Tentang seseorang siswa laki-laki bernama Yunan, dia adalah pewaris dari Angkasa Grup. Namun, dia merasa diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, semenjak sang ayah menikah lagi. Ayahnya lebih berpihak kepada ibu tiri dan kakak tirinya, yang berambisi mengusai perusahaan. Sementara ibu kandungnya telah meninggal dunia saat dia masih kecil.
Yunan hidup urak-urakan, dia sering mengikuti balapan motor liar di jalanan, bahkan dia sering bermasalah di sekolah. Saat ini dia menjadi siswa kelas 3 SMA di sekolah milik ayahnya. Banyak gadis-gadis yang memuja ketampanannya, mereka menyebutnya pangeran sekolah.
Tidak ada guru yang berani menghukumnya, selain guru biologi, guru cantik itu sama sekali tidak segan kepada Yunan yang notabenenya anak dari pemilik sekolah. Sehingga Yunan sangat kesal kepada guru itu.
Namun bagaimana jika ada sebuah kejadian tak terduga yang membuat Yunan dan guru biologi itu tiba-tiba menjadi sepasang suami-istri? Dan mereka harus merahasiakannya dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belajar Bersama Istri
Dara memutuskan untuk tidak membalas pesan dari Novan. Dia harus melupakan perasaannya pada pria itu walaupun sulit.
Setelah selesai makan malam, Dara melihat Yunan yang sedang memakai jaketnya berwarna hitam, "Kamu mau kemana?"
"Malam ini ada track motor."
Dara segera menghalangi langkah kaki Yunan, dia berdiri di depannya. "Kamu lupa ya sekarang ini aku akan mengajarkan kamu materi biologi. Agar kamu bisa menyelesaikan tugas halaman 56 dan halaman 60?"
Yunan menghela nafas, "Nanti aja deh."
"Gak bisa, kita sudah membuat perjanjian kalau aku bisa membujuk Malik untuk bersedia bicara jujur besok di sekolah, kamu akan menuruti apapun perkataanku."
"Tapi aku tidak menyetujuinya!"
Dara menatap tajam pada Yunan, dengan cepat Yunan menutupi kedua kupingnya dengan tangan. "Hhh... oke, oke, mari kita belajar." Yunan mengatakannya dengan nada kesal.
"Tapi kamu harus ingat kalau nilai ulangan aku bagus, kamu harus memberikan aku hadiah." Yunan mencoba mengingat perjanjiannya dengan Dara waktu di sekolah.
"Oke, aku akan memberikan hadiah apapun yang kamu mau, deal kan?" Dara mengulurkan tangannya.
"Oke deal." Yunan menjabat tangan Dara.
Yunan melepas jaketnya kembali, dia terpaksa harus belajar bareng Dara.
Mereka berdua duduk berdekatan di kursi sofa.
Dara mencoba menerangkan materi yang belum dikerjakan oleh Yunan.
Wajah Dara nampak memerah begitu menyadari materi apa yang akan disampaikan pada Yunan. Padahal di sekolah dia menjelaskan materi biologi itu dengan lantang di depan banyak murid, tapi kenapa harus gugup hanya karena didepan satu murid.
Tenang Dara, dia ini bocah, dia gak akan paham._ Dara meyakinkan hatinya.
"Emm... Apa kamu tau apa itu fertilisasi?"
Yunan menganggukan kepala, "Tau. Fertilisasi itu proses ketika sel telur bertemu sel spe-rma dan bersatu membentuk zigot, lalu berkembang menjadi embrio sebagai cikal bakal pembentukan janin, betul bukan?"
Dara menelan saliva mendengarnya, dia menganggukan kepala. "Ternyata kamu tau, kenapa tidak mengerjakan soal?"
"Aku malas." jawab Yunan dengan santai, Yunan terdiam sejenak, dia baru sadar dengan apa yang dia ucapkan tentang proses pembuatan anak, membuatnya meneguk saliva.
Namun, Yunan harus berpura-pura biasa saja, jangan sampai Dara tau dia panas dingin membayangkannya.
"Ya... ya sudah kalau kamu tau materinya, aku gak perlu menerangkannya. Malam ini juga kamu harus menyelesaikan tugas kamu itu." Dara lebih baik tidak menerangkan materi tentang proses pembua-han pada manusia itu kepada Yunan, bagaimana kalau tiba-tiba bocah itu malah meminta praktek?
Dara menggelengkan kepala, kayaknya gak mungkin, Yunan tidak mungkin paham. Dia belum cukup umur untuk memahami itu semua.
...****************...
Yunan sudah menyelesaikan tugas halaman 56 dan 60 itu, walaupun mengerjakannya dengan susah payah. Dia mengeliat kedua tangannya.
"Hei, aku sudah se..."
Yunan tidak meneruskan perkataannya begitu melihat Dara yang sedang tertidur, dia menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa disamping Yunan.
Yunan memperhatikan wajah Dara dengan begitu lama, kecantikannya membuat pandangan Yunan tak bisa berpaling. Pantas saja jika banyak siswa mengidolakannya karena Dara memang seorang wanita dewasa yang begitu cantik dan mempesona.
Yunan tidak mungkin membangunkannya, dia pasti kelelahan setelah berusaha keras untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah, dia harap besok masalahnya teratasi dengan benar dan adil.
Yunan segera menggendong Dara membawanya ke kamar, dia membaringkan tubuh Dara di atas kasur lalu menyelimuti tubuh wanita itu dengan selimut tebal, kemudian dia tersenyum memandangi sang istri.
Malam ini Yunan harus tidur di kursi sofa lagi, karena dia masih terbayang dengan materi biologi yang di bahas oleh Dara malam ini, dia takut akan memperaktekannya pada Dara.
...****************...
"Malam ini kamu menginap lagi kan disini?" tanya Yuri, dia membenamkan wajahnya di dada bidang Novan, Novan nampak terengah-engah setelah mencapai pelepasan, dia masih menindih tubuh Yuri.
"Maaf, gak bisa. Kebetulan hari ini aku ada urusan."
"Urusan apa?"
"Pekerjaan aku banyak sekali."
"Sayang sekali padahal aku masih kangen sama kamu."
Padahal Novan ingin pergi ke kosan Dara untuk menemuinya, karena dari tadi Dara tidak membalas pesan darinya. Membuatnya kesal. Dara telah mengabaikannya.
Novan segera turun dari ranjang, dia memakai pakaiannya kembali. Dia tahu kosan tempat Dara tinggal begitu ketat, karena itu dia tidak boleh kesana terlalu malam, dan harus melapor dulu ke pemilik kosan. Novan harus bertemu dengan Dara malam ini juga.
Yuri hanya menghela nafas, Novan sangat sibuk sekali makanya dia jarang ada waktu untuknya, padahal dia ingin sekali Novan memiliki waktu yang banyak untuknya.