Genies mulai bermunculan dari dimensi lain, masing-masing mencari partner manusia mereka di seluruh dunia. Dalam pencarian mereka, genies yang beraneka ragam dengan kekuatan luar biasa mulai berpencar, setiap satu memiliki kekuatan unik. Di tengah kekacauan itu, sebuah genie dengan aura hitam pekat muncul tiba-tiba, jatuh di kamar seorang anak berkacamata yang dikenal aktif berolahraga. Pertemuan yang tak terduga ini akan mengubah hidup mereka berdua selamanya, membawa mereka ke dalam petualangan penuh misteri dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesialan Beni
Setelah beberapa saat menjelajahi hutan dan menemukan berbagai keajaiban, Beni merasa semakin berani. Dia mendengar kabar tentang genie legendaris yang menghuni sungai dekat hutan, yang dikenal memiliki kekuatan luar biasa. Dengan semangat membara, Beni memutuskan untuk menantang genie tersebut.
“Teman-teman, aku mau menantang genie legendaris yang disebut Crokton, genie berwajah buaya yang sangat kuat!” Beni berkata dengan percaya diri.
Mira, Raka, dan Aira saling berpandangan. “Kau yakin, Beni? Crokton terkenal sangat kuat,” Mira mengingatkan.
“Aku tahu! Tapi aku tidak akan tahu sampai aku mencobanya! Kairo dan aku sudah berlatih keras!” Beni menjawab, matanya bersinar penuh semangat.
“Baiklah, kami akan mendukungmu!” Raka memberi semangat.
Mereka berempat berjalan menuju sungai, tempat di mana Crokton biasa muncul. Setibanya di tepi sungai, mereka melihat air yang mengalir deras dan suara gemuruh yang misterius. Tidak lama kemudian, sosok menakutkan muncul dari dalam air, terlihat seperti buaya raksasa dengan aura yang menakutkan.
“Siapa yang berani menantangku?” suara Crokton menggema di sekitar.
Beni melangkah maju, merasa sedikit tegang tetapi berusaha menunjukkan keberanian. “Aku Beni, dan aku menantangmu dalam pertarungan adu genie!”
Crokton tertawa sinis. “Seorang anak muda menantangku? Sangat berani! Tapi tidak ada yang bisa mengalahkanku!”
“Bersiaplah, Kairo! Kita akan membuktikan kekuatan kita!” Beni berseru, memanggil genie oger berwajah sapi miliknya. Kairo muncul dengan postur besar dan aura kekuatan.
“Siap, Beni! Mari kita tunjukkan kepada mereka siapa yang lebih kuat!” Kairo menjawab, bersiap untuk pertarungan.
Crokton menggerakkan kepalanya, menunjukkan gigi tajamnya. “Baiklah, mari kita mulai!”
“Serangan Pertama, Kairo! Gempur dengan Pukulan Guntur!” Beni memerintahkan.
Kairo menghantam tanah dengan kekuatan, menciptakan gelombang guntur yang mengarah ke Crokton. Genie buaya itu hanya tersenyum dan menghindar dengan gesit.
“Sepertinya itu bukan yang terbaik yang kamu miliki,” Crokton mengejek. “Sekarang giliran aku! Serangan Air Menggulung!”
Crokton menggerakkan ekornya, memanggil gelombang air yang besar dan deras menuju Kairo. Beni terkejut dan berteriak, “Hati-hati, Kairo!”
Kairo berusaha untuk melawan, tetapi gelombang air itu terlalu kuat. Kairo terhantam dan terpelanting ke belakang, terhuyung sebelum bangkit kembali.
“Beni, kita harus lebih cepat! Gunakan Serangan Badai!” Kairo berusaha bangkit.
“Baik!” Beni berseru, berusaha mengumpulkan semua keberaniannya. “Kairo, serang dengan Badai Petir!”
Kairo mengumpulkan energi dan menciptakan badai petir yang mengarah ke Crokton. Tetapi Crokton dengan mudah menyerap serangan itu, dan setelah itu, dia membalas dengan serangan kuat dari giginya yang tajam.
“Serangan Menakutkan!” Crokton berteriak, meluncurkan serangan balik dengan sangat cepat.
Beni dan Kairo tidak bisa menghindar dan terhantam oleh serangan itu. Kairo jatuh terhuyung-huyung, dan Beni terjatuh ke tanah, merasakan kekalahan.
“Tidak! Kairo!” Beni berteriak, merasa frustasi.
Crokton mendekat dengan langkah berat. “Sepertinya kamu belum siap untuk tantangan ini, anak muda. Kamu dan genie-mu harus berlatih lebih keras jika ingin mengalahkanku.”
Dengan rasa sakit di hatinya, Beni mengangguk. “Kau benar, aku masih harus belajar dan berlatih lebih banyak.”
Mira dan yang lainnya berlari menghampiri Beni. “Beni, jangan putus asa. Ini hanya awal! Kita akan belajar dari pengalaman ini,” Mira men安akan.
“Ya, kita semua akan berlatih bersama. Kita akan menjadi lebih kuat!” Raka menambahkan.
Beni mengangguk, merasa semangat kembali. “Terima kasih, teman-teman. Aku akan berlatih lebih keras dan suatu saat akan kembali menantang Crokton!”
Dengan tekad yang baru, mereka meninggalkan tepi sungai, siap untuk menghadapi pelajaran berharga dari pengalaman ini dan menguatkan persahabatan mereka lebih dari sebelumnya.