tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang harus aku lakukan?
“Ehemm.’’ Darius berdehem Ketika melihat Arleta tidak merespon ucapannya barusan, hingga Arleta pun tersadar, kemudian Wanita itu tersenyum.
‘’Hallo, Alena, bibi sudah melihatmu beberapa kali Ketika kau ke kantor, tapi bibi baru menyapamu sekarang,’’ ucap Arleta, dan tentu saja Alena hanya tersenyum,
‘’Senang bertemu denganmu bibi,’’ jawab Alena sambil tersenyum, tapi tatapan matanya menatap malas pada Arleta.
“Papa, duduklah, aku akan membuatkan minuman dan cemilan untuk kita,’’ ucap Alena, hingga Darius mengangguk, Alena melepaskan gandengan tangannya dari Darius, kemudian wanita itu berjalan ke dapur.
‘’Bagimana, dia ramah bukan?” tanya Darius Ketika Alena sudah pergi ke dapur, tentu saja Darius benar-benar senang, sekarang dia sudah tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, dan sekarang tugasnya lebih mendekatkan Alena dengan Arleta.
‘’Hmm, dia sangat ramah, aku menyukainya sepertinya menyenangkan jika kita bisa lebih dekat, aku bisa menjadikan dia sebagai teman dan pasti akan menyenangkan jika kita melakukan aktivitas Bersama,’’ jawab Arleta dengan riang, tentu saja itu hanya sandiwara, faktanya dia begitu muak pada Alena, dan sungguh Arleta akan mencari cara menjauhkan Darius dan juga Alena, walaupun tau bahwa itu tidak mungkin.
“Aku senang jika kalian bisa akur.’’
“Maaf lama, silahkan diminum bibi,’’ ucap Alena sambil menyimpan minuman dan beberapa cemilan di atas meja.
“Terima kasih, Ale ….’’ Tiba-tiba Arleta menghentikan ucapannnnya Ketika melihat Alena duduk di sebelah Darius, bahkan terlihat jelas bahwa Alena memepet tubuh lelaki itu, tentu saja Arleta menyadari bahwa gadis remaja ini sedang ada maksud lain di balik tindakannya yang manis.
‘’Sama-sama bibi, silahkan diminum,’’ucap Alena, sungguh Wanita itu merasa puas dengan ekpresi Arleta yang terkejut. ‘’Kau pikir kau bisa dekat dengan papa Darius, oh tidak bibi jelek, kau tidak akan bisa, karena papa Darius miliku.’’ Alena membatin, seraya tersenyum puas pada Arleta, bibir kedua Wanita itu saling berbicara dengan kata-kata manis, tapi tatapan mata keduanya tersirat saling mengutuk satu sama lain.
“Arleta kapan kau libur kuliah, jika kau libur bibi ingin mengajakmu berbelanja,’’ ucap Alena, walaupun kesal pada Alena, tapi Arleta harus meninggalkan kesan baik pada Alena di hadapan Darius.
Alena tampak berpikir, “Bibi, dari pada jalan berdua saja, bukankah lebih baik jalan bertiga dengan papa, ia kan papa,’’ ucap Alena yang langsung melihat kearah Darius, tentu saja Darius mengangguk, karena berpikir akan lebih mudah mendekatkan keduanya, tapi tentu saja di pikiran Alena berbeda, jika mereka jalan bertiga, Alena akan terus memepet Darius di hadapan Arleta agar wanita itu panas dan juga sadar diri.
Dan lagi-lagi mata Arleta membulat Ketika mendengar itu, sungguh ia tidak menyangka bahwa Alena akan mengatakan seperti iti, ‘’Benar-benar pintar sekali anak ini.’’ Arleta membatin, “Baiklah jika kau ingin perang dingin, maka ayo kita mulai."’ Arleta membatin lagi.
Dua bulan kemudian
“Apa ada yang menganggumu, kau tampak sedang bingung?” tanya Mix, hingga Arletaaa yang Sadang melamun langsung menoleh kearah samping, ini sudah dua bulan berlalu semenjak dia bertemu dengan Alena, dan tepat seperti dugaanya, bahwa gadis remaja itu mengajaknya bersaing, Tentu saja Alena tidak mengajaknya bersaing secara terang-terangan.
Setiap mereka jalan bertiga, entah itu berbelanja atau pun makan Bersama Alena akan selalu memepet tubuh Darius di depannya, bahkan gadis remaja itu tidak memberikan sedikit pun celah untuk dia mendekatI Darius, dan tentu saja lama kelamaan Arleta menjadi muak dengan sikap Alena, bahkan Ketika mereka akan berjalan berdua saja, tiba-tiba Alena malah ikut alhasil selama dua bulan ini dia tidak pernah berjlan berdua Bersama Darius, karena ujung-ujungnya mereka akan jalan bertiga.
“Masih seputaran anak angkat Darius,’’ jawab Arleta pada temanny yang juga sesame polisi. Arleta bisa dibilang sangat dekat dengan Mix, dan dia juga selalu mengatakan semuanya pada Mix, termasuk hubungannya dengan Darius.
“Kau tidak ingin protes pada Darius tentang sikap anak angkatnya?’’ tanya Mix, hingga Arleta langsung menggeleng.
“Kau piKIr dia akan percaya dengan apa yang aku katakan, kau tau bukan. Bagaimana senstifnya dia Ketik ada yang membahas putri angkatnya,’’ jawab Arleta,
‘’Kau ajak saja anak itu berbicara kemudian pancing dia untuk mengakui perasaannya pada Darius, lalu rekam dan kirimkan percakapan itu pada Darius, dan jika Darius mendengar itu, otomatis Darius tidak akan membiarkan anak itu untuk menempel lagi.’’
Jawaban Mix barusan seperti memberikan angin segar untuk Arleta, kenapa dia tidak terpikirkan dari dulu, benar jika Darius tau pasti Darius tidak akan membiarkan Alena terus berada di sekitar lelaki itu.
‘’Terima kasih, sarannya mix. aku rasa itu ide yang bagus,’’ jawab Arleta. Wanita itu pun bangkit dari duduknya kemudian dia langsung keluar dari ruangannya, kini Arleta berniat menghampiri Alena di kampus, dia akan memancing gadis remaja itu untuk bercerita, dan dia akan mengirimkan rekaman itu pada Darius. Beruntung sekarang Darius sedang ada tugas di perbatasan.
Dan sekarang di sinilah Arleta berada, dia berada di depan kampus Alena, tadi saat di mobil Arleta sudah menghubungi Alena dan mengatakan ingin mengajak Alena bicara, dan beruntung Alena sedang beristirahat, hingga Alena langsung setuju, untuk bicara dan kini Alena sudah berada di café yang ada di sekitar kampus.
‘’Maaf membuatmu menunggu lama,’’ ucap Arleta Ketika menggeser kursi. Hingga Alena langsung menoleh lalu gadis remaja itu tersenyum.
‘’Tidak apa-apa, bibi,’’ jawab Alena, “Kenapa bibi ingin menemuiku?” tanya Alena yang langsung bertanya secara tho the poin.
“’Alena maaf jika bibi lancang, Apa bibi boleh bertanya sesuatu padamu?” tanya Arleta membuat Alena mengerutkan keningnya kenapa raut wajah wanita di sampingnya ini terlihat sangat serius.
‘’Tentu, bibi, memangnya ada apa?’’ tanya Alena lagi.
‘’Bibi hanya ingin memastikan apa perasaanmu pada Darius hanya sekedar rasa sayang anak pada ayahnya atau rasa sayang wanita pada lelaki?”
Tiba-tiba tubuh Alena membeku Ketika mendengar itu, raut wajahnya mendadak pucat, bagaimana mungkin wanita di depannya ini menyadari perasanya pada Darius.
‘’Aku tidak mengerti bagaimana maksud bibi, lagian kenapa juga bibi bertanya seperti itu, bukankah jelas bahwa papa Darius adalah ayahku.’’ Alena berusaha untuk tenang, walaupun hatinya ketar-ketir bisa bahaya jika sampai Arleta bicara macam-macam pada sang ayah.
‘’Jujur, bibi merasa tidak nyaman jika kau terus menempel pada papamu jika kita sedang jalan Bersama, bibi seorang wanita dan bibi mengerti tatapanmu, jadi jika kau memang mencintai papamu, maka bibi akan mundur.’’ Tentu saja Arleta mengatakan seperti itu hanya untuk memancing Alena berbicara, sebab jika dia tidak mengatakan seperti itu Gadis remaja di depannya ini tidak akan mau mengatakan apa pun.
Mata Alena membulat Ketika Arleta mengatakan itu dan sepertinya Alena sekarang terjebak dengan ucapan Arleta karena gadis remaja itu percaya Arleta akan meninggalkan sang ayah. Dan tentu saja Arleta diam-diam tersenyum ketika melihat raut wajah Alena, sudah di pastikan gadis remaja ini masuk kedalam jebakannya.
“Kenapa bibi bisa mengatakan seperti itu?” Alena Kembali berbicara sebelum memberikan jawaban pada Arleta karena dia ingn memastikan terlebih dahulu.
“Usia bibi sudah sangat matang, bibi tidak mau menjalani hubungan yang di recoki, jadi jika kau mencintai papamu bibi akan mundur dengan senang hati.’’
“Terima kasih jika bibi mau mundur dan bibi sadar diri, ya apa yang bibi katakan memang benar, bahwa aku mencintai papa Darius, bukan cinta layaknya seorang putri pada ayahnya,. melainkan cinta wanita pada pria, dan terima kasih juga atas kesadaran bibi,’’ jawab Alena dengan senyum yang mengembang, gadis remaja itu tampak begitu senang Ketika mengatakan perasaanya di hadapan Arleta, sayangnya Alena tidak menyadari bahwa dia sedang di jebak oleh kekasih ayah angkatnya.
“Ya sudah kalau begitu, terima kasih atas waktumu, kalau begitu bibi pergi karena bibi masih ada tugas." Setelah mengatakan itu, Arleta pun bangkit dari duduknya kemudian dia langsung keluar dari café itu dengan senyum yang sangat mengembang, bisa di pastikan setelah ini gadis remaja itu tidak akan pernah lagi menganggu hubungannya dengan Darius
***
Darius masuk ke dalam apartemen dengan langkah yang sangat lemas, wajah lelaki itu sudah sangat pucat. Bahkan separuh jiwa Darius seperti hilang dari raganya.
Dunia Darius menggelap ketika mengetahui apa yang dirasakan oleh Alena padanya.
Sungguh sedari tadi mengemudi mobil, Darius benar-benar tidak fokus. Rekaman pembicaraan Alena dan juga Arleta terus terngiang-ngiang di otaknya.
Tentu saja dia shock ketika mendengar Alena mengatakan mencintainya, dan tentu saja Darius tidak menghendaki itu terjadi. Bagaimana mungkin, putrinya yang selama ini dia besarkan dengan penuh kasih sayang sebagai seorang anak malah mencintainya, tentu saja Darius tidak akan menerima itu karena sampai kapanpun Alena adalah putrinya.
Dan setelah mendengar rekaman itu, Darius yang sedang berada di luar kota memutuskan untuk langsung pulang ke apartemen, dia yakin di kamar Alena ada sesuatu. Dan sungguh Sampai detik ini Darius masih berharap bahwa rekaman itu bukan rekaman suara Alena.
Ketika masuk ke dalam kamar Alena, tiba-tiba pandangan mata Darius tertuju pada meja belajar gadis remaja itu, di sana ada diary Alena hingga Darius pun langsung mengambil diary itu dan membacanya dengan seksama.
Lagi-lagi hati Darius hancur ketika membaca isi diary Alena, bahkan sekarang lelaki itu sudah menjatuhkan diary itu karena tidak percaya dengan tulisan yang ditulis oleh putrinya, dimana memang benar bahwa Alena mencintainya, karena di diary itu Alena jelas-jelas menumpahkan perasaannya.
Dan sekarang Darius mengerti, kenapa selama beberapa waktu ke belakang Alena selalu ingin bertampilan terbuka.
"Tuhan aku harus bagaimana sekarang." Darius rasanya ingin menenggelamkan dirinya sendiri ke jurang, itu saja sebagai seorang ayah dia begitu terpukul ketika mengetahui perasaan Alena.
.
Kira kira setelah ini apa yang terjadi?