FOLLOW IG @THALINDALENA
Jika seluruh wanita di dunia ini sangat mengagumi dan mengidolakan Leo Launder yang merupakan penyanyi solois ternama dunia. Tapi, bagi Danna Capela, Leo tak lebih dari seonggok sampah. Kisah masa lalu Leo yang membuat gadis bernama Danna sangat membenci pria itu.
Tapi, bagaimana jadinya kalau mereka menghabiskan malam panas bersama, hingga pada akhirnya Danna mengandung benih Leo? Apakah Danna akan membuka hatinya atau justru sebaliknya?
Simak kelanjutannya, jangan lupa subcribe agar tidak ketinggalan notif update-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiss
"Leo, lepaskan aku!" teriak Danna ketika pria itu memeluknya dari belakang. Ia memberontak, tapi kalah tenaga.
"Aku tidak akan melepaskanmu!" tegas Leo seraya mengeratkan dekapannya. "Please, Danna ... satu menit saja biarkan aku memelukmu seperti ini," bisiknya tepat di dekat telinga Danna.
Tubuh Danna merinding ketika hembusan nafas hangat pria itu menyapu daun telinganya. Tidak hanya itu saja, detak jantungnya bertalu-talu, dan darahnya berdesir ketika Leo mencium tengkuknya dengan penuh kelembutan. Namun, Danna bukan wanita bodoh, ia tidak akan terbuai hanya karena mendapatkan sentuhan dari pria sialan itu.
Leo mencium tengkuk Danna dengan lembut dan berulang kali. Aroma tubuh Danna yang manis mengingatkannya pada peristiwa 5 tahun yang lalu. Sungguh, dia merindukan aroma tubuh Danna yang sudah menjadi candunya.
"Lepas!" pinta Danna dengan nada marah. "Jika, tidak, aku akan membuat burungmu tidak bisa terbang!" ancam Danna, tidak main-main.
Mendengar ancaman Danna tentu saja Leo takut, lalu melepaskan dekapannya, ia teringat pada kejadian 5 tahun yang lalu di mana Danna menendang buyungnya sampai impotent. Dan karena kejadian itu juga buyungnya tidak bisa bangun sampai sekarang kecuali dengan Danna--pawangnya.
PLAK!
Danna balik badan lalu memberikan cap lima jari ke salah satu pipi Leo.
"Jangan pernah menyentuhku, sialan!" maki Danna, sangat marah, kemudian beranjak dari sana meninggalkan Leo yang masih mematung sambil memegang pipi.
Leo memandang Danna yang semakin jauh dari pandangan, kemudian segera mengejar Danna untuk meminta maaf. Meskipun Danna selalu kasar dan selalu menolaknya, Leo tidak akan gentar untuk mendapatka hati wanita itu.
.
.
Di sisi lain.
Luis bertepuk tangan kecil ketika melihat burung penghisap madu yang terluka itu sudah di obati. "Apakah aku boleh memeliharanya?" tanya Luis kepada Nyonya Kate.
"Tidak boleh, Sayang," jawab Nyonya Kate, lembut.
"Tapi, sayapnya masih terluka, nanti dia akan terjatuh jika kembali terbang ke alam," ucap Luis, memohon seraya menatap burung kecil itu yang merasa hangat di genggaman Nyonya Kate.
"Heum ..." Nyonya Kate tampak berpikir sejenak sambil memandang ke langit-langit Vila. "Bagaimana kalau kau merawatnya sampai sembuh, setelah burung ini sembuh kau harus berjanji untuk melepaskannya." Nyonya Kate memberikan saran.
Luis mengangguk cepat, "Baiklah aku berjanji," jawab Luis sambil tersenyum lebar penuh kebahagiaan. "Aku akan pergi ke gudang, sepertinya di sana ada kandang burung," ucap Luis dengan semangat berlari menuju gudang rumahnya.
.
.
Mobil besar warna merah itu di kendarai Leo menuju rumah.
"Ayolah, aku sudah berulang kali meminta maaf tapi kenapa kau masih diam saja seperti ini?" Leo sangat frustrasi melihat sikap keras kepala Danna.
Danna hanya melirik dengan ekspresi datar.
Huh!
Leo hanya bisa mendesah resah melihat sikap Danna. Denga terpaksa, ia menghentikan mobil yang ia kendarai di tepi jalan.
"Kenapa berhenti?" protes Danna pada Leo.
"Sengaja, agar kau mau bicara denganku!" balas Leo, bahkan ia mengunci semua pintu mobil secara otomatis agar Dana tidak bisa keluar dari sana. "Kesabaranku sudah habis, Danna!" kata Leo, seraya melepaskan sabuk pengaman yang menjerat pinggangnya, dengan gerakan cepat, menarik tengkuk Danna lalu mencium bibir wanita itu dengan rakus.
"Emphhh!" Dann memukul pundak Leo agar melepaskan ciuman itu. Tapi usahanya sia-sia, karena Leo semakin menjeratnya dalam ciuman panas itu.