NovelToon NovelToon
Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / Showbiz / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.

Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.

Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 How do I Like My Eggs?

Cherly mulai mencium bibir Jevan. Awalnya ia ragu, tapi lama kelamaan ia mulai berani. Sambil meraba tubuh Jevan, ia mulai berani mencium Jevan dengan penuh gairah. Cherly senang, ternyata ia memang memiliki gairah, tidak kaku seperti yang ia sangka selama ini.

"Bebaskan dirimu, Cherly. Aku akan membantumu"

"Oh, Jev... Aku ingin, tapi aku takut... "

"Jangan takut, kamu sudah setengah jalan dan kamu hebat" Cherly lalu menunduk sambil tersenyum malu. Jevan lalu teringat sesuatu.

"Cherly, ini kan yang pertama bagimu ya?"

"Iya, Jev"

"Well... Mmm... Aku mengerti jika kamu ingin melakukannya dengan kencan pertama kamu nanti, jadi saat ini kita cukup melakukan tidur bersama saja tanpa melakukan aktivitas lain"

"Memangnya kamu tak ingin melakukannya denganku, Jev?"

"Bukan begitu. Aku sih mau saja asal kamu juga mau. Tapi aku perlu menceritakan sesuatu dulu denganmu"

"Menceritakan apa, Jev?"

"Begini, sewaktu kamu sedang mencoba lingerie, seorang pria mendatangiku. Dia bilang kamu lucu dan dia minta aku untuk menyerahkan kartu namanya untukmu"

"Benarkah? Memangnya ada pria yang benar-benar tertarik padaku?"

"Ada dong. Ini buktinya" Jevan lalu menyerahkan kartu nama dari Glen kepada Cherly yang membelalakkan matanya karena terkejut. Belum pernah ada seorang pria pun yang ingin berkenalan dengannya karena alasan pribadi selain karena urusan pekerjaan.

"Dia benar-benar memberikan kartu namanya padamu?"

"Iya, benar. Kamu kan udah liat sendiri itu kartu namanya"

"Jadi orang bernama Glen ini ingin mengajak aku untuk berkencan?"

"Dia tidak bilang begitu sih, hanya baru mau berkenalan denganmu"

"Oh, begitu ya... "

"Iya. Jadi, apakah kamu ingin latihan dulu denganku atau kamu ingin Glen menjadi yang pertama bagimu?"

"Well... Mmm... "

***

Jevan pergi ke kamar mandi yang berada di kamar Cherly untuk membersihkan diri. Semalam Cherly memang sudah mulai bereaksi dan menciumnya, lalu ia mulai menyentuh tubuh Jevan karena rasa ingin tahunya yang besar.

Tetapi setelah mendengar Jevan menyebut nama Glen, Cherly jadi urung melakukan hubungan se*sual bersama Jevan karena ia ingin saat pertamanya bersama dengan seseorang yang memang menginginkannya, bukan dengan seseorang yang sengaja ia sewa seperti Jevan.

Setelah selesai membersihkan diri, Jevan lalu berpakaian. Cherly yang semula masih tidur karena semalam hampir tidak tidur dengan mengobrol tentang banyak hal bersama Jevan, akhirnya terbangun mendengar suara Jevan yang sudah berpakaian lengkap.

"Sorry Cherly, aku tak bermaksud membuatmu terbangun. Tetapi aku memang ingin berpamitan pulang sih"

"Tidak apa, Jev. Kamu juga pasti masih mengantuk seperti aku. Aku buatkan sarapan dulu ya baru nanti kamu bisa pulang kalau sudah selesai sarapan"

"Boleh, asal tidak merepotkan"

Cherly lalu beranjak ke dapur untuk membuat sarapan. Jevan lalu mengikutinya ke dapur.

"Duduk sini. Kamu tak perlu membantu, tinggal kasih tau aku aja telur kesukaan kamu maunya di masak seperti apa"

"Apa saja aku suka, aku ikut kamu aja deh"

"Aku mau buat sunny side up, kamu mau buat itu juga?"

"Iya boleh"

"Oke then. Di kulkas ada jus jeruk, tolong bantu tuangkan ya untuk kamu dan aku. Oh, susu juga ada. Kamu tuang sendiri aja ya kalau mau susu juga"

"Oke, Cher"

"Aku ga terlalu suka telur rebus, baik poached eggs, Benedict eggs, atau jenis lainnya karena kuning telurnya terasa amis bagiku. Apalagi kalau yang setengah matang, aku lebih ga suka lagi karena amisnya lebih terasa di banding yang matang seluruhnya"

"Iya sih, memang. Aku tahu apa yang kamu maksud"

Setelah itu Cherly tertawa.

"Kenapa kamu tiba-tiba tertawa?"

"Aku sebenarnya menertawakan diriku sendiri karena heran ternyata aku bisa ngobrol panjang lebar dengan seorang pria. Padahal selama ini aku selalu kikuk. Sepertinya itu karena kamu orangnya memang menyenangkan, Jev"

"Terima kasih, Cherly"

Setelah menuangkan jus jeruk untuk dirinya sendiri dan juga untuk Cherly, Jevan termenung. Sebenarnya memang ia tak pernah memikirkan telur seperti apa yang ia suka, karena selama ini mommynya juga selalu membuatkan dengan jenis yang berbeda setiap harinya dengan tujuan agar ia tak terlalu pilih-pilih makanan. Tapi jika suatu hari nanti ia berkesempatan untuk menikah dan mempunyai pasangan tetap, ia ingin punya makanan favorit seperti jenis telur yang ia suka yang akan di masakkan oleh istrinya suatu hari nanti.

'Hah, istri. Kenapa aku berpikiran seperti itu? Memangnya itu mungkin untukku?' Jevan lalu menertawakan dirinya sendiri karena ia tahu itu tak mungkin.

"Kamu ga pernah ingin mencoba untuk kerja kantoran seperti orang-orang pada umumnya, Jev?" Jevan tak menjawab. Cherly yang posisinya membelakangi Jevan lalu membalikkan badannya untuk mencari tahu kenapa Jevan tak menjawab pertanyaannya.

"Pantesan kamu diam aja, ternyata lagi melamun ya"

"Eh? Apa? Kamu bilang apa tadi?"

Cherly lalu tersenyum maklum.

"Tidak apa-apa, sepertinya kamu lagi serius memikirkan sesuatu jadi terusin aja lamunan kamu"

"Maaf, Cher"

"Tidak apa-apa, Jev. Santai saja. Nah, sarapan kita udah selesai aku buat nih. Ayo kita makan!"

"Ayo"

"Gimana? Enak ga?"

"Enak kok. Lain kali aku boleh kesini lagi ga pagi-pagi cuma untuk minta di buatin sarapan?"

Cherly lalu tertawa mendengar candaan Jevan.

"Boleh-boleh aja, tapi sayangnya aku cuma bisa buat menu sarapan, masakan lain aku ga bisa"

"Ga apa-apa, Cher. Lagian aku cuma becanda kok. Lain kali kalau aku kesini pastinya kamu akan merasa terganggu, apalagi kalau nanti kamu jadi dekat sama Glen"

"Do'ain aja ya Jev, aku sebenarnya ga berani berharap soal itu"

"Kenapa ga berani? Ikuti aja dulu saran dari aku, siapa tau berhasil. Iya ga?"

"Ya baiklah, akan kulakukan demi kamu"

"No, bukan demi aku tapi untuk dirimu sendiri, Cherly"

"Baiklah, Jev"

"Well, sarapannya enak sekali, terima kasih. Aku kenyang dan senang, tetapi aku harus segera pulang"

"Karena tugas lain sudah menunggu?"

"Yaa... Bisa di bilang begitu"

"Terima kasih, Jev. Aku senang berkenalan denganmu" Cherly mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Jevan dan Jevan menyambutnya sambil tersenyum.

"Jabat tangan begini kaku, Cher. Aku ingin memelukmu jika kamu ga keberatan"

"Aku sih ga keberatan, tapi aku kan belum mandi"

"It's oke, I don't mind"

Jevan lalu memeluk Cherly sambil membisikkan sesuatu ke telinga Cherly.

"Berbahagialah, Cher. Dengan Glen atau pria lain yang baik hati, aku harap kamu bahagia"

"Thanks, Jev. Kamu baik sekali. Kalau kamu ga kerja seperti ini, mungkin kamu bisa jadi pacarku. Tapi aku kan lebih tua dari kamu dan aku orangnya posesif" Ucap Cherly sambil memainkan matanya seperti mata genit. Jevan lalu tertawa karena ia tahu kalau Cherly hanya mencoba untuk bercanda. Setelah berpamitan, Jevan lalu menaiki kendaraannya sambil melambaikan tangan kepada Cherly.

***

Jalanan di pagi hari menjelang siang tak terlalu ramai di hari Sabtu. Setelah tiba dan mengunci mobilnya, Jevan langsung mencari mommy-nya di kamar dan mendapatinya masih tertidur dengan lelap. Kemudian pintu depan terdengar ada yang mengetuk dan Jevan lalu segera membukakannya.

"Apakah ia begitu istimewa sampai kamu bersedia untuk menginap semalam, Jev?"

Tetapi bukannya menjawab, Jevan malah tersenyum jahil kepada si pengetuk pintu yang ternyata berjenis kelamin wanita tersebut.

1
Okto Mulya D.
katanya polisi wanita lha ini koq pria? Apa aku salah baca sinopsis nya?
Out on Corner: iya polisi wanita tapi dia belum muncul, nanti datangnya belakangan 😁✌
total 1 replies
Ryan Hidayat
who???
Out on Corner: jawabannya ada di bab yang aku post hari ini ya 🙏
total 1 replies
anggita
klo lagi gugup... kadang juga bisa gagap😁
Out on Corner: /Grin/
total 1 replies
anggita
like👍+☝☝iklan.
anggita
🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!