6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
"Kenapa wajahmu jadi tegang seperti itu?" tanya Jessi hingga berhasil membuyarkan semua lamunan Ansara.
Sontak saja Ansara kembali memasang wajahnya yang biasa-biasa saja, tak ingin sekretaris Jessi sampai membaca kecemasan yang dia rasakan di dalam hati.
Ansara juga langsung membuka dokumen miliknya sendiri, kembali sibuk dengan pekerjaan. Namun di dalam hati menunggu-nunggu kapan Adrian akan memanggilnya untuk masuk ke ruangan.
Namun bagi Adrian kedatangan om Beni sedikitpun Tidak membuatnya terpengaruh. Jika om Beni tetap menjalankan rencananya, maka Adrian tak akan segan untuk melakukan audit di perusahaan cabang.
Audit harus digelar terbuka agar ayah Gionino bisa melihat semua kecurangan om Beni secara langsung, bukan karena dia yang menunjukkan.
Tak lama setelah kepergian om Beni, asisten Juan pun tiba di kantor dan langsung masuk ke ruangan sang CEO.
Ansara yang melihat terus bertanya-tanya di dalam hati kenapa dia tidak dipanggil. Padahal katanya tadi Adrian akan sering memanggilnya masuk ke ruangan itu.
Tapi sampai jam istirahat tiba masih belum ada tanda-tanda Adrian akan memanggilnya.
"Sekretaris Ansara, aku ingin ke kantin. Kamu mau ikut atau tidak?" tanya Jessi.
"Tidak, pergilah lebih dulu. Aku akan berjaga di sini sampai kamu kembali."
Jessi hanya mengangguk saja, tawarannya pun sebenarnya tidak serius hanya basa basi semata. Tapi mengingat ketegangan mereka beberapa waktu lalu Jessi jadi tak bisa semena-mena lagi, sebisa mungkin juga harus menjalin hubungan demi pekerjaan yang profesional.
'Haruskah aku mengetuk pintu ruangannya?' batin Ansara, mulai bicara sendiri di dalam hati setelah sekretaris Jessi pergi.
Kedua mata Ansara terus menatap pintu yang tertutup itu, lalu terkejut sendiri ketika tiba-tiba pintu ruangannya terbuka.
Ansara sampai reflek berdiri, melihat Adrian dan asisten Juan menghampirinya. "Kenapa wajahmu tegang sekali?" tanya Adrian, heran sendiri melihat wajah sang kekasih.
Asisten Juan kemudian pergi lebih dulu meninggalkan mereka berdua.
"Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Ansara lirih.
"Hem, semuanya baik-baik saja. Lalu kenapa kamu nampak cemas?" tanya Adrian.
Ansara tak bisa menjawab dengan gamblang.
"Apa karena tamu tadi menutup pintu dengan keras dan kamu khawatir?" tebak Adrian.
Dengan ragu Ansara mengangguk.
"Ayo keluar, kita bicara di mobil."
"Mau kemana?"
"Makan siang di luar."
Ansara mengangguk, dia mengambil tasnya dan pergi bersama dengan Adrian. "Yang datang tadi omku, om Beni namanya," ucap Adrian, masih berada di dalam lift namun dia sudah menjelaskan.
"Kenapa dia marah?"
"Om Beni memegang perusahaan cabang, tapi dia menyalah gunakan anggaran keuangan. Aku berencana melakukan audit, karena itulah dia marah," jelas Adrian.
Sebuah penjelasan yang membuat Ansara menghela nafas lega, karena akhirnya tahu keributan yang terjadi beberapa saat lalu tidak ada hubungan dengannya, dengan status rahasianya dan Adrian.
Sementara Adrian tak ingin membuat Ansara cemas, jadi tetap menyimpan rapat-rapat tentang niat om Beni yang hendak mengatur perjodohan untuknya.
Adrian benar-benar ingin menikmati waktu kebersamaannya dengan Ansara tanpa ada gangguan apapun. Entah dari perusahaan atau pun keluarganya.
"Sudah tidak cemas lagi?" tanya Adrian dan Ansara akhirnya mengangguk dengan senyum yang mulai kembali terukir.
Dari tatapan keduanya nampak jelas jika cinta itu ada, namun saat pintu lift terbuka keduanya langsung memutus tatapan seolah tidak memiliki hubungan apa-apa.
Tapi saat sudah masuk ke dalam mobil, Adrian langsung menarik tengkuk Ansara dan mencium bibir sang gadis dengan mesra.
Melumaatnya membuat jadi basah.
Emh! Ansara yang terkejut hanya mampu melenguh. Tapi memejamkan mata menerima sentuhan tersebut.
Adrian sangat mencintai gadis ini, sejak tadi dia sudah menahan diri. Melihat Ansara yang mencemaskannya membuat Adrian makin tak tahan untuk mencium.
Tapi sayangnya mereka butuh tempat aman untuk melakukannya.
"Daripada mencemaskan aku, lebih baik cemaskan dirimu sendiri," ucap Adrian setelah puas mencium dan melepaskan bibir Cherry milik Ansara.
Setelah Adrian cium, kini terlihat semakin merah.
"Kenapa aku harus mencemaskan diriku sendiri?"
"Karena aku akan sering mencium mu tiba-tiba seperti ini."
Sudah lama gak update kak🙏