Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
"selamat ya kak alvian dan kak nola" shila dengan berani dan menahan rasa sakitnya tetap memberikan selamat pada pujaan hati yang menikahi kekasih nya
shila hanya diberikan cuti dua hari dan digunakan untuk menghadiri pernikahan kakak sahabatnya, sekaligus ingin melepaskan rasa cintanya yang tak mungkin untuk dimiliki
berharap untuk bersama pun sungguh terlalu tinggi bagi shila yang tak memiliki latar belakang keluarga yang bagus, mungkin semua ibu dari semua laki-laki akan berfikir ulang jika ingin menikahkan anaknya dengan shila
"terima kasih shila, terima kasih sudah datang" alvian menjabat tangan shila dan juga menarik shila untuk memeluknya " maafkan saya tak bisa menjagamu" alvian membisikan sesuatu pada shila
"kak nola cantik banget" shila melepaskan pelukan alvian karena takut istrinya akan cemburu padanya dan beralih memeluk kakak ipar anisa itu
"kamu juga cantik shil, semoga bertemu dengan jodohmu segera" ucap nola yang lembut namun seperti tak tulus pada shila
"iya kak, aku cari anisa dulu ya" shila memang mencintai alvian tapi bukan berarti akan merebut suami orang dan tak pernah terlintas sedikitpun dalam hatinya
"ayah, ibu selamat ya anaknya nambah satu lagi" ucap shila juga memberikan selamat pada orang tua angkatnya yang sangat berjasa padanya selama ini
"iya shil, kamu tetap anak ayah dan ibu ya. jadi jangan menjauh dan seringlah pulang bersama anisa" ucap bu utami juga memeluk shila
jodoh tak ada yang tahu, sejak kecil bu utami dan pak junaidi berharap jika shila yang akan menjadi menantunya dan berjodoh dengan alvian, kenyataannya berbeda alvian menikahi gadis lain
"iya yah, bu" shila beralih ke arah sahabatnya yang begitu cantik dengan make up dan pakai kebaya " shila ke anisa dulu ya bu" tunjuk shila ke arah anisa yang tak melihatnya
"iya"
shila menghampiri anisa yang asik berbicara dengan tamu dan juga teman-teman kecilnya yang datang diacara pernikahan kakaknya
"hei nona cantik, kau melupakanku?" shila memeluk shila dari belakang da mengejutkannya karena shila berbohong jika tak bisa hadir karena bosnya tak mengizinkannya untuk cuti
"astaga shila, kamu beneran dateng" anisa memeluk shila
"jangan mulai nis, aku udah kuat-kuatin buat ngga nangis jangan bikin aku nangis" shila melepaskan pelukan anisa
"maaf, lagian sudahi patah hatimu itu aku pikir adik bosmu juga menyukaimu shil, dia tampan, baik dan juga sangat sopan padamu. tak seperti kakaknya" ucap anisa mengingat beberapa kali bertemu dengan daren
dan benar adanya perlakuan daren pada shila layaknya orang yang memiliki perasaan pada shila, anisa terus saja mendorong shila agar melupakan kakaknya dan mulai menyukai pria lain atau daren
"dia kaya, pewaris kedua dan juga sangat romantis. pangeran berkuda yang kita tunggu adalah dia shil" anisa menaikan alisnya menggoda shila
"dasar ngga waras, ayo makan aku lapar" ajak shila tak mau memikirkan masalah hati. yang hanya akan membuatnya sakit hati lagi nanti
shila tak ingin berlama-lama dalam pesta, setelah makan ia pamit untuk mengunjungi makan kedua orang tuanya sebelum kembali ke kota malam nanti, tak ada niatan untuk bermalam yang membuatnya semakin galau
shila tak mau diantar oleh anisa dan pergi sendiri mengenang kenangan manis di rumah yang terbengkalai saat ini, dulu penuh kenangan dirinya semasa kecil bersama dengan orang tuanya
air matanya terjatuh tanpa sadar, tak mau larut dalam kesedihan shila meninggalkan rumah kenangannya yang kini bukan miliknya lagi, dan entah milik siapa sekarang
shila melanjutkan perjalanan menuju tempat pemakaman orang tuanya, berdoa untuk orang tuanya dan sebelum petang shila kembali ke desa untuk pamit pada ayah dan ibu anisa, dan diantarkan ke terminal oleh teman alvian agar shila cepat sampai terminal mengingat bus terakhir yang berangkat adalah sekita jam tujuh malam
"hati-hati shila" ucap teman alvian yang mengantarkan shila ke terminal
shila segera membeli tiket bus dan masuk kedalam mobil dan duduk disamping jendela menatap langit yang begitu jauh darinya, seperti kebahagian yang juga terlalu sulit shila dapatkan hidup sebatang kara dan hanya mengandalkan diri sendiri
dalam perjalanan shila terus tidur dan tak mau banyak berfikir, hanya ingin menikmati hari-harinya dengan penuh semangat lagi dan menggapai cita-citanya memiliki banyak tabungan
******
pagi harinya shila sudah tiba diterminal dan tak menunggu lama shila pulang ke tempat kost nya, sepi karena anisa masih beberapa hari dirumah orang tuanya
shila masuk kamar dan langsung melanjutkan tidurnya hingga sore menjelang, karena rasa lapar yang menyerang perutnya shila terbangun dan membersihkan diri, setelah merasa segar shila memutuskan untuk keluar mencari makan untuk mengisi perutnya
ponsel shila berbunyi tanda ada panggilan masuk
"iya bu widya, saya sedang diluar" ucap shila
ternyata telfon masuk dari bu widya yang menghubunginya karena anaknya ingin main dengan shila jika shila ada waktu
"bagaimana kalau besok pulang kerja bu, iya ngga apa-apa kok saya malah senang bu" shila menemukan teman baru meski anak kecil
anisa saat ini mulai sibuk disemester akhir dan juga sering pergi dengan kekasihnya, dan shila tak mempermasalahkan hal itu karena memang bukan hak shila untuk melarang pribadi seseorang
"oke bu, besok saya bawa baju ganti sekalian" ucap shila mood nya kembali naik seketika karena celo ingin bermain dengannya
shila kembali pulang dengan tentangan makanan ditangannya dan berjalan sambil bernyanyi penuh semangat. tak sabar menunggu hari esok bertemu dengan teman kecilnya