NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Pro kontra selalu saja ada. Begitu juga dengan keributan yang terjadi di warung Laila. Ada yang membela Laila ada pula yang juga mencemoohnya. Namun kue-kuenya tetap laris manis, sudah habis sebelum pukul sepuluh. Teh Yayuk pulang setelah mengerjakan semua pekerjaannya.

Arman yang masih setia di sana, menemani dan mendengar keluh kesah Laila. Membiarkan perempuan itu menangis lagi di depannya.

"Mulut mereka sangat jahat, tidak masalah kalau menyerang saya. Asal jangan pada anak-anak."

"Tidak semua orang seperti itu. Hanya mereka yang usil saja yang tidak bisa menjaga mulut mereka. Jadinya ya seperti ini, menyakiti."

"Rasanya mau saya robek saja mulut mereka itu" dengan gemasnya kedua tangan Laila memperagakan apa yang ingin dilakukannya.

Alhasil, kedua sudut bibir Arman tertarik sempurna.

"Kamu boleh membalas mereka sebagai bentuk perlindungan diri asal jangan sampai menghilangkan kamu yang sudah sangat baik."

"Saya masih jauh dari kata itu, hanya sedang berusaha melakukannya."

"Iya, terkadang kehadiran orang-orang itu akan membuat kamu semakin kuat dan tangguh." Arman kembali dalam mode serius.

"Kalau saya kuat. Bagaimana kalau justru saya tumbang?."

"Seperti yang kamu katakan, saya tidak tahu apa-apa untuk menjadi seorang Ibu bagi Halwa dan Salwa. Tapi saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk mereka walau masih banyak kurangnya."

Arman menarik napas lalu mendekati Laila. "Aku minta maaf telah menyakitimu."

"Tidak apa-apa, kamu memang benar."

Hening, keduanya terdiam untuk beberapa lama.

"Tadi apa yang kamu tempel?" Laila bangkit lalu melihat depan etalase. Kemudian Laila tersenyum.

Dari tempatnya Laila menatap Arman. "Terima kasih sudah melakukannya. Saya memang membutuhkan waktu untuk menata kembali perasaan yang sakit."

"Semoga cepat kembali pulih untuk perasaanmu dan Salwa tidak trauma."

"Aamiin."

"Tapi kamu masih mau 'kan menaruh kue-kue di kantin pabrik?."

"Iya, satu minggu waktu yang cukup bagi saya untuk istirahat sebelum membuat kue untuk ditaruh di pabrik."

"Hmmm."

"Teh Linda bagaimana?."

"Seharusnya saya bisa memisahkan antara Teh Linda dan kedua saudaranya itu. Tapi mungkin sekarang saya masih butuh waktu. Anggap saja satu minggu ini istirahat untuk kita semua."

"Iya."

Arman pamit pulang karena sore ini harus mengantar Mama Astuti dan Inggit pulang ke kota. Tiba di rumah langsung mendapati wajah Inggit yang merengut.

"Sudah pamit sama Laila nya?."

"Aku tidak pamit."

"Kenapa?."

"Bukan urusannya juga aku mau pergi ke mana."

Mama Astuti mengusap rambut panjang Inggit. Ikut bicara guna menenangkan hati calon menantunya yang dilanda cemburu.

"Arman akan tetap setia sama kamu, tidak mungkin selamanya Arman membantu Laila. Kalau Mama lihat juga perempuan itu perempuan baik-baik. Tidak memanfaatkan kebaikan Arman."

"Iya, Ma. Aku juga melihatnya seperti itu."

"Lalu apa lagi yang kamu khawatirkan?."

Inggit menatap Arman yang asyik dengan handphonenya. Membalas pesan dari Abangnya yang ada di tempat rehabilitasi.

"Kalian sudah siap?." Arman menaruh handphonenya.

"Sudah, tinggal menunggu kamu saja" jawab Inggit.

Arman mengangguk lalu bangkit berdiri sembari menyambar handphonenya.

"Aku mandi dulu."

Mama Astuti dan Inggit mengangguk.

Kembali ke rumah Laila, tidak ada aktivitas membuat kue. Untuk sementara Laila istirahat dari kegiatan itu. Kembali Ibu Laila dan kedua anaknya bicara dari hati ke hati. Mengenai hal-hal yang bisa dilakukan guna melindungi diri sendiri dari kejahatan.

Bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain dan Ibu Laila membuat mereka hafal di luar kepala. Semoga tidak ada lagi kejadian ini ke depannya kalau ada diharapkan kedua anaknya bisa melindungi diri.

Ibu Laila menemai kedua anaknya tidur. Selain membacakan doa, lagi-lagi Ibu Laila menyelipkan cerita pentingnya melindungi dan menyayangi diri sendiri. Menjaganya dari siapa pun. Sampai akhirnya anak-anak tidur dengan nyenyak.

Laila bangkit lalu menyelimuti anak-anaknya. Kemudian menuju dapur. Melihat pencapaiannya sudah sejauh ini. Sayang kalau harus menyudahinya tapi kalau dilanjutkan takut dirinya akan sibuk dan mengabaikan anak-anak. Tapi di satu ini usaha ini untuk mencukupi kehidupannya. Laila pun segera mengambil wudhu dan shalat. Memanjatkan doa, memohon petunjuk perihal atas pilihannya.

Sambil berbaring Laila membuka handphone. Sudah banyak pesanan yang masuk untuk minggu depan. Semoga saja segera ada petunjuk dalam waktu satu minggu ini. Laila pun memejamkan mata. Mengistirahatkan seluruh tubuhnya yang sangat lelah karena urusan dunia yang harus dikejarnya sendiri.

Satu minggu kemudian.

Warung Laila sudah kembali beroperasi tetapi hanya menerima pesanan saja karena keterbatasan orang untuk sementara waktu. Hanya ada Teh Yayuk dan Mang Iwan yang membantu.

Salwa pun sudah kembali ke sekolah, tadi Ibu Laila yang mengantarnya. Dan nanti Ibu Laila juga yang akan menjemputnya, jalan kaki juga.

Sekarang Laila telah kembali sibuk dengan pisang, tepung dan bahan-bahan yang lain. Ada tambahannya juga, puding yang terakhir kali dibuatnya dan itu langsung habis terjual.

Tidak boleh larut dalam satu keadaan, segera dirinya harus segera bangkit demi dirinya dan kedua anaknya. Belum lagi cicilan bank keliling yang sudah menantinya setiap awal bulan.

"Ada yang pesan dari luar kota." Ucap Teh Yayuk.

"Belum bisa Teh, kita masih terkendala pengiriman."

"Oke, aku tolak dulu ya."

"Iya."

"Tapi saya kepikiran sih untuk memiliki ekspedisi yang bisa mengantar makanan sampai jauh gitu" ucap Laila penuh semangat.

Seminggu istirahat nyatanya sanggup memunculkan ide-ide yang sebenarnya sangat mustahil namun coba Laila wujudkan dengan tekad dan keyakinannya serta doa-doa yang terus di langitkan.

"Aamiin, aku bantu tenaga dan doa saja ya, Laila."

"Aamiin, terima kasih Teh Yayuk."

"Ada tambahan lagi pesanan dari Pak Arman." Kemudian Teh Yayuk membacanya untuk Laila.

"Butuh sekarang atau bisa menunggu?." Tanya Laila melihat persediaan puding yang pesan.

"Katanya nanti sore, pas bubar pabrik. Diambil ke sini."

"Masih keburu kalau saya buat lagi, ini tinggal sedikit."

"Ada yang pesan lagi, Yuk." Teriak Mang Iwan dari arah luar.

"Pesan apa?."

"Puding coklat, cup sedang 10 cup."

"Siapa yang pesan."

"Itu mahasiswa yang magang di balai desa. Nanti aku antar sekalian antar pesanan yang lain."

Teh Yayuk segera menghampiri Mang Iwan yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas teras.

"Kok bisa kenal sama mereka? Ada mainnya kamu sama mereka?. Kenapa tidak pesan ke handphonenya Laila?."

Mang Iwan mendongak, menatap istrinya yang sedang terbakar api cemburu.

"Mereka tidak ada yang tahu nomor handphonenya Laila. Kebetulan aku antar pesanan Bu Bidan dan mereka sedang kumpul di sana. Jadi sekalian pesan sama aku."

"Awas saja kalau kamu macam-macam." Ancam Teh Yayuk memasang wajah galak.

"Iya, istriku yang cantik." Gombal Mang Iwan yang membuat Teh Yayuk kembali ke dapur.

Laila sendiri tersenyum. Walau dirinya telah dua kali menikah tapi belum pernah merasakan manis dan pahitnya berumah tangga.

Bersambung......

1
Watini Salma
jadi penasaran kelanjutannya Laila sama Arman apa berjodoh ya
La Rue
semoga ikhtiar Laila berhasil demi kebaikan anak-anaknya
La Rue
Laila tetaplah kuat buat kedua anakmu
Sadiah Suharti
lanjut thor
Watini Salma
cerita nya ringan enak dibaca nya mudah dipahami menarik dan menginspirasi, lanjut kakak /Good//Pray/
Watini Salma
Alhamdulillah up lagi, semoga Laila jadi orang sukses dan bahagia dengan kedua anak nya
Watini Salma
lanjut kakak, cerita nya menarik tetap semangat ya
La Rue
Ditunggu kelanjutannya
La Rue
pasti mau memfitnah Laila ni
seftiningseh@gmail.com
semangat buat up nya kak
jangan lupa dateng aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
La Rue
Alhamdulillah rezeki Laila dan anak-anaknya
QueenRaa🌺
lanjut thorr! semangat up💪

jangan lupa mampir di beberapa karyaku ya😉
La Rue
ceritanya bagus ditunggu kelanjutannya...🥰👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!