Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SONG JINGCHEN DAN CHU HAITANG
Saat pintu kamar terbuka, Chu Haitang mengintip di balik kerudung, empat orang prajurit masuk membawa tandu dengan Song Jingchen duduk di atasnya.
Mereka segera menurunkannya, kemudian membantu pemuda itu untuk duduk di kursi, tepat di samping tempat tidur.
"Yang mulia, Nyonya, kami permisi!" ucap para prajurit sambil mundur, mereka bergegas keluar dari kamar itu, meninggalkan sepasang pengantin baru.
"Kemarilah!" ucap Song Jingchen sambil melambaikan tangan ke arah Chu Haitang.
"Aku?" tanya Chu Haitang sambil menunjuk pada dirinya sendiri.
Song Jingchen langsung mengangguk, "Tidak ada orang lain di sini,"
Chu Haitang menggeser tubuhnya, dia mendekat ke arah Song Jingchen, kemudian duduk di ujung tempat tidur, berhadapan dengan pemuda itu. Tangan Song Jingchen terulur, membuat mata Chu Haitang melotot di balik kerudungnya.
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Chu Haitang, dia semakin meningkatkan kewaspadaan.
"Menurutmu?" tanya Song Jingchen sambil menyipitkan matanya, ada ketidaksenangan dalam nada suara pemuda itu.
"Jangan macam-macam!" ucap Chu Haitang mengancam, Song Jingchen hanya menggelengkan kepala.
"Bukankah aku harus membuka kerudungmu?" ucapnya, membuat wajah Chu Haitang sedikit malu. Dia terlalu banyak berpikir, padahal pemuda itu hanya ingin membantu.
Dalam sekejap, paras secantik Dewi muncul, memiliki rona merah yang samar di pipinya, matanya yang tajam dengan bulu mata yang panjang terlihat sangat istimewa, apalagi bibir tipisnya yang mungil dan begitu menggemaskan, membuat Song Jingchen lagi-lagi menelan air liurnya. Penampilan Chu Haitang benar-benar yang terbaik.
Batuk!
"Kau sudah makan?" tanya Song Jingchen, tiba-tiba saja dia merasa gugup, setelah melihat wajah gadis yang telah dua tahun ini tidak dilihatnya.
Chu Haitang mengangguk, "Ya, tadi pelayan ibu selir datang membawaku ke kamar sebelah."
"Hmm..." Song Jingchen menjawab pelan, suaranya seperti dengungan nyamuk.
"Istirahatlah! Aku akan memanggil prajurit dan tidur di kamar lain," ucap Song Jingchen.
Chu Haitang mengerutkan dahinya, "Sangat cepat! Apakah para pelayan di istana ini melayanimu dengan baik, sehingga kau begitu ingin cepat pergi?"
Song Jingchen menatap wajah cantik di depannya, dia menarik nafas panjang. "Jangan terlalu banyak berpikir, aku tidak memiliki maksud seperti itu."
"Apa kau sudah tidak sabar untuk membawa pelayanmu ke tempat tidur?" tanya Chu Haitang, membuat wajah pemuda di depannya langsung berubah menjadi sangat jelek.
"Kau adalah nyonya di istana ini, lagi pula aku tidak pernah dekat dengan pelayan manapun. Hanya Zhao Gong yang selalu ada di sekelilingku, bersama beberapa orang penjaga rahasia. Jika kau merasa tidak nyaman dengan kehadiran para pelayan, kau bisa menyingkirkannya, aku tidak akan ikut campur. Masalah istana ini, mulai sekarang diserahkan padamu, kau yang akan mengaturnya sebagai istriku." ucap Song Jingchen panjang lebar.
Chu Haitang tersenyum, wajahnya terlihat sangat ceria. Dia segera menganggukkan kepala, "Tentu saja, karena kau sudah mengatakannya, maka aku tidak akan sungkan lagi."
Song Jingchen hanya menggelengkan kepala setelah mendengar jawaban dari gadis itu, entah kenapa dia berubah menjadi sangat sabar, setiap kali berhadapan dengan Chu Haitang. Padahal selama ini semua orang juga mengetahui bagaimana perangai pemuda itu, dingin dan kejam.
"Aku akan membantumu membuka pakaian, kau akan tidur di sini denganku!" ucap Chu Haitang, sambil melepaskan jubah pemuda itu. Song Jingchen segera membuang wajah, pipinya terasa panas, ujung telinga pemuda itu memerah, membuat Chu Haitang tertegun.
'Dasar orang kuno, mereka gampang sekali merasa malu, padahal di zaman modern, pria dan wanita bahkan bersikap lebih intim, meskipun mereka belum terikat pernikahan.'
Melihat Chu Haitang membungkukkan tubuhnya, wajah Song Jingchen langsung menghitam. "Zhao Gong!"
Pintu kamar tiba-tiba saja terbuka, Zhao Gong masuk dan langsung mendekat. "Ya tuanku!"
"Bantu aku ke tempat tidur!" ucap Song Jingchen, Zhao Gong mengangguk, dia segera membantu majikannya untuk berbaring.
Chu Haitang berjalan menuju meja rias, dia melepaskan 1 persatu aksesoris rambutnya, sambil sesekali menoleh ke arah pemuda yang terbaring di atas tempat tidur. Bibir gadis itu berkedut, melihat pemuda dingin yang sok acuh tak acuh di depannya.
"Yang mulia!" panggil Chu Haitang sambil berjalan menuju tempat tidur.
Dahi Song Jingchen berkerut, "Ada apa?"
"Apakah semua yang dikatakan oleh ibu selir itu benar? Tentang keracunanmu terakhir kali, bukankah aku sudah memberikan obat tambahan agar kau bisa menekan racun dingin di tubuhmu?" ucap Chu Haitang sambil naik ke ranjang, di permukaan dia terlihat tenang, namun jauh di dalam hatinya dia benar-benar gugup.
Dalam dua kali kehidupannya, dia hanya dekat dengan beberapa orang pria, namun tidak pernah seintim saat ini. Dia bahkan belum pernah memiliki kekasih, apalagi untuk menikah.
Suasana hati Song Jingchen tiba-tiba saja berubah menjadi sangat buruk, ada kilatan kemarahan dan kebencian dari matanya, namun dalam sekejap, dia kembali menenangkan diri. "Jangan terlalu di pikirkan, di masa depan, jangan membahas masalah apapun dengan bebas, dinding memiliki telinga!"
Mendengar peringatan dari Song Jingchen, Chu Haitang langsung cemberut. "Baiklah, sepertinya aku harus segera mengirim semua orang ke pasar budak, 70% dari mereka merupakan mata-mata, hanya sedikit yang benar-benar setia mengabdi terhadap istana Jin'an."
Song Jingchen hanya melirik, namun tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia tidak menyuruh atau melarang istrinya untuk bertindak. Memang benar, selama ini dia tidak terlalu memperhatikan orang-orang yang tinggal di dekatnya, sehingga beberapa pihak mendapatkan keuntungan lebih. Mereka bahkan menanam lebih banyak mata-mata lagi di kediamannya.
Keesokan harinya, 5 orang pelayan saling mengobrol. Mereka seakan tidak menghormati Chu Haitang yang baru saja masuk ke istana sebagai seorang selir, bahkan Yan'er masih saja bersikap sombong, dia yakin bahwa pernikahan antara Song Jingchen dengan Chu Haitang adalah sesuatu yang dipaksakan oleh selir Song. Dia tidak yakin jika majikannya akan benar-benar jatuh hati pada gadis desa itu, dan merasa dirinya jauh lebih baik dalam segi penampilan maupun status.
"Kakak Yan'er, apakah selir yang mulia itu benar-benar cantik?" tanya salah seorang pelayan, dia terlihat 2 tahun lebih muda.
Yan'er langsung tertawa terbahak-bahak, "Bagaimana menurutmu? Pernahkah kau melihat seorang gadis petani yang memiliki penampilan jauh lebih baik dibandingkan denganku?"
"Kau benar, kakak Yan'er pasti jauh lebih cantik di bandingkan selir yang mulia. Dia hanya memiliki keberuntungan karena disukai oleh selir Song," jawabnya sambil terkekeh.
Meskipun mereka mengetahui jumlah mahar yang dibawa oleh gadis itu saat datang ke istana Jin'an, namun tidak membuat mereka merasa risih untuk menggosipkannya.
"Apakah kalian terlalu bebas? Jika benar, sepertinya kepala pelayan tidak bisa menjalankan kewajibannya dengan baik!" ucap Chu Haitang sambil berdiri di belakang kelima orang pelayan itu, kedua tangannya disilangkan di depan dada.
"Selir! Ini, ini, tidak seperti yang anda dengar," ucap para pelayan itu sambil menunduk.
"Memangnya kalian tahu apa yang aku dengar?" tanya Chu Haitang sambil menatap satu persatu wajah para pelayan yang berdiri di depannya. Mereka hanya menggelengkan kepala, namun jauh di dasar hatinya merasakan firasat buruk, setelah melihat wajah cantik gadis yang tersenyum dingin.
"Mulai hari ini, kalian tidak perlu bekerja lagi di Istana Jin'an! Aku tidak membutuhkan orang-orang yang pemalas dan terlalu banyak bergosip seperti kalian!" ucap Chu Haitang dengan sangat tegas, matanya memancarkan aura ketidak pedulian.
"Selir, selir!" wajah para pelayan terlihat pucat, mereka merasakan ketakutan yang sangat besar saat berhadapan dengan Chu Haitang.
siapa yg mau di rayu silakan🤭