Cerita anak Alana dan Devan. Ini versi terbarunya jadi cerita yang ada di dalam kisah adiknya nggak dibuat.
...
Karena kesalahan orangtuanya yang mengenali anak lain sebagai dirinya. Hidup Bella sangat menyedihkan di keluarga orang lain. Namun tiba-tiba saja identitasnya terungkap dan ia akhirnya mengetahui orang tua kandungnya.
Sayangnya kehadirannya tidak pernah di terima oleh orang tua dan kakak laki-lakinya. Mereka lebih mencintai anak salah itu dan mengabaikannya.
Belum juga mendapatkan kasih sayang orang tua. Bella di paksa menikah dengan pria misterius yang mengaku sudah menikah dan tua.
Ikuti cerita Bella yang penuh dengan lika-liku kehidupan dan balas dendam pada orangtuanya terutama anak perempuan yang sudah menempati posisinya pulihan tahun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
Larut malam, Lara yang masih tidak tahu bahwa rencananya gagal memutuskan melakukan rencananya yaitu merayu Alexander yang sedang marah setelah melihat bahwa Bella dinikmati oleh banyak pria.
Para pelayan yang sudah diberitahu memutuskan menutup mulut. Mereka juga membenci Lara, karena wanita itu, mereka hampir kehilangan nyawa. Kali ini, semua orang mendukung Alexander memberi pelajaran pada Lara.
Pintu terbuka secara perlahan, anehnya Lara tidak menaruh curiga pada kelancaranan misinya malam ini. Bagaimanapun, pintu kamar dan ruang belajar milik Alexander tidak semudah itu untuk di buka. Hanya Albert yang memiliki kunci selain Alexander sendiri.
Ketika masuk, Lara dapat melihat bayangan seorang pria yang sedang duduk di kursi kerja. Suasana ruangan yang sedikit gelap membuat Lara tidak menyadari siapa pria yang sebenarnya duduk di sana. Dia semakin yakin rencananya akan berhasil saat menyadari bahwa sang tuan sama sekali tidak terganggu atas kehadirannya.
"Saya membawa kopi untuk anda, Tuan. Mungkin ini bisa membuat anda terjaga saat bekerja." Suaranya sangat di sengaja, bahkan dia menggunakan pakaian yang begitu seksi hingga pria normal yang memiliki nafsu tinggi akan segera menyerangnya.
Sosok pria yang sengaja membelakangi Lara tidak merespon, dia bersikap sebagaimana Alexander biasanya berperilaku. Lara yang melihat hal tersebut semakin bersemangat.
"Apa anda merasa lelah, Tuan? Jika ya, saya bisa membantu anda untuk mengurangi rasa lelah anda dengan memijat pundak anda. Saya juga tidak keberatan jika anda meminta saya melayani anda di ranjang."
Astaga, Lara sangat menjijikan. Pria yang berada di hadapannya akhirnya bereaksi. Lara berpikir bahwa Alexander akan setuju, namun ketika melihat wajah dari pria itu, Lara berteriak ketakutan. Itu adalah salah satu penjaga milik keluarga Xavier, sebenarnya jika dia memiliki wajah normal, Lara tidak akan ketakutan. Hanya saja, wajahnya memiliki banyak luka hingga sangat jelek serta ketakutan ketika melihatnya.
"Kenapa? Terkejut ketika mengetahui bahwa rencana mu gagal?" Si Hitam, penjaga berwajah mengerikan yang selalu melakukan tugas berat seperti melenyapkan musuh-musuh keluarga Xavier tersenyum dingin pada Lara.
"Kenapa kau ada di sini? Dimana tuan Alexander?" Mungkin karena sudah terlalu tergila-gila di tambah lagi dia merasa sudah menang karena berhasil menyingkirkan Bella. Lara bersikap arogan ditengah ketakutannya pada sosok Hitam.
"Sayangnya kau tidak berhak mengetahui di mana tuan muda berada. Kau masih belum bisa berada di posisi itu, dan sebentar lagi kau akan paham apa akibat dari mengusik tuan muda."
"A-apa maksud mu?" Kini Lara tidak bisa menyembunyikan ketakutannya.
Tanpa menjawab, Hitam meniup peluit dan tiba-tiba saja lima pria berbadan besar dan berwajah buruk serta memiliki mata penuh nafsu mengelilingi Lara. Hal tersebut membuat Lara memucat, berniat melarikan diri namun malam ini dia tidak akan bisa melakukannya.
"Karena kau sangat suka berfantasi tidur dengan banyak pria, maka tuan muda tidak keberatan memberikan mu lima pria kuat agar bisa melayani mu. Kau juga tidak perlu berterima kasih, tuan muda senang membantu mu." Lalu, Hitam pergi meninggalkan ruangan. Lara yang tidak bisa melarikan dulu, langsung di bawa pergi dari kediaman Alexander.
"Tidak, kau tidak berhak melakukan hal itu pada ku."
"Apa kau pikir aku perduli?"
"Ya! Kau harus perduli karena sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Alexander dan ku akan pastikan kau hancur."
Seluruh pria berpakaian hitam tertawa mendengar perkataan tidak tahu malu Lara.
"Kau memang cantik. Tapi sayang sekali kau gila."
"Jaga kata-kata mu!" Lara marah. Ia tidak terima di sebut gila, dan lagi tidak bisa menerima kenyataan kalau dirinya gagal.
Bahkan Lara yakin kalau Al tidak mengetahui kejahatannya dan para pria berpakaian hitam tersebut pasti di perintahkan oleh Albert.
Ya, Lara yakin ini semua perbuatan Albert yang memang terlihat sangat menjaga Bella. Memikirkan hal tersebut membuat Lara bersumpah akan membalaskan dendamnya pada Albert setelah ia berhasil mendapatkan Alexander.
"Seret wanita itu dari sini dan bawa dia ke tempat yang tuan Al katakan tadi." Sebenarnya cara kerja merekan seperti ini. Berbicara dengan target bukan tipe mereka. Hanya saja sepertinya seru mengejek target sebelum menikmati kehidupan barunya.
"Baik."
Lara berusaha untuk melarikan diri. Namun sayang hal tersebut gagal bahkan ia nyaris di seret oleh seorang pria bertubuh besar.
"Tidak! Lepaskan aku. Aku akan mengadukan hal ini pada Al."
Sayangnya tidak ada yang perduli pada perkataanya.
Malam ini, perjuangan Lara untuk menjadi nyonya Alexander berakhir. Dia tidak akan diberikan kesempatan untuk hidup bebas, nasibnya sudah ditentukan oleh Alexander sendiri.
Ketika suasana rumah menjadi hening setelah teriakan Lara yang di seret pergi. Bawahan Al langsung pergi ke kamar Al untuk melapor.
"Saya sudah menyelesaikan perintah anda, Tuan."
"Hm, kau bisa pergi."
"Baik, Tuan."
Setelah Hitam pergi. Alexander kembali ke kamar pribadinya, dia tidak berusaha mendekati Bella. Bagaimanapun, meski dia sudah tahu bahwa dia tidak merasa jijik akan sentuhan mereka, Alexander masih merasa bahwa dia tidak perlu melakukan pendekatan yang sejak awal tidak pernah dia rencanakan.
Hanya saja, Alexander akan segera paham bahwa dia telah melakukan kesalahan. Dia akan menjadi sangat terobsesi hingga menjadi gila jika tidak berada di sekitar Bella.
...
Keesokan harinya, ketika membuka mata. Bella merasa sedikit pusing, lalu mulai teringat akan kejadian kemarin. Tentang rencana Lara yang berniat membuatnya kotor di tangan lima pria serta kemarahan Alexander yang mengerikan.
Jujur, sekarang Bella merasa sangat kotor. Meskipun kelima pria tersebut tidak berhasil merusaknya, tapi mereka sudah menyentuh tubuhnya dan hampir menikmati tubuh polosnya.
Rasa trauma di sentuh lima pria dan kemarahan Alexander yang mengerikan membuat Bella tidak berani keluar kamar.
"Sonia, bisakah kau membawakan sarapan pagi untuk ku?"
"Baik, Nyonya."
Karena Alexander tidak memerintahkan dia untuk memaksa Bella turun dan ikut sarapan. Sonia langsung melakukan perintah sang nyonya, sedangkan Bella yang ditinggalkan sendirian memutuskan membersihkan diri.
Di kamar mandi, Bella tidak berani melihat ke arah cermin. Dia takut melihat tubuhnya yang memiliki tanda biru dan merah akibat perbuatan kelima pria semalam.
"Ini sangat menjijikan." Bella merasa hina. Dia memang tidak tahu kalau Lita pernah hampir menjadikannya wanita simpanan pria tua. Jadi, saat kejadian ini terjadi Bella merasa sangat hina.
Dengan susah payah Bella menggosok kulitnya yang masih ada tanda memar akibat perbuatan lima pria itu. Sayangnya, bukan menghilang bekas itu malah bertambah banyak bahkan kulitnya terluka akibat kekerasan yang ia lakukan.
Namun karena gagal akhirnya Bella menyerah dan memutuskan melanjutkan mandinya dengan cepat.
Setelah selesai mandi, Bella langsung sarapan. Tidak ada tanda-tanda bahwa dia ingin keluar kamar, dia bahkan bertahan di dalam hingga larut malam.
Alexander yang mengetahui hal tersebut tidak terlalu perduli, dia melakukan aktivitasnya seperti biasa.