Rinjani Prameswari yang biasa dipanggil Jani. Gadis cantik yang selalu gagal menikah. Berbagai kejadian tak terduga menimpa calon suaminya hingga ia di anggap pembawa sial.
Anggara Pramana yang biasa di panggil Angga, laki-laki yang selalu dikhianati oleh kekasihnya hingga ia akhirnya tidak peduli saat sang ibu akan menjodohkan dengan seseorang yang ternyata teman SMA nya.
Angga mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut pernikahannya setelah tahu siapa calon istrinya dengan sangat antusias. Sementara Jani, ia bahkan tak peduli hingga tak pernah mau tahu siapa laki-laki yang akan menikahinya.
Bagaimana jika keduanya akhirnya di satukan dalam satu ikatan pernikahan?
Lalu, bagaimana Keduanya melewati ujian pernikahan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya?
Ikuti Ceritanya.
Happy reading 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAM 6 Pindah
Rinjani, After Married (6)
Rinjani menelan pil KB walaupun harus menahan mual. Sejujurnya, ia tidak suka makan obat apapun. Jika sakit pun, ia lebih suka madu dan lain sebagainya. Ia lebih memilih herbal.
Namun, karena takut jika ia memakai KB suntik akan berpengaruh pada k3suburan rahimnya, ia terpaksa melakukannya.
" Mual lagi?," tanya Angga melihat Rinjani meminum air putih dengan jumlah banyak.
" Tidak apa-apa," jawab Rinjani. Ia langsung merangkak ke atas ranjang dan tidur dengan posisi miring.
" Maaf," ucap Angga merasa kasihan. Tapi, ia pun tak ingin punya anak dulu.
Ada alasan lain ia tak menginginkannya.
" Hmm." Rinjani hanya bergumam. Ia lebih baik berkorban seperti ini daripada ternyata kondisi rahimnya jadi kurang baik.
" Besok, kita pergi. Pembukaan kafe akan dimulai akhir pekan ini,"
Rinjani yang baru memejamkan matanya langsung berbalik menghadap Angga.
" Secepat ini?," tanyanya sendu.
" Iya. Pembukaan dipercepat,"
Rinjani akhirnya mengangguk. Ia tidak punya alasan untuk menunda kepergian mereka.
" Memangnya rumahnya sudah siap?,"
" Belum. Masih finishing. Jadi, kita tinggal di apartemen dulu sementara Sampai rumah kita selesai di bangun,"
Angga memeluk Rinjani dalam dekapannya. Ia tahu ini pertama kali sang istri pergi jauh dari kedua orang tuanya. Tapi, mau bagaimana lagi. Kefe miliknya dan para sahabatnya memang membuka cabang di luar kota. Dan ia yang bertanggung jawab pada kafe cabang itu sesuai kesepakatan dengan para sahabatnya.
Keesokan paginya, ibunda Angga datang bersama adik perempuannya yang masih kuliah.
" Kakak kenapa mendadak pergi hari ini?," keluh Amara, adik Angga.
" Pembukaan kafenya di percepat,"
" Kamu baik-baik disini. Jaga bunda, kuliah yang betul jangan hanya main-main,"
" Mara kuliah yang betul kok. Main-main sejak kapan?," kesalnya atas tuduhan sang kakak.
" Yang bolos karena dosennya killer siapa?," goda Angga.
Amara hanya meringis. Itu pertama kalinya ia bolos dan saat itu juga kakaknya memergokinya ada di mall.
" Hehe. Mara kan sudah janji tidak akan bolos lagi. Buktinya sampai saat ini Mara tidak pernah bolos,"
" Alhamdulillah kalau begitu,"
Bunda Aisyah tersenyum lembut memperhatikan kedua anaknya yang mode akur.
" Silahkan di coba besan, ini tadi saya buat dengan Jani," Ummi Aminah meletakkan kue yang masih hangat.
Sejak menikah, Angga memang tinggal sementara di rumah mertuanya karena ia tahu setelah ini, Rinjani harus ikut dengannya. Jadi, selama seminggu ini ia membiarkan Rinjani sepuasnya dekat dengan orang tua dan keluarganya.
" Terimakasih, Bu besan. Malah merepotkan,"
"Tidak repot, kok. Saya dan Jani memang suka memasak kue untuk camilan di rumah,"
" Enaknya," puji Amara membuat sang ibu menggelengkan kepalanya.
" Main comot saja," tegur Bunda Aisyah.
" Enak, Ummi. Maaf ya malah langsung di makan,"
Ummi Aminah tersenyum. " Makan saja. Memang enak apalagi baru di angkat dari oven."
Angga pun ikut menikmatinya. Selama tinggal di rumah mertuanya, ia sudah sering menikmati kue buatan istri dan mertuanya. Manisnya pas. Ia pun jadi ketagihan.
" Sejak kapan kakak suka makan yang manis?," Amara mengerutkan keningnya. Kakaknya sudah makan potongan kedua.
" Sejak menikah dengan kakak iparmu," jawab Angga.
" Wah, saingan dong sekarang," Amara menghabiskan kue di tangannya dan mengambil lagi karena takut kehabisan oleh sang kakak.
" Pelan-pelan makanannya," tegur Bunda Aisyah.
" Nanti di habisin kakak," jawab Amara.
Bunda Aisyah hanya menggelengkan kepalanya.
" Maaf, ya, Bu,"
" Tidak apa-apa." timpal Ummi Aminah. "Ayo di makan yang banyak." Amara dengan senang hati mengambil lagi kue di atas meja.
" Jani nya kemana, Bu?,"
" Sedang menemani Zoya di belakang. Sambil lihat ikan."
" Ya, sudah Angga panggil dulu," Angga pergi ke belakang.
Rinjani sedang tertawa bersama Zoya sambil memberi makan ikan.
Dari kejauhan Angga melihat itu. Rinjani memang keibuan. Ia bisa merasakannya. Tapi, itu saja tidak cukup. Ia benar-benar tidak siap untuk punya anak saat ini.
" Jan, di depan ada Bunda dan Amara,"
" Mereka sudah datang?," Jani bangkit dari duduknya.
" Ayo sayang kita lanjut makan di rumah ya," ajak Rinjani pada keponakannya.
" ibunya kemana sampai dia nitipin Zoya disini?," tanya Angga. Ia sudah tahu nama keponakan dari istrinya itu.
" Nge date. Hari Minggu," jelas Rinjani singkat.
" Memangnya dia tidak mencari orang tuanya?,"
" Sudah biasa. Dari kecil main sama aku. Jadi ya, sudah dekat. Kadang ibunya malah di abaikan."
Angga manggut-manggut. Ternyata segitu dekatnya mereka.
" Masya Allah, anak siapa ini?," Bunda Aisyah mengajak Zoya main cilukba.
" Ini anaknya sepupu Jani, Bunda,"
mereka pun mulai bercengkrama hingga akhirnya Zoya mulai merasakan mengantuk.
" Ti.. Ti .. Ti..." Zoya merengek.
" Jani ke kamar dulu ya, Bunda. Zoya sepertinya mengantuk,"
" Ya sudah, tidurkan dulu saja,"
Rinjani pamit ke kamar. Di ruang tamu tinggal Angga bersama ibu dan adiknya.
" Jangan di tunda-tunda ya. Kalian sudah cocok punya anak. Bunda juga mau punya cucu," Bunda Aisyah menatap putranya yang melihat kepergian Rinjani.
" Sepertinya di tunda, Bun. Aku akan sibuk dengan Kafe beberapa waktu ke depan. Takutnya malah tidak bisa memperhatikan Jani kalau sedang hamil nanti," Angga beralasan.
" Lagipula kami kan jauh dari Bunda dan Ummi. Mungkin nunggu setahun saja. Baru kita program," jelas Angga yang ia sendiri tidak yakin dengan ucapannya.
Bunda Aisyah hanya menghela nafasnya. Ia pun mengangguk. Tidak ingin membebani anak dan menantunya perkara anak.
...******...
" Kita langsung ke apartemen?," tanya Rinjani.
Kepindahannya tidak di antar orang tua maupun ibu mertuanya. Mereka akan mengundang keluarga setelah rumah yang mereka bangun selesai di bangun.
" Ke Kafe dulu ya. Ada yang mau aku bicarakan dengan Alden," jelas Angga yang susah membelokkan mobilnya ke sebuah kafe.
Mereka memang memakai mobil sebagai transportasi. Walaupun harus berkendara berjam-jam, tapi mobil mereka butuhkan untuk transportasi kedepannya di kota ini.
" Maaf ya,kalau tidak langsung istirahat,"
" Kamu sibuk untuk pembukaan Kafe. Tidak masalah," Rinjani mencoba mengerti dengan kesibukan Angga.
" Hai, Ngga. Ini istri kamu?,"
Seorang perempuan berambut pendek dengan setelan celana jins dan kaos hitam mendekati keduanya.
" Iya, kenalkan ini Jani,"
" Oh hai? Maaf tidak datang ke pernikahan kalian. Aku harus ke tempat Tika. Kenalkan aku Nola,"
" Rinjani," Rinjani dan Nola saling berjabat tangan.
" Ada apa? Ada sesuatu dengan Luki?," tanya Angga khawatir.
Tika adalah istri dari Luki salah satu sahabatnya yang sedang melakukan pengobatan di luar negeri karena kecelakaan.
" Katanya bulan depan sudah akan balik kesini. Kondisinya membaik,"
" Syukurlah..."
" Iya. Kemarin juga Khalisa nanyain kamu." ucap Nola membuat Rinjani sedikit tidak nyaman saat nama seorang perempuan di sebut.
" Pasti dia merindukanku.." Angga tertawa tanpa menyadari raut wajah Rinjani mulai tak enak di pandang.
.
.
.
TBC
Duuhhh....jani....
apa kbr tu hti????stlh khilangn,trs skian thn nunggu blm jg hmil....tba2 ada yg ngaku ank suaminya.....
😭😭😭....
stlh prgi ninggalin ank istrinya,status pun sngja d gntung.....dia bhgia dgn kluarga barunya,tp ank istriyg lain di biarkn mndrta....cckkk.....egois...
luki ssuai nmanya....bru jd duda,skrng dpt perawan....kpn mreka dktnya y????ko akoh ga tau.....
😁😁😁....
Ya...karma udh nyktin ank istri,smp anknya trauma buat mnikah....skrng tba2 nongol ngsih slmt...situ sehat???
msa tiap nkah,trs ga cntk lg bkln trs cerai....mau kwin cerai brp kli kl ky gt???pdhl kl udh ga cnta mh blng aja,ga ush alasn sgla.....kn jd kslll....
Smngt y jani sm angga,yg pnting mst sling jjur mlai skrng.....
krna obsesi,akhrnya rugi sndri kn tika....khlngn suami dn ank,sng mntan yg d kjar jg ga pduli.....
Jani udh maafin angga y???
mngkn angga bkln jlasin alasn dia ga mau pnya ank,biar jani ga slh phm lg..btw,jani mst jgain suamimu y...bnyk plakor yg mngintai....
udh mh d slahkn sm suaminya gra2 hmil,trs mlah khilangn bnrn....pst krna dia yg ga d inginkn,mkanya d ambil kmbli....
Sbr y jani...
tkut bgt kl smp jani khilangn,apa lg yg bkin dia msk rs gra2 sng mntan dr suaminya....btw,angga bkln nrima ga y kl jani hml???kn dia blm siap pnya ank ktanya...
Nah loooo.....d talak jg akhrnya...mngkn luki udh nyerah,scra tika blm move on dr mntan....
jgn ksih celah sdkt pun buat pra ulat bulu,mskpn ga cma istri yg brjuang....yg pling pnting kn suaminya yg msti stia,trs jauh2 dr godaan setan.....