras, keluarga, dan semua usaha yang telah mereka lakukan. Semua mendengarkan dengan penuh perhatian dan sesekali mengusap mata yang mulai berkaca-kaca.

Pak Jengkok dan Bu Slumbat tampak sangat terharu. “Ini sangat indah, Gobed,” kata Bu Slumbat sambil memeluk anaknya dengan lembut. “Kami bangga padamu, dan kami bangga pada semua usaha kita.”

Malam itu ditutup dengan rasa syukur dan kebahagiaan. Mereka berbagi cerita tentang masa lalu dan bagaimana mereka pernah melalui masa-masa sulit. Meski penuh haru, suasana tetap dipenuhi dengan canda tawa dan kebanggaan atas pencapaian yang telah mereka raih.

“Lihatlah kita sekarang,” kata Pak Jengkok dengan senyum lebar. “Dari warung kecil di teras, hingga mendapatkan penghargaan dan dukungan dari orang-orang hebat. Ini adalah hasil dari semua kerja keras dan kebersamaan kita.”

Bu Slumbat menambahkan, “Dan jangan lupakan kue batu yang telah menjadi bagian dari malam istimewa ini!”

Mereka semua tertawa bersama lagi, menikmati momen berharga dan merayakan keberhasilan yang telah mereka capai. Malam itu adalah penegasan bahwa dengan usaha dan dukungan keluarga, mereka bisa mengatasi segala tantangan dan mencapai hal-hal yang sebelumnya tidak pernah mereka bayangkan.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
dapat inspirasi di mana nama unik begitu wkwk
DJ. Esa Sandi S.: oke gas brow
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯: follow sampeyan di follback gak nih?
total 3 replies
anggita
like👍+☝hadiah iklan. moga novel ini sukses.
DJ. Esa Sandi S.: makasih Anggita,, moga kamu juga sukses ya/Smile/
total 1 replies
anggita
Jengkok, Slumbat, Gobed...🤔
DJ. Esa Sandi S.: hehehe iya, tau gak artinya?
total 1 replies
Princes Family
semangat kak..
DJ. Esa Sandi S.: makasih ya dek , sukses kembali untukmu ya /Drool/
total 1 replies
Maito
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
DJ. Esa Sandi S.: terimakasih suportnya ya 🤗. semoga kamu sukses selalu ya
total 1 replies
Gemma
Terjebak dalam cerita.
DJ. Esa Sandi S.: hehehe . thanks
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!