Seorang wanita cantik yang suka dengan kehidupan bebas hingga mendirikan geng motor sendiri. Dengan terpaksa harus masuk ke pesantren akibat pergaulannya yang bebas di ketahui oleh Abahnya yang merupakan Kyai di kompleks perumahan indah.
Di Pesantren Ta'mirul Mukminin wanita cantik ini akan memulai kehidupannya yang baru dan menemukan sosok imam untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
"Ulya, Mila kalian nggak boleh bicara seperti itu pada teman kalian. Minta maaf sama Fifia" ujar Ustadzah Nurul.
"Nggak mau!" tolak Mila
"Iyaa aku juga nggak mau! Kita tadi hanya bercanda aja kok, Ustadzah" ucap Ulya
"Bercanda itu yang sewajarnya saja. Mengolok-olok gitu kok bercanda katanya" sindir Sherly
"Hehh orang miskin, jangan sok-sok an belain dia yaaa. Mentang-mentang sama miskinnya di belain" ucap Mila dengan suara sedikit meninggi.
"Ehh marah loh dia. Pantesan cepat tua, suka marah-marah terus" ucap Sherly
Mila yang tak terima pun menggebrak meja hingga menimbulkan suara nyaring.
"Maaf Mila, tolong di jaga perilakunya. Ada Ustadzah di sini. Hormati beliau yang ada di sini" ucap Nayla lembut.
"Jangan sok-sokan alim kamu" ucap Ulya
"Sudah sudah jangan bertengkar. Ulya, Mila minta maaf sama Fifia! Atau Ustadzah akan hukum kalian!"
"Maaf" ucap Ulya dan Mila bersamaan dengan terpaksa.
"Nggak papa" ucap Fifia berusaha tenang walaupun emosinya sudah hampir tumpah meledak.
"Fifia mau ikut menghafal Al-Qur'an seperti yang lain?" tanya Ustadzah Nurul.
"Belum tau, Ustadzah! Mungkin Fifia akan pertimbangkan dulu."
"Minta petunjuk sama Allah untuk mendapatkan pertimbangan yang baik, Fifia. Jika Allah sudah memberi mu petunjuk. Datanglah pada Umi dan bicarakan pada Umi."
"Baik Ustadzah"
"Silahkan kamu boleh duduk kembali."
Fifia pun kembali duduk dan menyimak pembahasan malam ini.
Satu jam berlalu, pelajaran pun sudah berakhir. Fifia, Sherly dan juga Nayla menunggu di depan kelas Yulia. Karena sebentar lagi Yulia selesai mengajar.
"Apa kalian sering menunggu Mbak Yulia di sini?" tanya Fifia.
"Iyaa, kami sekamar memang seperti ini. Siapa dulu yang keluar lebih dulu, pasti akan menunggu di sini" ucap Sherly
"Oohhh.... Ngomong-ngomong dua orang di kelas tadi tuh memang suka bikin rusuh yaa?"
"Iyaa Mbak. Kamu jangan ambil hati yang tadi yaa. Mereka memang begitu, suka rusuh."
"Huussss nggak baik gosipin orang. Dapet dosa loh" ujar Nayla
Sherly hanya cengengesan. "Iyaa maaf Mbak Nayla yang sholehah."
Satu persatu santriwati keluar dari kelas. Mereka menyapa Sherly dan Nayla karena memang mereka kenal dengan teman Ustadzah nya itu.
"Ehh Mbak yang ini siapa? Kok bareng an sama Mbak Sherly sama Mbak Nayla?" tanya salah satu santriwati yang menyapa Nayla dan Sherly.
"Mbak ini namanya Mbak Fifia. Baru datang tadi sore" ucap Nayla
"Oohhh.... Santri baru toh. Cantik seperti namanya hehe... Semoga betah di pesantren ini yaa Mbak Fifia."
"Iyaa, terima kasih doanya." Fifia tersenyum menanggapinya.
"Sudah lama nunggunya?" tanya Yulia saat sudah keluar dari kelas tempatnya mengajar.
"Nggak lama kok, Ustadzah" ucap Sherly cengengesan.
"Kamu ini apa-apaan toh, Sher. Udah jangan panggil Ustadzah gitu. Panggil seperti biasanya aja" protes Yulia
"Iyaa iyaa Mbak" ucap Sherly
"Ayoo kita kembali ke kamar keburu kemalaman" ajak Nayla
Di tengah perjalanan mereka berempat di hadang oleh dua santriwati. Siapa lagi kalau bukan Ulya dan Mila si biang rusuh.
"Hehh, orang miskin. Berlutut kamu sekarang juga di kaki aku dan minta maaf atas perbuatan mu tadi" ucap Mila dengan angkuhnya serta menunjuk Fifia.
"Iyaa betul! Gara-gara kamu. Kita jadi di marahin sama Ustadzah" ucap Ulya
Fifia mengangkat sebelah alisnya. Yang salah siapa coba. Kenapa ia harus meminta maaf. "Nggak salah denger nih. Aku di suruh berlutut dan minta maaf ke kamu.?"
"Y-yaa iyaa. Memangnya kenapa? Kamu nggak mau? Atau mau pake dengan cara kekerasan?" Mila tersenyum mengejek.
"Mending kamu berlutut aja dan minta maaf ke Mbak Mila. Sebelum kamu di banting sama dia" saran Ulya
"Mbak, mending nggak usah di ladeni. Kita balik aja ke kamar" bisik Sherly
"Mila, Ulya lebih baik kalian kembali ke kamar kalian. Nggak baik malam-malam di luar begini" ucap Yulia lembut agar tidak terjadi pertengkaran di antara mereka.
"Hehh, Ustadzah bohongan. Jangan ikut campur urusan kita" ucap Mila lantang dengan berkacak pinggang.
"Kalian kalau bicara bisa sopan nggak sih. Bicara tuh yang sopan dengan orang yang lebih tua dari kamu" ucap Sherly tersulut emosi.
"Tenangkan diri mu, Sherly. Jangan emosi, kendalikan emosi mu. Jika tidak, setan telah berhasil menguasai mu" ucap Nayla berusaha menenangkan temannya.
"Astaghfirullah hal'adzim..... Astaghfirullah hal'adzim...." Sherly beristighfar.
"Jaga bicara kalian selagi masih punya mulut. Jika tidak..." Fifia menatap tajam mereka berdua.
Ulya dan Mila sama sekali tidak merasa menciut di tatap tajam oleh Fifia. Ia semakin merasa tertantang dengan Fifia. "Jika tidak, apa? Mau melawan aku, iyaa? Sini ayoo maju" ucap Mila bersiap menghajar Fifia.
Fifia mengepalkan tangannya erat. Perlahan ia mendekati dua manusia yang sudah membuat sisi iblisnya keluar.
Saat sudah semakin dekat. Suara seseorang menghentikan aksi mereka. "Ada apa ini?" ucap orang itu terdengar merdu, halus. Membuat semua orang menoleh ke sumber suara.
Degh!
Fifia menajamkan penglihatannya melihat sosok lelaki tampan berpakaian putih, sarung yang ia pakai senada dengan baju koko nya, tak lupa peci yang bertengger di kepalanya menambah kesan tersendiri pada sosok lelaki itu.
oke lanjut
semangat untuk up date nya
Alhamdulillah double up date
oke lanjut thor
semangat lanjutkan Thorrrrr